BROKENHEART MISSION

3 0 0
                                    




"Oke tolong Nina bikin notulensi rapatnya dan kirim ke saya sejam lagi ya. Untuk sementara cukup. Sara dan Adit tetap kontak dengan konsultan dan laporakan ke saya update untuk hari ini, yang lain siapkan bahan materi sesuai agenda besok ya. Thanks team, selamat beristirahat. see you tomorrow !"

Pria setengah botak dengan kacamata tebal yang  bangkit dari kursi kebesarannya di tengah-tengah meja berbentuk letter U  dan melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan  sontak membuat seluruh manusia yang tersisa di dalam ruangan menghembuskan nafas lega.

Sara akui, ini rapat terpanjang dan paling menguras energi dan pikirannya sepanjang tahun ini. Disamping lokasi rapatnya yang fantastis dan menyenangkan  yakni di Pulau Dewata sisanya was sucks ! Percuma ia sedang di Pulau Bali kalau 2 x 24 jam semenjak ia tiba di Bandara Ngurah Rai, belum sama sekali ia menginjakan kaki keluar dari Hotel tempat ia tidur dan Meeting sialan ini. Dan hey masih ada 3 hari lagi ! Someone please shoot me now.

Sara mengeluarkan ponsel yang di mode silent dari sejak meeting dimulai tadi. Jam berapa sekarang ? Gila hampir jam 10 Malam dan ia sama sekali belum menyentuh makanan berat selain sarapannya hari ini yang hanya seporsi egg benedict dan segelas green tea serta beberapa cookies saat mereka coffeebreak yang teramat sebentar sore tadi.

Isi pesan whatsappnya dibombardir oleh Beno dan Raisa, dua orang kutu kupret yang selalu merecokinya dengan segudang titipan kalau ia pergi dinas ke luar kota. Mereka tidak mengerti kalau disini ia bahkan tidak punya waktu untuk makan dan Demi Tuhan ia ke Bali bukan untuk liburan, mereka ngerti ga sih definisi dari Perjalanan Dinas itu apa ? Arghhh

Pesan Raisa muncul lagi di layar ponsel yang sedang ia genggam seolah perempuan itu yakin pesannya akan segera di baca oleh sang  pemilik ponsel.

Eh gue nambah beliin organic peanut butter sama sambalnya Bali Buda masing-masing dua ya shay, mau gue kasih ke mama nya Leo, biasa mau cari muka depan camer. xoxo

Sara menghela nafas panjang. Sabar... Orang sabar rejekinya lancar. Ia memilih mengabaikan pesan si uler Raisa dan men-diall nomor Beno.

"Halo, Ben. Lo dulu pernah cerita ada club daerah seminyak yang ga gitu rame itu apaan namanya?"

"Lo mau clubbing?"

"Engga, temen gue yang mau kesana "

"Serius bukannya lo? gausah bohong kali , gue tau lo lagi stress. You know i'll always be there kan babe? don't hold your problems by yourself ya"

"Nanti ya Ben, kalo gue siap buat bahas itu. Suntuk banget gue sekarang. I need some activities to relax my mind"

"Yaudah it's ok, pokoknya you have to know i'm here and got your back always babe"

"Thanks Ben, mau nangis gue kan jadinya"

"Haha sialan, anyway nama clubnya Kudeta, lo cari aja di google alamatnya"

"Thanks again"

***

"Sepi dari Zimbabwe ! " Sara mengumpat begitu masuk ke Beach club bernama Ku De Ta hasil referensi Beno, Ia sedang butuh tempat minum dan joget untuk melepas stress namun bukan tipikal club yang saat ini dipenuhi orang berjejal-jejalan dengan gelas di tangan mereka dan sedang berjoget dengan liarnya. Ini terlalu ramai baginya. Boro-boro joget leluasa, yang ada tubuh rampingnya ini akan kegencet begitu masuk ke pusaran orang-orang yang sedang menggila berjoget itu.Oke emang ia yang aneh karena di Bali mustahil ada night club yang sepi bahkan Literally ga ada. But, she just can't handle the crowdedness, too much to bear.

Well, lo udah sampe disini Sara. just bear with it. Kata setan dalam dirinya

Sara memilih duduk di single chair beach front dan memesan aglio olio serta sebotol Tequilla untuk menemaninya dalam misi melepas stress malam ini. Raisa bakal megap-megap kalau tau ia memesan sebotol Tequilla hanya untuk dirinya sendiri yang mungkin tidak akan ia habiskan. Ia benar-benar harus merogoh kocek lumayan untuk misi kali ini. Screw you broken heart !

Suara deburan ombak pantai di depannya cukup membantu membuatnya sedikit rileks. Ia memandang laut didepannya yang berwarna hitam pekat dan seketika bayangan pria itu mulai merajai kembali pikirannya. Ia benci harus mengakui bahwa satu minggu selepas acara kondangan sialan itu, ia belum bisa melupakan pria yang telah menawan hatinya sejak 6 tahun yang lalu itu.

Di kolom ramalan bintang salah satu majalah yang pernah ia baca saat sedang perawatan rambut di salon langganannya, Sara membaca bahwa zodiaknya, Cancer adalah tipikal pasangan yang setia dan melakukan segala cara untuk  dapat mewujudkan konsep Cinta Sejati. Tapi lihatlah sekarang, Ia duduk di tepi pantai menyesali dirinya yang pengecut dengan perasaannya sendiri. Demi Tuhan ia telah menghabiskan waktu 6 tahun lamanya hanya untuk mengagumi dan mencintai sang sahabat yang juga merupakan sepupunya sendiri, yang ia pendam sendiri cintanya karena ketakutan akan rusaknya kedekatan mereka oleh sebuah pengakuan. Ia tidak mau dan tidak bisa mengorbankan kedekatan mereka selama ini untuk hal yang pasti akan menghancurkan. Ya jelas menghancurkan, terbukti kan sekarang? Sepupunya JELAS sama sekali tidak memiliki perasaan yang sama dengannya.

Sekarang cukup Sara yang perlu menyelesaikan masalah patah hatinya sendiri, pria itu sudah bahagia dengan pasangannya. Sudah cukup seharusnya menjadi alasan bagi Sara untuk berhenti mengharap, berhenti mencintai dan melupakan pria itu sesegera mungkin dari hidupnya.  Ia tidak boleh menyakiti diri sendiri lebih dari ini.

Ya, seandainya mengobati patah hati segampang ia menegak bergelas-gelas Tequilla didepannya dan wuss ia akan lupa dengan pria sialan itu setelahnya. Kenyataanya ini sudah gelas ke 5 berisi cairan alkohol yang hendak ia tenggak, namun bayangan si pria itu malah semakin berani menari-nari di pikirannya. Brengsek.

Sara mengambil ponsel dan gelas berisi cairan Tequilla lalu melangkah menuju pantai, ia ingin mempraktekan scene yang sering ada di film maupun novel yang ia baca. Berteriak lepas dan sekeras-kerasnya di pantai, ia belum pernah mencobanya dan apa salahnya mencoba kalau memang bisa membuat hatinya lega dan bebannya hilang seperti kata para penulis novel-novel yang pernah ia baca itu.

Sambil berjalan terhuyung efek minuman yang membuat kepalanya terasa ringan tanpa sadar Ia menabrak seseorang dari arah bibir pantai yang menyebabkan gelas dan ponselnya nya terjatuh ke pasir.

"I'm sorry, Are you ok?" Tanya seseorang yang ia tabrak sambil memegangi lengan atas Sara yang hendak terjembab akibat menabrak orang tersebut.

"Hmm yes i'm good. Don't worry he he he" Sara memungut ponsel yang terjatuh di pasir dan gelasnya seraya melepaskan pegangan orang tersebut dari lengan atasnya, ia kembali berjalan terhuyung menuju bibir pantai meninggalkan orang tersebut yang juga tengah mengambil ponsel nya yang jatuh saat bertabrakan dengan perempuan mabuk barusan.

CONSTELLATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang