The Styrofoam Boy-5

245 104 27
                                    

Terdengar decakan kagum dan pujian para siswi kala melihat Arga. Namun, cacian mereka lontarkan secara terang-terangan, menatap tak suka ke arah Aresha. lain halnya dengan Arga, ada kesenangan tersendiri baginya. Memiliki banyak fans dan famous di sekolahan.

Mereka sedang ada di kantin, tentu suasana di sana sangat ramai. Para siswi beralih dari makanannya menatap Arga. Mereka bersyukur bisa cuci mata.

Sejak kejadian tadi, Arga mengejar Aresha ke sini dan menghampirinya.

"Sha, sorry ya." Arga menatap lekat sahabatnya itu. Aresha hanya terdiam. Ia marah pada Arga, ada rasa kecewa terhadapnya.

"Sha, gue minta maap tadi gak nepatin janji gue, dan malah berantem." Aresha terkejut dan menatap Arga nanar. Arga meminta maaf karena penyesalannya tidak jadi menjemputnya istirahat tadi, bukan karena Aresha melihat Arga berduaan dengan Siren dan tidak mengingat janjinya itu.

Bodoh sekali Aresha, mengapa hal itu terlintas di pikirannya. Siren pacar Arga kalau dia lupa.

"Iyaa gak papa kok, terus kenapa bisa berantem sama Kak Maxi?" Aresha menampilkan senyum palsunya. Ia sangat sakit, namun ia harus bersikap biasa saja agar Arga tidak curiga.

"Jadi gini, gue kan pacaran sama Siren. Dan lo tau kan kalo Maxi mantannya Siren. Dia tadi nemuin gue dan nyuruh gue untuk ngelepas Siren, gue nolak dan akhirnya kita berantem," jelasnya.

"Seberharga itu Siren buat lo?"

"Yaa iyalah ... asal lo tau Sha, gue pacaran sama Siren itu cuma settingan." Aresha membulatkan mata tak percaya. Apa maksudnya settingan?

"Kok bisa?" Aresha bertanya dengan semangat.

"Lo tau kan ... gue populer di sekolah, dan Siren juga. Kalo gue pacaran sama dia kan jadi couple goals. Kita akan lebih populer di sekolah."

Aresha terkejut bukan main. Pacaran settingan? Hubungan demi sebuah popularitas? Sungguh aneh rasanya. Namun tak dapat dipungkiri, Aresha sangat bahagia. Mereka bukan couple goals yang sebenarnya, tohh mereka juga tidak saling mencintai. Berarti masih ada kesempatan bagi Aresha.

"Woyy! kok malah bengong sih?" Arga menyadarkan Aresha yang tampak berpikir.

"Kok bisa sih Ga, maksud gue, lo pacaran sama Siren karena itu?" tanyanya meyakinkan.

"Iya Sha, tapi sebenarnya gue ...." Ucapan Arga terpotong saat seseorang menarik tangan Aresha.

"Lo yaa, dasar sahabat laknat! Gue di suruh ke sini sendirian, dan lo malah berduaan sama cowok tengil ini." Arga yang merasa tersinggung langsung menatap Abel tajam.

"Ihh Abel, kan gue udah bilang sama lo, ada yang mau kita omongin. Lo gimana sih."

"Yaudah, sekarang ayo kita ke kelas." Abel yang terus menarik tangan Aresha.

"Ishh yaudah. Ga, gue duluan yaa, lagian udah mau bel." Aresha beranjak dari tempat duduknya. Mengikuti pergerakan Abel yang tak sabaran itu.

"Tapi Sha, gue belum selesai cerita ...."

"Lain kali aja. Gue juga udah ngerti semuanya."

Arga mencoba menahannya. Namun percuma, Aresha sudah membelakanginya dan menjauh melangkah ke luar kantin.

***

"Sa lo dari tadi diem mulu. Lo udah lantarin seorang Kenan yang gantengnya ga ketulungan ini," sahut Kenan kesal.

Namun Aksa hanya menatap makhluk di hadapannya itu tanpa ekspresi. Aksa tetaplah Aksa. Jika ia sudah kembali dengan ekspresi datar, akan sangat sulit mengembalikannya.

The Styrofoam Boy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang