Bagian 9B

659 58 6
                                    

Ketika kesadarannya kembali, Sooyoung berada di ruangan putih itu, dan dia memejamkan matanya lagi, tak pernah sebelumnya dia merasa begitu bersyukur berada di ruangan ini.

Kengerian masih merayapinya, membayangkan pisau yang ber- kelebatan di mukanya, di tubuhnya, di lengannya... Aduh!

Sooyoung merasa nyeri yang amat sangat dan menoleh ke arah lengannya, lengannya itu sudah dibalut perban yang amat tebal, nyerinya masih terasa tetapi lebih karena trauma mendalam Sooyoung akibat pengalaman buruknya itu.

Sooyoung terduduk, Chanyeol telah menyelamatkannya, sekali lagi. Kenapa lelaki itu menyelamatkannya? Apakah benar karena dia dianggap sebagai pelacur istimewa Chanyeol? Karena dia melayani Chanyeol dengan tubuhnya? Dengan pucat Sooyoung memalingkan mukanya, merasa dirinya begitu rendah.

Lelaki itu menyelamatkannya. Sooyoung memejamkan matanya, mem- bayangkan bagaimana Chanyeol, menghalangi pisau yang hendak menikamnya dengan tangannya. Sooyoung masih ingat darah yang mengalir itu, dan mau tidak mau Sooyoung menyadari kalau dihitung- hitung sudah beberapa kali dia diselamatkan oleh Chanyeol. Kenapa lelaki itu menyelamatkannya? Itu adalah pertanyaan yang tak bisa dijawabnya. Bertahun-tahun Sooyoung menumbuhkan kebencian di hatinya, memupuk rasa dendam yang mendalam, dengan pengetahuan bahwa Chanyeol yang jahat telah menghancurkan keluarganya.

Yah, Chanyeol memang jahat. Tetapi selain mengurung Sooyoung, dia mem- perlakukan Sooyoung dengan baik... Apakah dia memang menganggap Sooyoung sebagai kekasihnya? Pipi Sooyoung memerah membayangkan itu semua. Apakah semua kebaikan Chanyeol murni disebabkan karena dorongan gairah?

Seharusnya Sooyoung merasa terhina, tetapi tidak, perasaannya terasa hangat tanpa dia mau. Dia tidak boleh merasa seperti ini. Kebencian- nya adalah satu-satunya senjata menghadapi lelaki itu... Kalau sampai Sooyoung merasakan perasaan lebih kepada Chanyeol... Sooyoung menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir perasaan yang menggayutinya.

Dengan gemetar dia meraba lengannya yang di perban, dan menangis. Seluruh kehidupannya berubah hanya dalam waktu singkat, seluruh rencana yang dibuatnya matang-matang telah hancur, dan dia sekarang terpuruk di sini. Kembali dalam cengkeraman lelaki iblis itu, dan bahkan sekarang berutang nyawa kepadanya.

 Kembali dalam cengkeraman lelaki iblis itu, dan bahkan sekarang berutang nyawa kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan menangis."

Sooyoung terlonjak ketika suara itu terdengar di dekatnya, dengan ketakutan dia menoleh dan mendapati Chanyeol di sana, duduk di sofa tak jauh dari ranjang dan mengamatinya. Dengan kasar Sooyoung meng- hapus air matanya dan menatap Chanyeol marah,

"Semua ini gara-gara kau!" serunya menuduh, "Kalau kau tidak melibatkanku dalam kehidupanmu yang penuh musuh itu, aku tidak akan mengalami ini!"

"Dan kalau kau tidak gampang tertipu oleh bujuk rayu dokter yang selalu tersenyum itu, kau tidak akan diculik dengan mudah." sela Chanyeol tajam.

"Aku hanya ingin lepas darimu, kenapa kau tidak melepaskan aku?" kali ini Sooyoung berteriak penuh frustrasi, "Aku mohon aku sudah muak berada di sini...aku..."

Sleep With The Devil (ChanJoy Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang