"Iya mah, mama gausah khawatir hari ini udah mendingan kok flunya, ga pusing lagi kaya kemarin" Sara membuka pintu mobil sedannya dengan satu tangan sedangkan tangan lainnya masih setia memegangi ponsel yang ia tempelkan di telinga. Ia bergegas keluar mobil dan segera menekan tombol pada kunci mobilnya untuk mengunci secara otomatis."Syukurlah kalo sudah membaik, jangan lupa nanti sebelum tidur diminum lagi vitaminnya ya" Kata suara lembut milik mama nya diseberang
"Iya mah, InsyaAllah kalau ga lupa hehe"
"Kamu ini, jangan kayak papamu tuh"
"Kenapa emang papa, mah?"
"Eh emh... ga kenapa-kenapa kok, kamu gausah khawatir. Papa sama mama sehat disini" Jawaban mamanya malah semakin membuat Sara curiga.
"Mama bohong sama anaknya sendiri dosa loh, Sara tau mama pasti nyembunyiin sesuatu kan?" Tuduh Sara, ia masuk ke lift dan memencet angka 16, lantai tempat Apartemennya berada.
Suara mama diseberangnya tak kunjung menjawab "Hallo, Mah?"
"Papamu kemarin pingsan, kata dokter karena kecapekan. Kamu tau kan papamu itu bandel suka lupa kalo disuruh minum vitamin makanya sempet drop pas pulang dinas dari Aceh minggu lalu" Jelas mamanya yang membuat Sara langsung lemas dan dilanda cemas saat mendengarnya.
"Kok mama ga ngasih tau Sara ? Jahat banget deh. Sekarang papa gimana keadaannya? Udah sehat?"
"Papamu yang minta buat ga kasih tau kamu, lagian cuman kecapean kata papamu gitu. Ya sekarang sudah baik, disuruh dokter istirahat dirumah sehari eh tadi pagi malah ngotot ke kantor. Persis kamu banget ga bisa di kasih tau"
Ting
Sara sampai pada lantai apartemennya, ia segera keluar melangkah menuju apartemennya.
"Yaudah nanti aku telpon papa deh aku bilangin supaya gaboleh capek-capek, lagian mama juga pasti ngasi taunya...HOLY SHIT"
"Hah.."
"Halo Sara? Ngomong apa kamu sama mama, dasar ga sopan ya"
"Mah aku telpon lagi nanti ya. Bye"
Klik. Tubuh Sara mematung sekitar lima meter dari pintu Apartemennya mendapati pria bersetelan jas lengkap berwarna biru navy yang membalut tubuh tegap sempurnanya berdiri dengan kedua tangan yang dimasukan kedalam kantong celana. Pria itu menatap manik mata Sara yang tengah melotot memperlihatkan keterkejutannya karena kehadiran sosok yang tidak ingin ia jumpai lagi.
Tolong ingatkan Sara untuk menjambak rambut Raisa secepatnya.
"Hi, apa kabar?" Kalimat pertama yang meluncur dari mulut pria disertai senyum yang setara pemanis buatan itu mengembalikan Sara dari keterkejutannya, ia mulai bisa menguasai diri dengan menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Kabar baik sebelum ngeliat lo disini, ngapain lo kesini?" Jawab Sara ketus, Ia mendongakkan kepalanya menatap manik mata pria itu yang ternyata berwarna biru gelap, tampak serasi dengan jas yang tengah ia kenakan. Pakai softlens kah?
Woy fokus Sara, lo lagi antagonis ini ceritanya.
"Saya mau mengembalikan ponsel kamu. Tapi sebelumnya saya ingin berbicara dengan kamu, Well i think we need to clearing up something between us" Kata pria itu sambil menggaruk pelan bagian belakang rambutnya yang Sara yakin sebenarnya tidak gatal itu.
"There is nothing between us. So we dont need to clearing up everything you wanna clear now. I dont fucking care with what are you gonna says. So please just go from my place. I beg you" jawab Sara masih mempertahankan nada sinisnya.
Sara juga tidak mengerti kenapa ia bisa terlampau keras dan sinis dengan pria didepannya yang well sudah cukup berbaik hati mendatanginya untuk mengembalikan ponsel dan mungkin untuk minta maaf? Ia hanya... ehm kesal karena kedatangan pria yang tiba-tiba disaat dirinya belum siap untuk membahas kembali sesuatu yang kadang masih membayangi ingatannya itu.
Apakah benar ia sudah terlalu over negative thingking terhadap orang seperti yang Raisa bilang padanya?
No. It's just a way to prevent yourself from something bad that might happen in the future. Kata entah Setan atau Malaikat di dalam dirinya berbicara.
Pria itu tampak terkejut dengan respon keras dan sinis dari Sara, ia nampak ingin membalas mengatakan sesuatu saat dering ponsel yang berada di balik jasnya berbunyi. Pria itu mengambil ponselnya dan menjawab panggilan telpon masih dengan manik matanya yang menatap Sara. Intens.
"Hello? Please do it later"
...
"I can't now, please just handle it for me"...
"Ugh. Damn you ! Wait, i'll be there in a minute"
Pria itu mengembalikan ponsel kedalam saku kemejanya. Ia lalu mengambil sesuatu dari kantong celananya dan berjalan mendekati Sara.
"Ini ponsel kamu" diserahkannya ponsel itu ke Sara dan diterima wanita itu dengan cepat.
"Thanks" cicit Sara super pelan, hanya seperti suara helaan nafas.
"Listen, you might still mad at me right now, That's why i need to talk to you" Pria itu sudah berdiri didepan Sara dan hanya terpisah beberapa langkah saja sehingga Sara yang ternyata hanya setinggi telinga pria itu harus mendongakkan wajahnya sedikit keatas untuk bisa melihat manik mata biru gelap pria tersebut.
"I said before.."
"Sara, I don't have time right now, i need to come back to the office asap. I'll be back here soon. Setelah itu kita harus bicara" lanjut pria itu menatap mata Sara beberapa detik sebelum berjalan dengan terburu-buru meninggalkan Sara yang mematung ditempatnya akibat tatapan pria barusan. Ia tiba-tiba merasa kesal karena kepergian pria itu dengan seenaknya setelah berhasil membuat jantungnya mulai berdetak tak beraturan.
Apa artinya kalimat tadi? Apakah dia berkata akan kembali lagi menemuinya? Tapi untuk apa? Ponsel mereka sudah kembali ke pemilik masing-masing kan?
Ugh. Sara butuh teh chamomile sekarang juga !
KAMU SEDANG MEMBACA
CONSTELLATION
RomanceSebuah kejadian patah hati yang dialami oleh Sara mengarahkannya bertemu dengan Bima, pria irit bicara dengan tatapan mata tajam yang sering membuatnya terintimidasi tanpa alasan. Disaat yang sama ia bertemu dengan Pilar, sosok pria menyenangkan yan...