Bab 30 (End)

612 16 0
                                    

Hai haiiii aku kembali dengan kisah Alya dan kawan-kawannya.

Happy reading!

***

Tak terasa sudah dua bulan setelah dirinya di rawat, dan sampai kini ia belum bertemu dengan Langit. Di rumahnya pun tidak ada, tidak ada kabar yang Alya dapatkan. Semua akses untuk mencari tau tentang kabar kekasihnya sudah di tutup. Kekasih? Bahkan dirinya masih mempertanyakan status apa yang kini dirinya jalankan?

Bahkan esok hari adalah pesta kelulusannya. Prom night tapi tak punya pasangan untuk pergi, padahal pasangan ia punya tapi entah dimana.

Alya sedang menikmati hari terakhirnya berada di sekolah ini. Pergi ke perpustakaan, pergi ke ruang kelas dimana dirinya dan Dera seringkali bertengkar atau menghabiskan waktu bersama. Ia menghabiskan waktu untuk berkeliling di area sekolah. Kebetulan sudah bebas dari jam pelajaran jadi ya ia manfaatkan untuk mengenang banyak kenangan disekolah ini.

Mengenai dirinya dan Dera bahkan masih belum berbaikan, entah lah. Semuanya terasa semakin jauh. Perlahan pergi dari dirinya, tapi ya harus apalagi? Masih dapat berpapasan dengan sahabatnya saja sudah bersyukur.

"Sita! Ayo kantin, laper nih. Keliling doang gini bikin laper dan ngabisin tenaga tau." Najwa dan Diandra merangkul dirinya.

Mengapa mereka memanggilnya Sita? Karena semenjak terbangun dari kejadian waktu itu. Ia meminta teman-temannya memanggil dirinya dengan nama belakangnya. Alya Nerwasita. Nama yang begitu ia syukuri, yang membawanya berada di situasi saat ini.

Dan ia selalu bersyukur bisa bertemu dengan kedua sahanat cantiknya, atau bahkan bertemu dengan Langit dan Dera. Baginya ini juga sebuah kebahagiaan yang tak ada harganya. Jangan lupa, dengan nama ini juga lah dirinya dikenal sebagai pemilik resmi Ability Dance.

"Prom nanti gue mau bawa yayang gue ah. Kalian manusia jomblo bawa pasangan juga dong!" ujar Najwa.

"Sombong banget punya pacar macem si Udin gitu. Lagian ya kalo lo lupa kan Sita juga masih punya pasangan." cibir Diandra.

"Halah pacar macem apaan kaya gitu? Sita sakit aja dia pergi. Dua bulan pula, udah putusin aja kali. Masih banyak cowo kece." Diandra menyenggol Najwa. Memang sahabat nya satu ini suka sekali berbicara asal.

"Oh iya, Diandra ada kemajuan sama sang pujaan hati Cikal Aldera?" tanya Alya.

Muka Diandra terlihat muram, "Kaya gak tau aja, dia dingin banget sama gue. Heran deh, pesona gue masih kurang kayanya." mereka bertiga akhirnya terkekeh.

"Ehm, boleh gue ngobrol sama Alya?" itu suara Dera!

Dera nya Alya telah kembali, sedangkan kedua sahabat itu memutuskan untuk pergi memberi waktu untuk Dera dan Alya mengobrol.

Keduanya terlihat canggung sekali, mereka hanya bertatapan selama 3 menit. Heran tidak pegal apa ya?

Dera tersenyum kemudian menarik tangan Alya ke arah taman sekolah.

"Gimana keadaan lo? Masih sakit gak?" sementara yang ditanya hanya terdiam menatap Dera.

Dera mengibaskan tangannya dihadapan Alya berkali-kali. Karena tidak menjawab pertanyaan dan malah menatap dengan wajah memelas.

Tak lama tangisnya pecah, sungguh Alya sudah tidak bisa menahannya lagi. Ia menangis sesegukan, sedangkan Dera yang kebingungan akhirnya memeluk sahabat tersayang nya menenagkan.

"Udah napa Al, gue kaya penjahat tau."

"Lo kan emang jahat! Huaaaa. Tega banget sama gue, gue dimusuhin 3 Bulan lebih. Jahat!" Dera mencoba menenangkan amukan sahabatnya.

Setelah merasa Alya mulai tenang dirinya mencoba untuk menjelaskan dan memberi tahu alasan dibalik sikapnya belakangan ini.

"Gue gak benci lo Al, jujur gue kangen banget. Tapi selama 3 bulan lebih itu gue nyoba hapus perasaan gue ke lo supaya balik lagi kaya dulu tanpa perasaan yang bisa rusak persahabatan kita. Dan gue udah berhasil, hari ini gue balik sama lo. Gue perbaiki semua yang rusak, gue gak akan ninggalin lo lagi. Maaf gue gak ada disaat lo sakit, sejujurnya waktu lo pingsan gue ada di kamar sebelah denger obrolan lo sama Diandra. Hampir aja goyah, tapi akhirnya gue berhasil sekarang. Maafin gue ya, kita sahabatan kaya dulu lagi?" Dera menatap penuh harap.

Alya menganggukan kepala, ia juga tak bisa kehilangan sahabatanya lagi. Mereka telah berbaikan.

"Prom nanti gue jemput lo ya?" tanya Dera.

"Lah terus Diandra gimana? Lo masa gak suka sih sama dia?" tanya Alya

"Gue udah nyiapin sesuatu buat dia, tapi pokonya Prom gue anter jemput lo baru urusin soal Diandra. Okay?"

Mata Alya menyipit, "Okay pak bos! Laksanakan rencana." kemudian keduanya tertawa lepas.

Selesai.
-----------------------------------------------
Yeeyyy! Akhirnya selesai juga^^
Gimana kesannya? Merasa gantung? Bingung? Atau gimana? Atau ada yang mau ditanya? Komen dongg pliss hehe

Masih ada satu part yang bakal aku publish, paet terakhir yang bener benee terakhir dari kisah ini.

Terimakasih untuk kalian yang masih stay menunggu kelanjutan kisah mereka ya^^
See you!

Difficult Choice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang