POST KONDANGAN EFFECT

9 0 0
                                    




Gelas di tangan perempuan cantik berbusana kebaya modern itu masih setia diapit jari-jari lentik dengan kuku panjang bercat pink pastel, cairan di dalamnya masih tersisa setengah namun si empunya belum berniat menyesap kembali sisa cairan di dalam gelas tersebut. Ia tengah berdiri di sudut ruangan megah yang saat ini sudah di sulap menjadi venue sebuah acara resepsi pernikahan mewah yang barangkali menghabiskan rupiah senilai 10 digit  hanya untuk dekorasinya saja.

Tanpa disadari perempuan tersebut, pria gempal dengan setelan jas yang terlihat mahal namun tetap tak bisa menyembunyikan lipatan lemak disekitar perutnya mendekat dan langsung menepuk bahu si perempuan dengan cepat

"Heh ngelamun aja lo, kesambet tau rasa lo" membuat gelas yang dipegang perempuan tersebut hampir saja tergelincir dari tangan kalau saja ia tak erat memegangnya. Ia mendengus dengan kehadiran pria gempal didekatnya yang mengagetkannya tersebut.

"Apaan sih lo, ga lucu deh" sahut si perempuan ketus.

"Ye lo mah, ngapain sih dari tadi disini? yuk buru nyalamin pengantennya, gue ada jadwal nge-Gym abis ini"

Sara, si perempuan cantik itu menghela napas sembari meletakkan gelas yang ia genggam ke meja terdekat. Ia lalu berjalan beriringan dengan pria berbadan gempal yang merupakan sahabatnya bernama Beno.

Sungguh kalau saja bukan karena mempelai pria memberikan undangan pernikahannya ke Sara secara langsung minggu lalu tanpa bantuan jasa pengantaran seperti undangan-undangan lain yang diterima temannya dan tanpa muka memelas dan suara merdu penuh pengharapan agar Sara datang ke hari bahagianya itu, mungkin saat ini Sara sedang tidak di dalam ballroom luas dengan dekorasi sangat mewah ini dan lebih memilih bercengkerama seharian dengan Ulil, kucing jenis Siberian miliknya sembari menonton serial Anne with An E  yang sedang tayang di Netflix dengan secangkir teh Chamomile kesukaannya digenggaman.

            "Daritadi diem aja kenapa sih? lo sakit? Sariawan? Bibir pecah-pecah?" Tanya Beno agak khawatir, pasalnya semenjak Sara datang ke tempat resepsi pernikahan salah satu temannya ini, ia belum bersuara sama sekali, tentu saja hal ini menjadi perhatian Beno, salah satu sohib terdekat Sara.

            "Gakpapa Ben, gue cuman mikir aja kapan giliran gue nikah ya, gue udah mulai ngerasa tua haha" Kata Sara sambil tertawa sumbang yang terlihat dipaksakan yang juga ditanggapi Beno dengan tertawa sama sumbangnya.

Sudahlah ntar juga cerita sendiri anaknya ke gue . Batin Beno yakin.

Sara berbohong. Tentu saja Ia tidak baik-baik saja. Tolong seseorang deskripsikan perasaan apa yang ada dihati Sara saat ini melihat pria yang selama ini dikagumi eh ralat – dicintai selama bertahun-tahun, menikah dengan perempuan lain dan mengundangmu untuk turut menyaksikan kebahagian mereka sementara di dalam dirimu ada kekuatan maha dasyat yang tengah meremas-remas dan mencincang-cincang hati seakan ia mainan Squishy yang tengah laris dijual di Tanah Abang.

Patah Hati. Bingo !

"Jodoh lo udah diatur kali, gausah dipikirin" Kata Beno kemudian sembari menepuk-nepuk pelan bahu Sara.

"Hooh" balas Sara sekenanya untuk menyembunyikan tenggorokannya yang tengah tercekat saat langkahnya sudah semakin mendekati panggung pelaminan.

***

"Jadi lo galau ditinggal merit sama Ryan nih?"

"Apaan sih lo. Nggak ada ya Galau. Ryan itu sudah gue anggap kakak. He's now happy with his life. Okay" Sara mengusap bibirnya cepat dengan tissu yang ia pegang.

Ia dan Raisa sedang berada disalah satu foodcourt sebuah Mall dekat dengan gedung tempat mereka bekerja. Ini hari Jum'at sehingga jam istirahat mereka lebih lama dari hari biasanya.

"Berapa tahun sih kita temenan? Lo masih gamau jujur masalah perasaan lo sama Ryan. Well, walaupun gue seneng karena lo ga berjodoh dengan Ryan, Tapi seenggaknya be honest to yourself sist. Gaada yang salah dari mempunyai perasaan sama sepupu jauh sendiri kali – kalo itu alasan yang buat lo gamau ngaku kalo lo suka dia..."  Shoot. Raisa masih akan melanjutkan kalimatnya yang sukses membuat kuping Sara panas karena tebakan yang telak saat Sara buru-buru memotongnya.

"Gausah sok tau deh lo ah. Kesel gue dengernya" Ketus Sara sambil melempar tisu bekas ia melap bibir berminyaknya ke muka Raisa karena tindakan kriminalnya mengorek luka hatinya ditinggal nikah yang sedang berusaha ia sembuhkan yang direspon Raisa dengan jeritan sekaligus umpatan kepadanya yang bisa membuat ibu-ibu yang mendengarnya langsung berucap Istighfar.

Memang dasar mulut ketua tadarusan forum selebriti Indonesia. Banyak mudharatnya.

Lagian Sara heran, niatnya menyeret Raisa makan diluar gedung kantor adalah untuk menyegarkan mata dan pikirannya dari stress pasca kondangan ke mantan calon gebetan malah berbalik menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Ia bahkan sama sekali tidak menyinggung nama mempelai pria yang menjadi tersangka patah hatinya saat ini di hadapan si songong Raisa selama makan siang ini namun perempuan itu sungguh memiliki bakat profesional dalam membaca pikiran orang sekaligus membuat mood orang berantakan. Untung temen Ya Allah.

"Yaudah sih sist, ntar malem kita have fun deh di Jenja. si Mario ngajakin mulu dari kemarin ga enak gue nolaknya. Treat on him shay, kapan lagi kan?" kata Raisa berapi-api layaknya sales panci keliling yang suka muterin kompleks. Mario itu pacar yang nomor tiga Raisa saat ini, anaknya pengusaha Restaurant Chinese yang buka cabang di banyak kota, hobinya ngajakin travelling Raisa dari satu Nightclub ke Nightclub lain.

"Skip gue. males banget ketemu orang rasis kayak cowo lo "

"Hahaha peak lo. Lo kali yang rasis, lagian kenapa sih lo gasuka orang china? sadar bu itu elektronik di apartemen lo merek China semua keleus"

"Heh. Mulut lo uler banget sih ! Gue gasuka sama satu doang orang cina dan itu adalah cowo lo si Mario kampret itu. Gausah provokasi lo ah"

Ketidaksukaan Sara sama si Mario kampret ini bukan tanpa alasan, pasalnya cowo yang lebih hapal ukuran Bra cewe dibandingkan Pancasila ini emang Rasis parah. Pernah satu kali saat mereka berkumpul disalah satu night club di Jakarta, si Mario kampret ini nyeletuk kalo orang orang jawa itu takdirnya jadi kacung orang Cina yang langsung membuat darah Sara yang memang asli orang jawa mendidih dan sontak melayangkan bogem mentah ke wajah putih mulusnya si Mario. Terlebih si Mario ini memiliki kecenderungan superior kalo sedang berkumpul bersama, tak terhitung berapa ribu kali ia membanggakan usaha (orang tua)-nya di depan banyak orang dengan selalu menyebutnya keberhasilan orang cina. maksudnya apa coba?

"Duh sis menimbun dendam itu ga baik loh" Celetuk si Raisa yang mulutnya minta disedot vacum cleaner itu.

"Serah lo dah, belain aja terus si pantat panci onoh" Jawab Sara mulai kesal seraya menyedot Thai Tea di depannya hingga tandas.

"Haha, sabar ya sayangku. misi dapet tas Channel yang gue tunjukin ke lo itu belum tercapai, ntar kalo sudah di gengaman pasti gue putusin kok si Mario kampret yang bikin kamu sebel itu. Pokoknya kamu yang nomor satu cintaku. Muach"

"Najis ih. Yuk balik udah jam 1 nih" Sara kembali menyeret tangan Raisa keluar dari Foodcourt, ia tersenyum samar, dibalik sikap Raisa yang bikin naik darah dan ambeyen kalo lama-lama ngobrol dengannya, ia tetaplah sahabat Sara yang paling bisa diandalkan untuk membuat moodnya jungkir balik. Thanks to her, paling engga saat ini ia sedikit bisa melupakan patah hatinya.

"Eh btw, ntar mampir beli Starbucks ya sist. Lo yang bayar tapi, ada gratisan nih gue pake line. Buy 1 get 1 hehe"

"Emang dasar lo uler"

CONSTELLATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang