07

2.3K 238 27
                                    

Akhirnya inget pasword 🙃

Pi Reading, selamat menikmati typo🙃


.

"Ih kak Yena, aku masih ngantuk. Aku baru tidur tiga jam. Nanti aja deh bangunin aku kalau udah mau makan siang," racau Jisoo dalam tidurnya. la menggeliat di dalam selimut saat merasakan guncangan di bahunya. Ia berdecap kesal dengan mata tertutup saat merasa selimutnya ditarik. Jisoo meraba-raba untuk mencari selimutnya dan menarik selimut itu kembali untuk menutupi tubuhnya dari dinginnya pendingin ruangan.

"Bangun." Jisoo sontak membuka matanya saat mendengar suara yang ia yakini bukan suara Yena yang selalu membangunkannya setiap pagi.

Jisoo terduduk saat melihat Jennie lah yang tengah berdiri di pinggir ranjang. Sedang menatapnya dengan tangan yang ia lipat di depan dada.

"Lo... lo ngapain disini?" Tanya Jisoo heran.

"Cepat mandi, setelah sarapan kita jalan-jalan," ucap Jennie sukses membuat kedua mata Jisoo membulat. Apa ia sedang bermimpi?

"Jii!" Jisoo terjaga dari lamunannya. la sedang tidak bermimpi. Jennie kini sedang berdiri di hadapannya, tidak menggunakan
setelan jas seperti biasanya. Namun menggunakan pakaian santai namun terlihat sangat modis. Ah, benar-benar menawan.

"Saya tunggu di ruang makan." Jisoo mengangguk sebagai jawaban sementara Jennie berjalan keluar dari kamar Jisoo.

Sebelum benar-benar keluar, Jennie sempat melirik kondisi kamar Jisoo yang sangat mengenaskan. Belanjaannya kemarin tergeletak di lantai begitu saja. Ada yang masih berada di dalam tas belanjaan, namun ada juga yang sudah keluar.

Sepertinya kemarin Jisoo benar-benar menggunakan kartu kredit yang ia berikan dengan sangat baik dan maksimal. Buktinya pagi ini Jennie sudah mendapatkan pemberitahuan tagihan kartu kredit hampir 700 juta.

Sepeninggalnya Jennie, Jisoo memukul-mukul pipinya memastikan bahwa yang baru saja masuk ke kamarnya adalah Jennie.

la tiba-tiba tersenyum sendiri mengingat Jennie akan mengajaknya untuk berjalan-jalan. Ah jarang sekali saat-saat seperti ini. Sepertinya ada gunanya juga ia marah-marah dengan Jennie kemarin.

Jisoo terkekeh geli saat menyadari bahwa sebenarnya tadi malam ia tidak sepenuhnya marah, ia hanya ingin bebas dari amarah Jennie sehingga memilih untuk marah terlebih dahulu. Meskipun begitu Jisoo memang tidak suka dengan cara Jennie
memperlakukannya. Namun sepertinya Jennie bisa dimaafkan karena akan mengajaknya jalan-jalan hari ini.

Jisoo teringat sesuatu, tiba-tiba saja gadis itu melompat dari ranjangnya dan berdiri di depan cermin. Ia menghela napas lega saat melihat dirinya tidak terlalu buruk di pagi hari. Jika ia tahu lebih awal bahwa pagi ini Jennie akan datang ke kamarnya, pasti ia akan berdandan dulu sebelum tidur. Jisoo terkikik memikirkan hal itu. la pun akhirnya langsung pergi ke kamar mandi untuk bersiap- siap pergi dengan Jennie.

.

"Kita pakai mobil lo yang ini?" Tanya Jisoo saat Jennie berjalan menuju mercinya.

"lya, memangnya kenapa?"

"Gue gak mau ah. Gue gak mau disopirin.
Gue mau kita berdua aja yang pergi."

Jennie menautkan alisnya mendengar permintaan Jisoo yang terdengar aneh baginya.

"Lalu yang menyetir siapa?”

"Ya elo lah."

"Saya tidak terbiasa menyetir."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang