5

56 16 0
                                    

Hari demi hari, minggu demi minggu, sampai bulan demi bulan kian berlalu. Hari ini hari kedua di tahun pelajaran baru.

Saat ini kak Farel menjadi siswa akhir tahun. Sementara Yasha dan kawan kawannya naik ke kelas XI

"Tumben sih, kamu lama baget" Keluh gibran. Ia sudah menunggu didepan rumah yaya.

"Iya, ini juga udah. Kan harus cantik" Jawab Yaya. Kali ini mereka akan pergi ke sekolah bersama. Yaya sudah siap dengan tas gemblok kecilnya dan rambut kuncir kudanya.

"Yaelah, cantik cantik banget. Mau ketemu siapasi." Ledek Gibran.

"ih udh ah. Ayo berangkat" Yaya pun berusaha mengelak.

Pagi ini akan diadakannya apel pagi sebagai awal tahun ajaran baru. Karna hari sebelumnya semua murid dibebaskan dan tidak ada jam pelajaran.

"aduuhh gakuat..." Carla datang menghampiri Yaya dan Gibran yang baru turun dari motor. Tak ketinggalan dengan gaya centil yang ia miliki.

"Apaansi biasa aja kali" Kata Yaya.

"Ya, maaf ya gua minjem Gibran dulu. Mau ada yang diomongin. Lu duluan aja. Gapapa kan?" Ujar Carla.

"Oh gapapa kali. Yaudah gua duluan ya." Yaya pun melangkah pergi meninggalkan mereka dibelakangnya.
Yaya blm benar - benar jauh dari mereka. Bisa terdengar suara Carla berbisik pada Gibran.

"Hah? Apa apaan? Lu tau dari mana? Kasih tau gua sekarang?!!!" Tiba tiba saja Gibran meninggikan suaranya membuat sekitarnya menengok, termasuk Yaya.

Yaya menghentikan langkahnya dan menengok kearah gibran. Seketika wajah Gibran memerah panik saat matanya bertemu dengan mata yaya.

Yaya kembali meneruskan langkahnya dan berucap dalam hati "Biarin lah, urusan mereka."

***

Tak jauh dari lapangan parkir Yaya melihat dua sahabatnya, Sera dan Karin di pintu gerbang.

"Seraa... Karinnn..." Yaya berteriak memanggil keduanya. Ia sangat bersemangat bertemu sahabatnya itu.

"Haii yashaaaaa" Sapa Sera dan karin berbarengan.

"Mau ke kelas?" Tanya yaya.

"Kuyyy!!!" Serempak mereka menjawab.

Mereka berjalan menyusuri kolidor menuju kelas baru.

Namun ada yang tak di mengerti. Semua mata tertuju pada Yaya.

"Ada apa sih? Ko pada ngeliatin gua gitu." Yaya bertanya kepada kedua sahabatnya itu.

"Gatau dah kita juga"

"Selamat ya Ya!"

"Yasha selamat!"

"Selamat Ya!"
Banyak sekali yang mengucapkan selamat kepada Yaya sambil tersenyum.

"Iya makasih" Yaya hanya bisa menjawab dengan senyum kaku, bingung.

Mereka terus bejalan sampai akhirnya tatapan Yaya bertemu dengan Kak Farel.

"Ih, ko ka Farel ga ngucapin kaya yang lain si? Tumben banget." ia bertanya pada diri sendiri dalam hatinya.

Kak Farel hanya berjalan melewati mereka, tak acuh.

"Yasha." Terdengar suara dari belakang.

Teka Teki SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang