apa artinya keluarga jika merekalah penyebab aku terluka
Raina POV
Hari ini adalah hari minggu. Aku sedikit tidak suka dengan hari minggu atau hari libur. Aku merasa sangat bosan di rumah meskipun aku bisa berkumpul dengan keluarga,tapi menurutku percuma berkumpul keluarga jika sikap mereka saja selalu dingin kepadaku.
Dari sekian banyak nya buku novel ku semuanya sudah selesai ku baca. Berhubung aku masih memiliki sisa uang saku, jadi kuputuskan hari ini aku akan pergi ketoko buku.
Saat aku bersiap untuk pergi,disana kulihat papa sedang duduk di ruang tamu sambil menonton tv.aku mencoba keluar tanpa minta izin dengan papa,karena bagaimanpun papa pasti tak membolehkan ku pergi. Aku keluar menyelinap lewat pintu belakang dan ternyata papa menyadari akan hal itu.
" Raina, mau kemana kamu?"
"Raina mau ketoko buku pa sebentar"
"Bohong,kamu pasti mau pergi jalan kan sama temen-temen mu itu" papa membentakku
"gak pa,Raina beneran cuman mau ke toko buku"
"jangan bohong, sekarang kamu pergi kekamar,papa gak ngijinin kamu buat keluar"
"pa, Raina cuman mau pergi ke toko buku sebentar"
" ada apa ini ribut-ribut" mama menghampiri kami berdua
"ini lo ma,Raina mau keluar tapi gak minta izin dulu sama papa, pasti mau pergi jalan-jalan sama temen-temennya".
"kalau Raina ngomong pasti papa gak mungkin ngebolehin Raina" ucapku dengan suara yang meninggi
"cukup Raina,kamu bisa gak kalau orang tua lagi ngomong itu jangan ngebantah. Apa begini kelakuan kamu kalau papa sama mama lagi gk di rumah. Apa ini balasan setelah apa yang papa sama mama udah kasih buat kamu. Kamu tau,berapa banyak kerigat yang udah mama keluarin buat kehidupan kamu" ucap mama memarahiku
"tapi bukan itu yang Raina mau ma,Raina gak butuh harta dari mama sama papa"suaraku yang sedikit serak karena menahan air mata yng sedari tadi ingin meluap.
"beraninya kamu bicara seperti itu"plaak". tamparan keras dari papa mengenai pipiku untuk yang kesekian kali, ku pegang pipiku yang terasa panas dan sekarang sepertinya sebentar lagi mataku akan mengeluarkan air.
"Marahin aja ma, raina kan emang anak bandel" teriak bella dari lantai atas dengan senyum penuh kemenangan.
"ma pa makasih buat semua keringatnya". Aku berlari kekamar meninggalkan mereka berdua.
Di kamar aku langsung merebahkan tubuhku, air mata yang dari tadi ku bendung kini kini keluar tanpa diminta. Tuhan kenapa kau memberiku derita di usiaku yang masih sangat muda. Tampaknya hujan kelabu selalu saja membasahi hidupku.
"tok tok tok" dari luar terdengar suara seseorang yang sedang mengetuk kamarku
"non,Non Raina ini bibi non"
Oh bi inem rupanya
"masuk bi!" jawabku dari dalam kamar
"non Ini bibi bikini susu buat non,di munum ya non".
"makasih bi"
" iya non. Non yang sabar ya non, ini semua ujian buat non Raina"
Saat bi inem berbicara seperti itu aku langsung memeluk tubuhnya, bagi ku bi inem sudah ku anggap orang tuaku bahkan melebihi orang tua kandungku.
" Bi kenapa semua orang gak ada yang sayang sama Raina".
" non gak boleh ngomong gitu, banyak kok yang masih sayang sama non seperti Bibi dan non Ira".
"Tapi Raina maunya papa sama mama bi"
"orang tua non itu sebenarnya sayang sama non, mereka itu gak mau non Raina kenapa-napa"
"tapi papa jahat sama Raina"
"papa Raina gak jahat, hanya saja beliau gak mau liat non Raina kenapa napa di luar sana. Sekarang non Raina belajar aja di kamar supaya makin pinter dan membuktikan kalau non Raina itu bisa seperti kak bella"
"iya bi"
"yaudah bibi kebelakang dulu ya non, permisi"
Aku tak tau mengapa orang tua ku begitu benci padaku,mungkin aku adalah salah satu anak yang tidak di inginkan untuk terlahir ke dunia, kata bi inem dulu sebelum aku terlahir ayahku sangat menginginka seoarang anak laki laki namun tuhan berkendak lain,bayi yang di kandung ibuku adalah perempuan. Saat mengetahui hal itu papa sangat marah bahkan papa berniat menggugurkan bayi yang di kandung ibuku tapi nenek ku melarangnya.dan kini aku terlahir kedunia sebagai anak yang di benci oleh orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Rindu
Teen FictionIni perihal tentangmu,perihal kamu yang berhasil menjadi cinta dalam diam ku. Raina tidak pernah menyangka bahwa pertemuannya dengan kak Rehan akan menjadi sebuah cerita bertajuk luka. Berasal dari rasa kagum yang kian hari kian tumbuh menjadi r...