Prolog

241 26 8
                                    

Keheningan menyelimuti ruangan kelas X MIPA setelah beberapa jam tidak hadir guru yang mengajar. Kebiasaan yang tak pernah ditinggalkan para muridnya adalah mengukur meja dan duduk nyaman ditemani novel ketika jamkos

Para siswa siswi tertunduk serius ke arah novel masing masing. Tak jarang sampai ada yang tertidur pulas.

“eh gantian woy?!”

“ih gua duluan abis dia..”

“gua abis lu ya?"

"Ok, Sip"

Satu persatu suara mereka bersaut sautan membuat suasana kelas menjadi riuh dan memecahkan keheningan yang ada. Mereka berlomba lomba untuk mendapat giliran membaca novel.

“Et daahh.. udah kaya ngantri jajan di mba sri aja..” Celetuk salah satu siswa.

“Eh gua dong, gua juga pengen baca novel. Kapan dapet gilirannya gua?” Yaya mengangkat suaranya sampai - sampai menyita perhatian seisi kelas.

Yasha Alodya nama lengkapnya, ia adalah salah satu siswi dengan sifat seadanya yang dimiliki. Ia terlalu polos dan lugu dikeadaan tertentu, walau sebenarnya ia memiliki pemikiran yang sedikit cemerlang. Setidaknya ia masuk dalam peringkat 5 besar di kelasnya.

“Udahlah, lu mah gausah ikut haluan kita dengan baca novel. Lu kan udh punya pangeran di real life ”

“Yaudah ah bodo, gua juga ga pengen - pengen banget bacanya. Lagian gua gapernah kebagian siii..” Yaya kembali duduk ke bangkunya dengan pasrah.

Tipikal orang sepertinya memang malas jika harus menghabiskan waktu menunggu antrean novel yang sangat panjang.

Kemudian semua orang kembali melanjutkan kesibukannya masing - masing.

“Dari pada gabut gadapet novel, mending kita meranin tokoh - tokoh kaya di novel” Tiba - tiba Carla mulai mengoceh dengan suara khasnya yang cempreng dan gayanya yang centil, Membuat semua mata tertuju padanya.

Yaya yang pecicilan pun merespon perkataan Carla “Ayoo ah.. gimana la.. gimana? Gua jadi cewenya, lu cowonya ya?”

“ga, ga. Gua maunya tuh,, dikejar - kejar sama cogan kelas.. terus guanya so cool gtu, tapi cowonya terus aja berjuang buat gua, sampe akhirnya hati gua luluh” Carla terus saja menyerocos dengan gayanya sambil membayang - bayangkan apa yang terjadi.

“Hellehhh…. Whuuuuu” Carla pun terbully dengan teriakan semua murid.

“Stop.. Stop.. Kalau gua tuh pengennya, lari sambil buru - buru di kolidor, gasadar sampe akhirnya nabrak kakak kelas, terus jatuh cinta deh.” Yaya tetap bersemangat untuk ber acting sambil mengkhayal.

“Gibran???… Wah.. Si Yaya tercyduk nih,,, pengennya sama kakak kelas diaa..Gua Aduin ah, ke si Gibran” Balas seorang siswa.

“Yeh.. Kaga lah.. bercanda doang kali gua.” Yaya segera mengelak perkataan temannya itu dengan wajah ketakutan bila mereka benar benar akan mengadukannya pada Gibran

Yaya dan carla terus saja melanjutkan khayalan mereka. Sementara yang lain tetap sibuk dengan bacaan mereka. Suasana kelas semakin sepi setelah beberapa dari mereka tertidur pulas sambil memegang novel.

Tak jarang dari mereka yang hanya mondar - mandir ke depan pintu kelas untuk sekedar menghilangkan gerah atau bahkan hanya iseng. Banyak juga yang berniat mejeng untuk melihat siswa kelas sebelah, atau mungkin menunggu kakak kelas yang tak sengaja lewat.

Kebanyakan dari mereka adalah kaum hawa. Entahlah, Mungkin Laki - laki dikelas mereka tidak begitu menarik, sehingga banyak dari mereka yang mendamba - dambakan siswa kelas lain, atau malah kakak kelas bahkan adik kelas.

Carla dan Yaya Selesai melakukan sandiwara yang mereka lakukan.

“Gibran kemana ya? Ko tumben ga masuk sekolah.. Ga ada kabar juga.” Yaya kembali memikirkan tentang Gibran dan mulai terlihat wajah murungnya.

“Sakit kali ya.. atau mungkin ada urusan.” Carla mencoba menenangkan.

Yaya tak pernah sebosan ini, sebab biasanya ada gibran yang selalu menemani. Hari ini entah mengapa Gibran tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Yang bisa ia lakukan hanyalah terdiam dalam lamunan sambil menunggu bel berdering.

Baca sampe bab terakhir ya guys!!!
Jika kalian menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote! Terimakasih 😊

Teka Teki SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang