02

1K 84 13
                                    

"Ah nona! " pria itu memanggilku. Apa lagi mau nya coba?

"Apa boleh saya mengantarkan nona? "

"Tidak. Terimakasih"

'Wow langsung ditolak dong' batin uzui.
"Apa nona yakin? Saya dengar² di perempatan jalan ini ada 'sesuatu yang menyeramkan' loh.. "

Dan benar saja niat awal zenitsu ingin pulang dengan berjalan kaki kini berhenti ditempat. Zenitsu sangat penakut dan juga cengeng. Hal yang disebut 'menyeramkan' akan membuatnya merinding bukan kepalang.

"Bagaimana nona? Apa kau menerima tawaranku? " pria itu mulai menanyakan kembali.

"Ba-baiklah... "

"Nona suara mu kecil sekali? Apa karna kau pendek? Pfftt.. " oke. Pria ini mulai menghina ku, eh?

"Aku bilang 'Iya' Sialan! "

"Aku anggap kata² itu mengatakan 'aku ikut denganmu tuan' padaku"

"Hei! Aku tidak pernah berpikir seperti itu, bajingan! "

Pria itu menanggapiku dengan senyuman yang penuh... Uh.. Arti?

"Nona ingin kuantar dengan mobil? "


'Ugghh.. Sudah tampan, tinggi, rupawan, dia juga kaya! Siall bikin aku tambah iri saja! Sial! Siaaalll! "

"Huh! Terserah! " jawab zenitsu.

"Ah! Iya aku lupa nona.. Tadi saya kesini nebeng bareng temen jadi tidak bawa mobil. Hehe.. " kata uzui dengan cengengesan nya yang sangat menyebalkan.

💢💢💢 imajiner perempatan pun muncul disekitar kepala zenitsu menandakan bahwa yg empu sangat kesal.

"Tuan jika kau menawarkan bantuan sebaiknya yang benar ya. "Kata zenitsu penuh penekanan.

'Wah sepertinya dia sangat kesal. Duh jadi nagih gini menggodainya'

"Sudahlah aku akan pulang sendiri! " kata zenitsu sambil berjalan meninggalkan uzui.

"Kau yakin nona? " sekali lagi uzui mencoba mengancam zenitsu.

Zenitsu pun berhenti sesaat seperti memikirkan sesuatu namun dengan perlahan ia mulai mencoba berjalan meninggalkan uzui.
Uzui yang paham langsung saja menyamakan langkah kaki nya dengan zenitsu. Tawaran membantu kali ini bukanlah sekadar membantu namun uzui memanfaatkan tawaran ini untuk mengetahui alamat sang pujaan hati.

Tidak ada kata² maupun ocehan selama perjalanan. Mereka sama-sama berjalan dengan diam. Namun lain hal nya dengan pemikiran mereka masing-masing.

'ih kenapa sih om-om brengsek ini tidak mau bicara? Setidaknya ngoceh gak jelas kek! Aku takut sebentar lagi kami sampai di perempatan jalan. Ah! Ja-jangan-jangan yang ngikutin aku daritadi hantu dan bukn si om-om brengsek itu! Hiiiiiii... Tidaaakkk!! ' seperti ini lah pemikiran zenitsu yang penuh dengan pikiran negatif.

'Duh gemes banget dah ngegodain nih bocah. Hihi apa dia mulai mikir kalo aku hantu ya karena aku sudah menahan suara daritadi. Akan kubiarkan lebih lama deh biar dia semakin takut. Ya tuhan cantik sekali ciptaan mu ini, bahkan aku tidak tahan ingin memperkosanya sekarang juga. Haah! Andai saja segampang itu mendapatkannya.' Dan seperti inilah pemikiran uzui yang penuh dengan pikiran 'negatif'.







Kini mereka tinggal beberapa langkah lagi Sampai di perempatan jalan.

"Rumah nona mengarah kemana? " tanya uzui.

"Ke-ke kiri" jawab zenitsu dengan badan yang mulai gemetar.

"Oh baiklah.. "

Zenitsu yang begitu ketakutan memejamkan matanya dan menggandeng tangan uzui sebagai penuntun jalan.
Tentu saja uzui sangat terkejut dibuatnya ditambah sesuatu yang empuk tak sengaja tertekan di tangan nya.

'Ya tuhan seumur-umur bermain main dengan pada perempuan tidak pernah sekalipun aku berpikir semesum ini. Demi apa... Semua tingkah inibocil menggoda imanku' batin uzui.

Uzui pun hanya bisa berpura - pura memasang wajah cool nya seeperti biasa untuk menutupi perasaannya yang saat ini begitu gonjang - ganjing.

"Tu-tuan.. Apa kita su-sudah melewati pe-pe-perempatan itu? " tanya zenitsu.

Setelah mendengar perkataan zenitsu, uzui pun mulai sadar dari pemikirannha yg ngaco.

"A-ah ya! Kita sudah melewati nya" jawab uzui.

Zenitsu mulai membuka matanya. Setelah yakin dengan keadaannya, ia pun langsung segera melepas tangan uzui dan menjaga jarak nya. Sebenarnya semenjak tadi zenitsu mendengar suara detak jantung uzui. Detak jantungnya sangat berisik dan begitu menggebu-gebu. Namun zenitsu seperti biasa hanya bisa diam dan menebak apa yg dirasakan oleh si pemilik suara tsb. Dan karena ia takut suara detak jantung nya juga tak karuan hingga berisik dari detak jantung pun menjadi dua kali lipat ditelinganya.

Mereka pun berhenti di sebuah rumah yang tidak begitu kecil juga tak begitu luas.

"Baiklah saya akan segera masuk. Terima kasih sudah mengantarkan saya tuan. Anda juga berhati-hati dijalan. " kata zenitsu dengan cepat dan masuk kedalam rumah bahkan tidak memberi kesempatan uzui bicara.

Uzui hanya bisa menyeringai melihat zenitsu.

"Awas saja bocah! Akan kudapatkan kau sesegera mungkin! " uzui pun meninggalkan rumah zenitsu .













•∆•∆•∆•∆•∆•∆•∆•¶•¶•∆•¶•¶•¶•¶•¶•¶🍀¶•¶•¶•¶•¶•¶•¶¶•∆•∆•∆•¶•¶•¶•¶∆•∆•




$ee you the next chapter again 🐁🐀

Love Meets on the Road      [[ kimetsu no yaiba ]] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang