11

49 13 7
                                    

Jangan coba coba sentuh hatiku kalau kau hanya ingin tahu. Bila ku benar benar jatuh cinta apa kau mau tanggung jawab

Tuning : Noura - kekasih halalmu (the only one)🎶

Yaya bersenandung mengikuti irama lagu sambil memilih baju bajunya dilemari.
Satu persatu ia perhatikan baju bajunya.

Seperti janjinya. Ia akan membantu kak Farel menyelesaikan karya tulisnya. Tapi sebelumnya ia akan menemani kak Farel untuk mencari buku buku referensi.

Yaya memang hanya akan pergi ke toko buku. Tapi ia benar benar mempersiapkan penampilannya dengan baik. Pasalnya ini pertama kali bagi Yaya bepergian bersama kakak kelas hits seperti kak Farel.

Akhirnya ia memilih kemeja panjang berwarna krem dan skirt pendek berwarna merah muda.

Iya merias wajahnya tipis. Hanya menggunakan liptint dan maskara, juga tak lupa bedak.

Yasha Alodya
Maaf ya Gib, aku gabisa temenin kamu

Sebelumnya ia sudah menghubungi Gibran dan meminta izin. Tapi kali ini ia akan mengabari Gibran sekali lagi.

"Ma, aku pergi dulu ya.." Mamanya kebetulan berada di ruang keluarga bersama papah dan adik kecilnya, hari ini memang tanggal merah.

"Iya hati hati sayang" Mamanya juga sudah tahu ia akan pergi bersama kak Farel, anak tetangga sebelah.

Kak farel sudah menunggunya di depan gerbang. Ia berpakaian rapih seperti biasanya. Menggunakan celana jeans hitam dan kaos putih lengan pendek.

Letak toko buku itu berada di mall dekat rumah mereka, sehingga tak butuh waktu lama untuk sampai kesana.

Diperjalanan kak Farel hanya terdiam tak berkata apapun. Yaya juga tidak akan mengatakan apapun sebelum kak Farel yang memulainya.. Beberapa lama mereka hanya saling terdiam.

"Hah apaan kak?" Yaya segera bertanya ketika ia tak mendengar jelas perkataan yang keluar dari mulut kak Farel.

"Apaan?" kak Farel malah kebingungan.

"Eh aku kira kakak ngomong." mukanya berubah merah. Untung saja kak Farel tidak melihatnya menahan malu.

"Halusinasi lu" Tebak kak Farel.

"Iya kali kak"

Sesampainya ditoko buku, yaya langsung meluncur ketempat untuk segera memilih memilih. Ia memang sangat suka jika di bawa ke toko buku. Tak heran Yaya begitu antusias padahal bukan dia yang akan membelinya.

Kak Farel berjalan dengan santai hingga tertinggal dibelakangnya.
"Kak, ayo cepatan dong!" Ujar Yaya dengan semangatnya.

"Iya yang"

"Hah?" Yaya terkejut, namun akhirnya memutuskan untuk bersikap tidak mengerti.

Kak Farel mulai memilih buku buku dibantu yaya yang berlarian kesana kesini melihat buku buku.

"Bisa diam gak, Ya?" Ujar kak Farel yang mulai geram dengan Yaya yang pecicilan.

"Maaf kak" mimik wajahnya berubah sedih.

"Haha becanda ko" tiba tiba kak farel kembali tertawa.

"Terserah lu mau lari kemana aja. Asalkan jangan lari dari kenyataan" Ujar kak Farel sambil tersenyum.

"Siap kak"

Saat ini Yaya dan kak Farel berada si sisi yang berbeda. Yaya masih memegangi buku itu sambil melihat lihat juga membacanya.

"Otw nikah?" Lalu terdengar suara yang tak asing. Ternyata kak Farel sudah berada disebelahnya saat ini.

"Emang mau buru buru?" tanya kak Farel.

"Buru buru apa?" Yaya malah balik bertanya

Kak Farel sama sekali tidak menjawab pertanyaannya.

Yaya memang tertarik dengan buku otw nikah karya Asma nadia. Bukan karna ia ingin bersegera menikah. Yaya masih SMA dan ingin melanjutkan kuliah minimal sampai S2. Tapi karna ia sangat menyukai penulisnya.

"Kakak kalo nikah jangan lupa undang aku ya!" ujar Yaya dengan lugunya.

Sebenarnya ia sengaja mengatakakan itu kepada kak Farel. Hanya sekedar untuk berbasa basi.

"Iya nanti. Kalo kita ketemu lagi" jawabnya sambil tersenyum.

Setelah membayar buku yang di beli, kak Farel dan Yaya sama sama merasa lapar. Mereka pun sepakat untuk makan di Foodcord mall terlebih dahulu.

"Makasih kak, bukunya" ujar Yaya di perjalanan menuju foodcord.

Kak Farel memang cukup peka dalam hal apapun. Ia tau Yaya sangat ingin buku itu. Lalu ia membelikan buku itu untuk Yaya.

"Iya sama sama" Jawab kak Farel dengan senyum tulusnya.

"Kakak kayanya harus rajin baca buku deh" Ujar Yaya dengan wajah serius.

"Biar apa?" Tanya kak Farel singkat.

"Ya, buat nambah pengetahuan lah" Jawab Yaya.

"Nanti kalo kakak kebanyakan baca buku, gak ada waktu buat mikirin kamu" Entah apa maksud perkataan kak Farel itu.

Yaya tak pernah menganggap serius perkataan kak Farel yang kadang memang tak mudah di mengerti.
Namun kali ini Yaya paham benar dengan perkataan kak Farel walau ia tetap tak mengerti maksudnya.

Yaya segera memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan pipinya yang berubah merah. Kak Farel pun hanya mengabaikan perkataannya.

Mereka berdua terus berjalan menuju foodcord. Lalu di perjalanan mereka bertemu dengan dua orang yang mereka kenal.

Ternyata Gibran juga berada di mall ini. Tadinya ia memang sudah mengajak Yaya. Namun karna Yaya sudah punya janji ia pun memahaminya.

Namun ada hal yang membuat Yaya semakin terkejut. Seseorang yang menemani Gibran ternyata sahabatnya sendiri, Karin.

Api cemburu pun bergejolak. Hati Yaya berdesir perih. Namun ia tak mau menunjukannya pada siapapun. Karna ia juga pergi bersama kak Farel.

Saat berpapasan, mereka saling menyapa satu sama lain.

"Kalian kesini juga?" tanya Yaya dengan senyum palsunya.

"Iya" Gibran yang menjawab Yaya.

"Kita duluan ya" Ujar kak Farel.

Segela Yaya berlalu mengikuti kak Farel.

Sementara Gibran dan Karin akan pergi ke sport station untuk membeli beberapa peralatan olahraga.

Sebelumnya Gibran mengajak Yaya untuk menemaninya. Namun Yaya bilang ia memiliki janji. Akhirnya Gibran meminta Karin untuk menemaninya.

Akhir akhir ini Gibran dan Karin memang semakin dekar. Sebab Karin adalah sahabat karib Yaya dan Gibran selalu bercerita atau sekedar menanyakan tentang pacarnya kepada Karin.

Di sport station Karin hanya menunggu Gibran yang membeli kebutuhannya.

Tiba tiba Gibran datang pada Karin dan bertanya "Sejak kapan Yaya deket sama dia?"

"Udah lama." Jawab Karin.

"Apa lagi yang lu tau tentang pacar gua sama kakak kelas itu?" Gibran bertanya lagi dengan terdengar sediki kesal.

"Yang gua tau, mereka deket semenjak Yaya nabrak Kak Farel. Semenjak itu dia selalu nyapa Yaya dan secara tidak langsung datang ke kehidupan Yaya" Karin menjelaskannya dengan panjang lebar.

Gibran pun terdiam sambil mengepalkan tangannya dan bergumam "Awas aja kalau mereka semakin dekat!"

Sebenarnya Gibran bukanlah lelaki pemarah atau pun penyemburu. Ia juga tahu waktu Yaya menemani kak Farel main futsal. Bahkan ketika kak Farel selalu menyapa Yaya di depannya. Tapi kali ini hatinya semakin panas. Gibran tidak akan melepas kan Yaya lagi.




*Jika kalian menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote! Terimakasih😊

Teka Teki SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang