Even a Fool Know 3

415 65 8
                                    

"For whatever reason I really hate myself not getting close to you
I should've come up with any reason to stop this situation"
H.J

J

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gugup, itulah yang Hyunjin rasakan saat ini.
Kaki jenjangnya berhenti tiba-tiba saat objek yang selalu ia pandangi dari jauh kini hanya berjarak beberapa meter saja dihadapannya.

Ah, lihatlah punggung itu, juga bahu sempit yang dulu seringkali ia rangkul tanpa pernah merasa canggung sekalipun.
Bercanda juga berbicara hal-hal tidak penting dari a sampai z yang spontan bisa mereka katakan kapanpun.

Tapi sekarang?

Untuk mendekat saja Hyunjin merasa canggung, apalagi berbicara?
Nanti, ah.. maksudnya sebentar lagi, saat ia berada dihadapannya kira-kira apa yang harus Hyunjin ucapkan?

Menyapanya seperti biasa?
Mengobrol dan bercanda seolah semuanya baik-baik saja?
Itu jelas tidak mungkin.

Jangan bodoh Hyunjin.
Kau hanya akan mempermalukan dirimu sendiri.

"Kenapa malah berdiri disini?"

Satu tepukan pada pundaknya mengusir kalimat-kalimat buruk yang terus masuk kedalam kepalanya, menoleh ke sebelah kanan disana ada Minho dengan tatapan menyebalkannya.

Iya, Minho yang selalu ia anggap adalah rivalnya itu kini tengah menyemangatinya, dan membantunya untuk memperbaiki hubungan yang telah ia rusak.

Sedikit cerita, kemarin sehabis bel pulang berbunyi dengan tidak tahu malunya Hyunjin sudah berdiri didepan kelas Minho.
Menunggu lelaki tampan itu keluar dari kelasnya yang tentu disambut tatapan menyelidik dari yang bersangkutan.

Hyunjin tidak peduli, ia sudah membuang jauh-jauh rasa gengsinya dan memutuskan untuk meminta bantuan Minho agar bisa berbaikan dengan Jeongin.

Kenapa harus Minho?
Kenapa tidak Seungmin?

Jawabnnya sangat sederhana.
Karena Minholah yang akhir-akhir ini terlihat selalu bersama dengan Jeongin, dan karena tentu saja Seungmin tidak mau repot-repot membantu Hyunjin sampai turun tangan kelapangan dan mengorbankan waktunya dengan Chan.

Dan diluar dugaannya, Minho itu tahu maksud Hyunjin mendatanginya walau lelaki tinggi itu belum sama sekali mengucapkan niatannya.

"Baik, akan ku bantu"

Begitulah ujarnya saat kaki mereka telah sampai di parkiran belakang, dengan senyum lebar ia melangkah hingga berdiri tepat di hadapan Hyunjin "Besok siang aku akan menyuruhnya untuk pergi terlebih dahulu ke tempat biasa kalian makan, dan kau hampiri saja aku tidak akan mengganggu" Ucapannya terdengar begitu mudah, namun disini Hyunjin berperan sebagai pelaku utama. Praktek itu tidak sesimpel teori.
Tapi, ia tidak akan pernah tahu jika belum mencoba bukan?

Hyunjin hanya diam, tatapannya terlihat kesal.
Ia hanya tiba-tiba merasa bodoh karena telah secara sepihak menganggap orang sebaik Minho sebagai rivalnya.

Hyunyang Short FicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang