"Aneees" laki-laki dengan tubuh tinggi dan wajah tampan blasteran pakistan-Indo menyapa Anes yang sedari tadi hanya diam dari pertama masuk jam pelajaran sampai jam istirahat, ia bahkan tidak menyadari bahwa laki-laki yang tengah menyapanya ini di marahi dan di hukum tidak mengikuti pelajaran karena telat."Sudah kenyang kamu? padahal baru tiga jam berdiri di depan kelas. seharusnya tidak usah masuk kelas saja kamu Yasa. Sungguh damai kelas ini" Ledek Ara yang yang sibuk mengeluarkan kotak bekalnya.
"Berisik Ayyara, Nes Lu sakit? Ko diem aja"
"Nes bawa bekal ga?" tanya ayyara lebih dulu mememotong Yasa
"Bawa Ra, tapi aku sedang tidak nafsu makan"
"Mau ke kantin Nes? Yuk gue anter"
"Anes kan sedang tidak mau makan Yasa Shiraz alfarezi " lagi-lagi ayyara yang menjawab pertanyaan dan tawaran yang dilontarkan Yasa.
"Lu bisa ga sih gausah ikut campur" Yasa dengan raut wajah kesalnya duduk menghadap Anes yang hanya memperhatikan teman-temannya yang sedang beradu mulut itu.
Ga bisa apa nyonya ayyara Yuan adsila ini pergi bentaran aja ninggalin gue sama Anes, dasar ga peka. Yasa menggerutu dalam hati.
"Tuan Yasa kamu sudah menggangu makan siang ku, lebih baik kau pergi. Disini singgasana ku, jadi tidak mungkin aku pergi meninggalkannya" usir ayyara dengan senyum setengahnya.
"Lebay lu, Nes ko lu kuat sih punya temen ke dia"
Anes hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat perkelahian kedua temannya itu.
Apaan sih padahal dia peka tuh, tapi tetep aja dia ga mau ngalah huh ! Tambah Yasa dalam hati
"Sudahlah kenapa harus berkelahi seperti itu" lerai Anes.
"Nes, kamu mau ga anter aku ke toko aksesoris pulang sekolah nanti?" Tanya Ayyara.
"Boleh" jawab Anes singkat.
"Gue ikut ya" pinta Yasa
"Ga" dengan cepat Ayyara menolak.
"Pelit lu" Yasa bangkit dari kursi yang baru saja ia duduki lantas pergi menghampiri beberapa teman laki-lakinya.
"Yee, dasar yasa baperan" celetuk ayyara dengan mulut penuh makanan.
Anes mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.
Anes : Pa, hari ini tidak usah menjemput ke sekolah ya..
Papa : Mau kemana dulu Nes?
Anes : Anes mau antar Ayyara ke toko aksesoris dulu pa
Papa : kalo mau pulang kabarin aja nes, ntar papa jemput
Anes : Iya pa
Anes memasukkan kembali ponsel miliknya ke dalam tas setelah ia mengirimkan pesan kepada Tanu papanya.
"Kamu ga lapar Nes ?" Tanya Ayyara memastikan, Anes hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Lihat Nes" Sontak Anes langsung menoleh ke arah yang temannya tunjuk dengan menggunakan mata bulat hitamnya itu. Arah petunjuk itu mengarah pada seorang laki-laki yang duduk dalam kerumunan anak laki-laki lain yang asik berbincang. Meski sibuk mengobrol, tapi bola mata abu-abunya tidak lepas melirik wajah dingin Anes. Anes yang menyadari bahwa dirinya tengah di perhatikan langsung membuang wajah dan menunduk.
"Sepertinya Yasa suka sama kamu Nes"
"Tidak mungkin Ra"
"Loh kenapa? Lihat kan barusan?mulut kemana mata kemana" Anes tidak menjawab "Emm aku jadi makin penasaran gimana wajah pangeran masa kecil yang sampai saat ini membut seorang Aneska tidak melirik laki-laki manapun termasuk Yasa" wajah dingin Anes menyimpulkan senyum tipis sambil menyikut pelan Ayyara.
Bahkan aku tak tau dia seperti apa sekarang, jawabnya dalam hati.
Beberapa menit kemudian bel kembali bernyanyi menandakan waktu istirahat sudah harus terganti oleh jam pelajaran selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berlian
RomanceAneska Dhiya Berliana, Remaja berusia tujuh belas tahun. Wajah cantik dengan rambut hitam sebahu miliknya itu tidak bisa membuatnya memiliki begitu banyak teman. Dia juga tidak terlalu mengharapkannya karena ia lebih suka bersama dengan keluarganya...