Ch. 2 - IX

626 72 7
                                    

Hari demi hari gue lewatin dengan rutinitas yang sama aja gue udah sebahagia itu.

Bayangin, tiap pagi gue nganterin dia. Kita juga satu kelompok praktikum yang pasti gue selalu ngintilin dia padahal kita gak satu grup diskusi.

Tiap kuliah, gue akan selalu duduk disebelah dia. Kadang dia tidur, kadang dia bangun dan ngerti banget sama pelajarannya, bahkan kadang dia diem-diem makan. Udah apal. Kalau dia keluar lama pasti dia makan di kantin. Kayak sekarang. Udah 45 menit dia keluar belum balik-balik.

Ckrek.

Gue langsung noleh

Liat, mukanya sama sekali gak merasa bersalah padahal kuliah tinggal 15 menit lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liat, mukanya sama sekali gak merasa bersalah padahal kuliah tinggal 15 menit lagi.

"Kenyang?" tanya gue iseng. Bukannya jawab gue dia malah ngeluarin susu sama roti.

"Rotinya buat kamu aja hehehehehehehe" ucap dia sambil cengengesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rotinya buat kamu aja hehehehehehehe" ucap dia sambil cengengesan.

Gue iseng nyubit pipinya.

"Masih laper? Hm?" tanya gue. Dia geleng-geleng.

"Nda, udah kenyang mamam nasi goyeng hihi seneng" ucap dia. Gantian gue yang geleng-geleng. Untung lucu lu.

"Ini kuliahnya tinggal 15 menit lagi loh"

"Yaudah sih, profnya gak bakal sadar aku tadi makan. Mending kamu juga makan" ucap dia lagi. Tangannya tiba-tiba udah ngambil rotinya lagi terus ngebuka terus nyuapin gue.

"Kak, punten"

Gue sama Chaeyeon noleh ke sumber suara

"Kalau mau pacaran jangan duduk disini. Gue jomblo. Iri" ucap Bambam yang bikin gue sama Chaeyeon nahan ketawa

"Bangsat mentang-mentang udah jadi tebar bucin sana sini anjir. Alergi gue sama bucin" ucap Yugyeom kali ini.

"Iri dia abis putus biarin aja" ucap Bambam sambil nyumpel chiki ke mulut Yugyeom.

Chaeyeon ketawa dikit.

"Nanti siang makan di luar yuk?" tanya gue. Dia ngeiyain.

Sebenernya gue mau modus doang. Kalau di mobil bebas lu mau pegangan tangan juga gak malu-malu ucing kayak di kampus.

Yaudah akhirnya kita makan di luar.

"Kamu pake parfum hari ini?" tanya dia.

Ya, satu sisi Chaeyeon yang gue baru tau sejak deket sama dia adalah ni anak satu maniak parfum. Penciumannya tajam. Bisa bedain parfum a sama parfum b kalau ditutup matanya. Parfumnya juga segudang itu di rumah.

"Iya. Dibeliin papa aku" ucap gue. Dia langsung ngambil tangan gue yang lagi megang setir buat nyium parfumnya.

"Suka. Mirip banget sama wangi kulit kamu. Tapi lebih suka wangi natural kamu sih" ucap dia. Gue masang muka bego. Percayalah, muka gue beneran bego disini.

"Emang kulit aku wanginya gimana? Kan gak ada wanginya" tanya gue.

"Tiap orang wanginya beda tau. Awalnya aku merasa wangi kamu aneh banget tapi makin kesini malah suka HAHAHAHA" ucap dia sambil ketawa dan gue masih gak ngerti dengan parfum parfuman ini.

"Kamu juga pake parfum yang beda hari ini? Kayaknya lebih gak nyengat dibandingkan biasanya" ucap gue

"IYA!" ucap dia semangat dan dimulai lah cerita dia dengan parfumnya. Ceritanya baru berhenti ketika kita sampe di tempat makan. Ckckck bener-bener.

Emang hari-hari gue sama dia kurang lebih seperti ini. Dia yang gak berhenti ngoceh tentang parfume atau gue yang gak berhenti ngoceh tentang musik atau bahkan kita yang diem karena gak tau ngomong apa tapi ujung-ujungnya ketawa karena menurut kita itu aneh.

Tapi hal sesimpel itu bisa bikin gue bahagia kok karena gue di rumah gak sebahagia gue sama dia meskipun gue juga bahagia. You know that feeling when your family terlalu mengatur hidup kalian tapi kalian juga gak pernah kepikiran untuk say "no" to them because they are your family?

Gue selalu berkata iya sama kedua orang tua gue. Bahkan gue merelakan FT demi FK untuk orang tua gue. Tapi gue sayang sama mereka. Gue menganggap bahwa memang ini yang terbaik buat gue.

Gue deket sama keluarga gue. Gue sayang sama mereka. Gue melakukan apapun yang gue bisa untuk balas budi ke mereka. Gue selalu cerita tentang hal yang terjadi di hidup gue. Termasuk Rose dan Chaeyeon.

Hari itu, hari yang paling buruk dalam hidup gue, datang untuk menjemput kebahagiaan gue.

Hari itu gue lagi tiduran di apartemen gue. Mama gue menelfon seperti biasa tapi dengan nada yang tidak biasa.

"Mama gak setuju ya, Jaehyun"

Gue menjauhkan telfon gue sebentar karena mama gue beneran teriak

"Gak setuju apa, ma?" tanya gue memastikan.

"Mama gak setuju kamu sama Chaeyeon. Papa juga gak setuju"

Ya, dunia gue hancur begitu saja.

secret admirer - jjh x jcy ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang