Gio dan popularitas

9.2K 1.1K 169
                                    

Karena semalem ramai dan responnya positif. Nih aku update lagi lanjutannya heheh

Kenalan sama Gio yang super sabar dan Tamara yang super rempong.

Jangan lupa vote dan komen ya. Biar aku bisa cepet update bab selanjutnya.

Happy reading ❤️❤️

***

Harusnya malam ini akan menjadi malam yang  tak terlupakan untuk mereka berdua. Makan malam super romantis yang sudah Gio siapkan di apartmennya, tidur bersama dengan Jeli untuk pertama kalinya, dan lamaran yang akan Gio utarakan, tepat di hari jadi mereka yang ke lima. Lima tahun, sudah selama itu dan baru hari ini mereka akan 'melakukannya'.

Gio sudah membayangkan semuanya, setiap detailnya. Ketika Jeli masuk ke dalam mobil dengan senyum indah yang selalu terpancar di wajah ovalnya yang sempurna, lalu ketika mata besar itu menatapnya berbinar dan bibir kemerahannya memberikan ciuman hangat.

Tapi sekarang semua itu sepertinya hanya tinggal rencana saja melihat Jeli masuk dan membanting pintu mobil Gio keras hingga menimbulkan bunyi bedebam yang membuat Gio terbengong-bengong, bingung dengan perubahan mood Jeli yang tiba-tiba.

Setengah jam lalu, Jeli masih ketawa-ketiwi dan bermanja ria ketika Gio meneleponnya, mengabarkan bahwa ia sudah sampai di parkiran. Lalu sekarang, Jeli bahkan tak menatapnya sama sekali, cewek itu mencebik sambil melipat kedua tangan di depan dada dengan pandangan lurus ke depan.

"Kamu kok lama? Ganti baju dulu? Kan aku bilang nggak usah," kata Gio dengan nada lembut yang sangat hati-hati. Salah satu kata saja, Gio yakin dia bakal jadi sasaran empuk pelampiasan kekesalannya Jeli.

Jeli tiba-tiba melempar tasnya ke arah depan. Gio sontak membelalak, nyaris memekik kalau saja ia tak buru-buru menutup mulutnya dengan telapak tangan melihat tas yang terlihat kokoh itu menghantam kaca mobilnya dengan keras. Shit! Kaca mobil gue! Gio membatin panik.

"Ken sialan! Bangsat! Cowok nyebelin!!!!" teriak Jeli frustrasi sembari memukul-mukul dashboard mobil Gio.

Seolah menyadari situasi yang sedang terjadi, Gio buru-buru mengamankan benda-benda di sekitar Jeli yang berkemungkinan besar akan jadi bahan amukan cewek itu selanjutnya. Pajangan di dashboard, kabel USB yang masih terpasang sisa mengisi baterai handphone beberapa saat lalu, sampai korek api dalam laci takut-takut Jeli sampai hati membakar mobilnya. Semua benda-benda itu Gio singkirkan jauh-jauh ke jok belakang di mana Jeli dirasa tak akan mampu mengambil benda-benda tak berdosa itu.

Gio lalu menatap Jeli yang sudah terlihat lebih tenang dari sebelumnya. Cowok itu memberanikan diri bertanya.

"Kamu berantem lagi sama Ken ya—"

"Pake nanya!" serang Jeli sebelum Gio sempat menyelesaikan perkataannya. Cewek itu lalu mendengus kesal.

Tapi Gio malah tersenyum kecil merespon bentakan Jeli.

"Yaudah, maaf," kata Gio terdengar tulus. Ia lalu menyalakan mesin mobilnya dan menatap Jeli hangat.

"Kita jalan sekarang ya."

"Eh ke mana?"

"Ke apartment aku. Dinner buat rayain anniversary kita yang ke lima. Kamu nggak lupa kan, babe?"

Cewek itu terkekeh gugup. Sebenarnya ia sempat lupa karena terlalu fokus memikirkan rencana pembalasan dendamnya kepada Ken esok hari.

"Nggak lupa kok. Masa iya aku lupa."

Gio tersenyum kecil, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Jeli. Dia mencubit hidung Jeli lembut, membuat pipi cewek itu refleks merona.

"Bagus deh kalau nggak lupa," katanya. Tangan Gio lalu naik menyentuh pipi Jeli yang masih bersemu malu itu. "Hmm... kamu juga nggak lupa kan soal 'itu'?"

Kucing dan TikusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang