Jika ada pilihan yang dihadapkan padamu, apa yang akan kau pilih?
Melupakan untuk selamanya dan membiarkan kenangan pahit tersebut memudar seperti serpihan bintang yang akan hancur kapanpun atau membiarkan ingatan membekas di relung hati hingga karena tidak ada pilihan lain.
Seandainya aku bisa memutar balik waktu, aku lebih memilih pura-pura tidak tahu untuk suatu hal yang akan kusesali di masa mendatang agar aku tidak merasakan apapun.
Itu lebih baik bahkan jika aku menutup mata untuk menghindari rasa sakit yang hanya sementara tapi akan membekas di ingatan.
Penyesalan, aku tahu apapun yang kulakukan aku tidak akan bisa menghentikan waktu walaupun aku terlahir kembali.
Semua sudah ditentukan dan aku tidak bisa menentangnya walaupun aku mencoba, waktu akan berjalan terus bukan?
Muak dengan segala kenangan saat malam itu yang terputar seperti kaset yang rusak, menghantam logika seolah memaksa untuk mengingatnya sebagai hukuman.
Tidak bisakah alam semesta menghibur dengan memihakku sekali saja, cukup cinta sepihak yang harus aku pendam mati-matian selama ini jangan biarkan malam perpisahan terakhir kita berdua di bawah sinar rembulan terenggut oleh orang lain.
Hanya permintaan sederhana yang aku pinta tapi kenapa semua memilih menjauhiku, jika ingin egois aku lebih memilih tidak memulai semua ini dan berperilaku seolah tidak mengenalmu.
Di bawah sinar rembulan yang semakin redup melukiskan saat terakhir dan akhir cerita kisah kita.
Memang benar kata orang, cinta itu bodoh sekaligus menyakitkan.
[28.04.2020]
KAMU SEDANG MEMBACA
Every Moment In Life
PuisiPuisi esai ( About Struggle of Life, pain of love, self improvement, chit and chat) Hidup itu tidak selamanya indah, pasti akan ada moment-moment tertentu yang membuatmu kesal bukan? Hal-hal tidak terduga atau kesialan yang tiba-tiba menimpa mungkin...