"Hey Lepasin!!!"
"Lepasin gak?!"
"Gue laporin ke komnas perlindungan anak loh kalian"
"Heh botak! Lepasin gak?"
"Heh jangan tarik-tarik lengan baju gue! Ini belinya mahal! Cuman ada satu di dunia!"
Kedua pria berbadan besar itu tisak menghiraukan teriakan dan makian gadis yang tengah meronta-ronta dalam cengkraman keduanya. Mereka tampak tenang walau gadis itu terus berusaha keras melarikan diri. Bahkan gigitan yang diberikan gadis itu sama sekali tak berdampak apapun bagi keduanya. Mereka terus menyeret gadis itu keluar dari sebuah gedung.
Saat mereka sudah berada di dekat pintu mobil, barulah kedua orang berbadan kekar itu melepaskan si gadis. Gadis itu mengusap pergelangan dan tangannya yang terasa perih. Ia menatap tak suka kepada dua orang yang menyeretnya tanpa berkata apapun.
Gadis itu mengalihkan pandangan ke arah mobil disampingnya. Sebuah Mercedes-benz GLC Coupe berwarna hitam mengkilap terlihat begitu menawan. Tangannya terulur mengelus mobil yang bahkan pertama kalinya ia lihat itu.
"Masuk." Gadis itu kembali mengerucutkan bibirnya. Akhirnya salah satu diantara dua orang berbadan berseragam hitam itu mengeluarkan suaranya, meskipun itu adalah kata perintah yang membuat gadis itu semakin kesal. Ia menghentakkan kakinya dan memasuki mobil itu.
Gadis itu tersentak kaget, mendapati ternyata ada seseorang yang sedari tadi duduk tenang didalam mobil itu. Gadis itu meneliti seseorang yang sedari duduk disampingnya, tampak menawan dan kacamata hitam menutupi matanya.
"Jesya Kanaka Surza, Jisoo?"
"Iya, gue Jisoo. Lo siapa?"
"Jalan."
Gadis yang bernama Jisoo itu dibuat panik saat mobil mulai melaju.
"Heh, lo siapa sih? Kenapa bawa gue? Lo mau bawa gue kemana? Lo mau culik gue ya? Dasar penculik.." Jisoo memukul-mukul lengan orang disampingnya, meluapkan kekesalan.
"Turunin gue gak? Atau gue teriak nih!"
"Kamu bisa diam? Tidak usah memukul saya seperti anak kecil."
"Bodo!! Lepasin gue!!!" Jisoo memekik keras hingga membuat orang disampingnya menutup kedua telinganya.
"Jesya!"
"Apa?!" Orang itu terdengar berdecak saat Jisoo malah membalas membentaknya.
Merasa lelah karena perlawanannya tidak menimbulkan hasil, Jisoo memilih diam dan membiarkan punggungya bersandar pada sandaran kursi mewah ini. Ia melipat kedua tangannya didepan dada sembari menatap tajam orang asing disampingnya. Kalau bukan karena dirinya akan dibawa kemana, Jisoo sudah memutuskan untuk lompat dari mobil ini.
Padahal ia berhenti karena terpesona melihat 'penculiknya' ini.
Jisoo tampak membulatkan matanya kaget saat memasuki sebuah rumah,.. Oh bukan, Istana... Bukan, bukan. Ini lebih terlihat seperti mansion mewah. Gadis itu sempat terpukau beberapa saat melihat halaman yang sangat luas itu. Saking terpukaunya, Jisoo tampak tidak sadar jika seeorang disampingnya sudah keluar dari mobil. Jisoo tersentak kaget saat seseorang membukakan pintu untuknya.
"Ini.. Mansion punya siapa?" Tanya Jisoo. Bukannya menjawab, yang ditanya malah berlalu dari hadapannya. Jisoo berdecak kesal dan langsung mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
Fanfic"Jen, panggil aku sayang dong.." "Mahal." "Pelit banget sih, minta panggil sayang doang disuruh bayar. sekali aja, ya?" "Mahal." Jisoo mendengus, "Katanya sayang. Tapi disuruh panggil sayang aja perhitungan banget." Kini gantian Jen mendengus lalu p...