1

255 76 14
                                    

Hallo.....
Saya pendatang baru di wattpad, dan ini cerita pertama yang saya publikasi.
Jadi selama #dirumahaja saya mau coba buat cerita

Suara tawa dari beberapa anak berumur lima sampai enam tahun sore itu, saling bersautan melengkapi keramaian taman bermain. Tetapi tidak dengan anak perempuan yang baru saja datang menghampiri sekumpulan anak lain sambil menggendong sebuah boneka panda dipangkuannya.

Anak perempuan berparas cantik itu bernama Aneska Dhiya Berliana, dia mampu menghentikan aktivitas bermain dan tawa heboh anak-anak lain pada saat itu.

Anes menghampiri anak perempuan yang umurnya lebih kecil darinya. Anak itu terlihat sangat gembira bermain dengan anak-anak lain. tapi, raut wajahnya berubah setelah Anes menarik pergelangan tangannya.

"Lepasin" anak kecil itu melepas paksa genggaman Anes dari pergelangan tangannya " kamu harusnya ga kesini. Lihat, teman-temen aku takut sama kamu" ujarnya dengan tatapan penuh kebencian.

"aku punya boneka baru" tunjuknya dengan tatapan datar.

"Aku ga mau main sama kaka, kaka gila !" Anes tertunduk. Dia baru saja menelan mentah-mentah pernyataan pahit yang dilontarkan oleh anak perempuan yang kini berlari menjauh meninggalkannya.

Setelah kejadian itu, anak-anak lain ikut pergi dari taman bermain dan menyudahi permainan mereka, meninggalkan Anes yang duduk di samping tiang ayunan. Beberapa menit berlalu, dengan nafas yang tidak beraturan seorang laki-laki berusia dua belas tahun memeluk tubuh mungil Anes.

"Anes jangan nangis dong, emang Anes ga malu di liatin panda?" Haga berusaha menenangkan Anes. Anes hanya menatap sendu kakaknya.

"Anes gil..." Tak sempat Anes menyelesaikan ucapannya. Karena Haga, dengan cepat menutup mulut adiknya itu dengan jari telunjuk miliknya.

"Anes anak baik" ucap Haga penuh kepastian. "Anes ga gila" tambahnya sembari menggelengkan kepala.

"Tapi Nana bilang..." Lagi-lagi ucapannya dipotong dengan cepat oleh Haga.

"Anes istimewa.....Anes spesial" bantahnya dengan sedikit penekanan.

Anes memang tidak menangis, tapi raut wajahnya dengan jelas menunjukan bahwa dirinya kini sangat sedih.

Anes menatap mata hazel milik Haga yang begitu ramah menatap kearahnya. Luluh, Anes memeluk kakanya sebagai jawaban.

Dalam dekapan Haga, ia melihat dua anak sepantaran dengannya. Yang satu perempuan, satunya lagi laki-laki. Anes mengenal salah satunya, dia Sherina. Tapi anak laki-laki di samping Sherina dia baru pertama kali melihatnya.

"Dia siapa?" Tunjuk Anes pada anak laki-laki itu sambil menatap wajah Haga kakaknya.

"Dia saudaraku Anes, dia baru datang tadi siang" dengan cepat Sherina memperkenalkan anak laki-laki itu.

Anes menjulurkan tangan kanannya, mengajak berkenalan setelah Sherina dan anak laki-laki itu berjalan mendekati Anes dan kakaknya.

" Aneska dhiya Berliana ? Kan?" Ucap anak laki-laki itu setengah bertanya dan memastikan bahwa ia tidak salah menyebutkan namanya, tak lupa ia juga membalas aluran tangan mungil Anes.

"Ehh?" Anes dibuat bingung, bagaimana bisa seseorang yang baru ia kenal mengetahui namanya, bahkan lengkap.

"Samudra" dengan tangan yang masih saling berpegangan samudra menyimpulkan senyumnya, senyempurnakan keindahan bibir kecil miliknya.

#Ini bagian prolog ceritanya, maaf ya kalau bahasanya masih belepotan, dan ceritanya jelek. Jadi saya dengan senang hati menerima saran dan masukan kalian.

Berlian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang