9

57 14 1
                                    

Jalanan komplek memang biasa sepi dipagi hari. Namun tak jarang orang orang yang berlari pagi atau jogging. Apalagi dihari libur seperti ini.

"Lu ada apaan sama Yasha, Rel?" tanya Kak Eric.

"Hhaha.. Kaga ada apa apa inih." Kak Farel menjawabnya dengan tawa kecil.

"Gapapa juga kali Rel. Yasha kan punya otak. Ga kaya cewe cewe fans lu yang lain" Ujar kak Dika.

Karin dan Sera yang kebetulan sedang jogging menengok kearah para senior yang sepertinya Sedang beristirahat dipinggir jalan itu.

Mereka melihat kearah Kakak senior cukup lama, lalu segera mengalihkan muka ketika para senior menyadari keberadaan mereka dan melihatnya dengan tatapan sinis.

Alih alih tidak tahu apa apa mereka melanjutkan jogging dengan wajah tanpa dosa.

"Seperti itu.." Canda Sera pada Karinn. Setelah cukup jauh dari para senior bereka saling bertatapan dengan tawa.

Selanjutnya Sera dan Karin mampir kerumah Yaya yang memang terletak di komplek ini.

"Yaya.. Ya.. Yashaa??" Mereka bergegas naik ke kamar Yaya seusai dipersilahkan oleh mamanya.

Terlihat Yaya yang sedang duduk dan masih _lulungu_ karna baru bangun tidur.

"Ya? Jogging yu!!" Ajak kedua sahabatnya.

"Hetdah, segala jogging. Mager banget gua" jawab Yaya dengan malas.

"Tapi tadi ada kak Farel sama temen temennya loh, Ya!"

"Oh" Jawabnya dengan singkat.

"Yaudah yu... Kalian tunggu di depan. Gua siap siap dulu" Tiba tiba saja Yaya yang sebelumnya merasa sangat malas menjadi begitu antusias.

Kedua sahabatnya itu terheran heran dengan kelakuannya sekarang. Tak biasanya ia begitu mudah diajak olahraga.

Mereka lalu berlari ke arah tempat keberadaan kak Farel dan kawan kawannya.

Namun tak ada maksud untuk bertemu mereka kembali. Rute itu memang strategis untuk olahraga dan mereka akan beristirahat di taman.

Ketika melewati tempat yang diberitahu Sera dan Karin tadi, Yaya tampak menengok ke kanan dan ke kiri dan melirik ke segala arah.

"Mana? Katanya ada kak Farel?" Yaya bertanya tanya kebingungan sambil terus mencari.

"Ya tadi emang ada disini. Yakan rin?" ujar Sera.

"Yaudah lah. Kita kan ga niat buat ketemu mereka lagi"

Mereka kembali meneruskan lari pagi kearah taman.

"Huft. Kenapa tadi aku tak melihat ke arah rumahnya" keluh Yaya dalam hati. Ia kembali mengikuti Sera dan Karin.

Sesampainya mereka ditaman untuk beristirahat, ketiga sahabat itu saling berdiskusi satu sama lain.

"Ya, waktu lu pergi olimpiade kan Gibran nanyain lu." Karin memulai.

"Iyaapah? Yang bener??" Mata Yaya yang bulat semakin membesar ketika mendengar perkataan karin.

"Iya beneran" Jawab karin.

Diam diam Yaya menyimpan kebahagian yang begitu besar dihatinya berkat cerita dari karin.

***

Di istirahat kedua kali ini Yaya memutus kan untuk membaca buku di perpustakaan.

Setelah hampir cukup lama ia di perpustakaan, nampak beberapa senior memasuki perpustakaan silih berganti.

"Haduh." Ujah Yaya sambil menepuk dahinya.

Sebagai adik kelas pastinya Yaya merasa canggung berada disekitar kakak kelas yang ramai. Apalagi dia sendirian. Belum lagi jika ada kakak kelas yang melihatnya sinis sambil berbisik.

"Aku harus cepat cepat keluar sekarang. Sebelum makin banyak orang"

Cepat cepat iya membereskan buku dan bergegas keluar

Brukkkk

Namun tiba tiba ia menabrak seseorang, ia belum melihatnya jelas. Sebab kepalanya masih pusing.

"Kak Farel??" Spontan Yaya bersuara karna terkejut.

"Heh. Si Yasha" Jawab kak farel.

"Lain kali hati hati" Ia memperingati Yaya.

"Iyakak. Maaf" Ucap Yaya sambil tersenyum. Segera ia membantu membereskan buku buku kak Farel yang terjatuh.

Bukunya banyak banget

"Oh. Ini bahan bahan buat karya tulis." Kata kak Farel. Ia selalu saja bisa menebak apa yang berada di fikiran Yaya.

Berarti kakak kelas 12 yang lain juga kesini untuk mencari buku dan mengerjakan tugas itu

Yaya juga membantu kak Farel membereskan buku bukunya ke rak.

Sesekali ia melirik kearah kak Farel yang sedang meletakan buku lalu mengambil yang lain dan memilihnya.

Sampai akhirnya Yaya memutuskan untuk berbicara "Kakak gabakal nyuruh aku ngelakuin yang aneh aneh lagikan gara gara nabrak?" ia bertanya dengan suara sedikit kecil supaya sopan.

"Haha. Masih inget aja lo." kak Farel hanya tertawa, lalu balik bertanya "Emang nonton futsal itu aneh ya?"

"Ngga sih" Yaya menjawab sambil mengaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Makasih, Sha" ucap kak Farel.

Yaya yang tadinya berniat keluar mengurngkan niatnya dan tetap berada di perpustakaan dengan gaya pura pura sibuk membaca.

"Gua tetap ada disini kok Ya, buat lu liatin terus" Suara itu benar benar membuat Yaya tersipu dan segera menunduk malu.

Ia segera menghampiri orang itu "Aku ga liatin kakak ko" ucap Yaya, sambil mebela diri.

"Terus dari tadi ngapain?" Ledek kak Farel sambil tertawa.

Yaya hanya terdiam dengan pipi yang memerah.

"Oh iya, gua minta tolong deh. Lu punya buku buat bahan karya tulis ga?" Tanya kak Farel.

"Nanti aku cari dulu kak. Judulnya apa?" Yaya bertanya balik.

"Nanti sore gua send via chat"

"Ok ka" Ucap Yaya sambil tersenyum.

Kemuadian ia benar benar meninggalkan ruangan, tak mau terus terusan menahan malu. Namun belum sampai ia diluar ruangan Kak Farel kembali memanggilnya.

"Pulang bareng gua, Ya!

"Boleh kak" Jawab Yaya

Entah mengapa Yasha baru mengetahui bahwa saat ini siswa akhir XII memiliki tugas untuk pembuatan karya tulis, tugas rutin siswa akhir tiap tahunnya.




Maaf guys, lama ga update...
Jika kalian menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote! Terimakasih 😊

Teka Teki SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang