Pada kelap-kelip mungil yang terlihat dari tempat berpijak, bertempat di bentang gulita sang angkasa. Ada yang mencumbu hati begitu apik, hingga sabit berpindah tempat pada bibir.
Ada desir, yang membelai syahdu dalam kalbu. Ada buncah, yang menyergap hingga napas tercekat.
Tiada rencana, hingga hati terpana
Tanpa terduga, terjadi begitu sajaTengoklah aksara ini!
Bukan sya'ir, bukan pula teman minum di cangkir. Ini hanya tentang jemari, yang telah sukses kau sihir.Apa artinya ucap yang kelu, diri yang kaku.
Semua menjelma hanya karena secuil lambaimu dari kejauhan itu. Bahkan ... sekitarku berubah suhu.Jangan hanya meraba gumpal merah di balik rongga dada ini, Tuan!
Karena sungguh, mawar-mawar telah subur bertumbuh pada lakuna. Pertanda ada perasaan, yang tersiram begitu saja ... karenamu.Krw, 11 Mei 2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROSA
PoetryBerisi tentang rasa yang diuntai dalam bait-bait aksara. Ada prosa sedih, dan prosa yang membuat tersipu. Beberapa prosa sudah dibukukan.