Bab 9

475 37 2
                                    

Happy reading!

***

Cuaca kali ini sudah cukup membaik, beda nya jika kemarin hujan tak berhenti. Sekarang panas yang sangat terik.

Beberapa siswi membawa kipas angin portable dan payung. Alasan utama mereka membawa itu hanya karena takut wajah nya berminyak kering jika di biarkan di cuaca yang sering berubah seperti ini. Dan tentunya juga takut terserang penyakit.

Tapi sayang jam pelajaran terakhir akan sangat memeras keringat mereka di siang hari ini.

Jam terakhir yang tidak terlalu disukai para siswi di sekolah adalah jam Olahraga.

Kali ini Alya tidak bisa santai mengikuti jam pelajaran Pak Angga, guru Olahraga mereka. Ia merasa lemas bukan main.

"Al, lo mending izin aja ke Pak Angga. Atau mau gue bantu bilangin?" tanya Diandra yang kebetulan melihat wajah pucat sahabat nya.

"Gak usah, gue masih kuat kok. Ayo Di, kita baris pemanasan." Ia menarik tangan Diandra kemudian berbaris bersama yang lain.

Setelah melakukan beberapa gerakan pemanasan sesuai intruksi. Materi hari ini yaitu softball.

Softball adalah permainan pengrmbangan dari Baseball atau Hardball. Terdiri atas 2 tim, masing-masing tim berjumlah 9 orang yang di pimpin satu kapten.

Cara memainkannya adalah bola tersebut dilempar oleh seorang pelempar bola (pitcher) dan menjadi sasaran pemain lawan yang memukul (batter) dengan menggunakan tongkat pemukul (bat). Tiap tim berlomba untuk mengumpulkan angka atau run dengan cara memutari tiga seri marka (base) pelari sampai menyentuh marka yang terakhir yang disebut dengan home plate.

Tim atau regu yang berhasil mencetak angka atau run terbanyak dalam inning yang telah ditentukan adalah pemenangnya. Durasi atau lamanya permainan softball adalah 7 inning atau selama waktu 2 jam. Permainan softball minimal membutuhkan satu sampai tujuh

Alya satu kelompok bersama Diandra, sementara Najwa tidak bisa ikut jam pelajaran karena Dispen lomba teater.

Alya sudah memegang tongkat pemukul dengan posisi siap. Ketika pelempar mengayunkan bola nya di pukulan pertama dan kedua Alya gagal mendapatkan fokus.

Ia bersiap lagi untuk pukulan terakhir, dan memfokuskan mata nya. Karena setiap pemain hanya di berikan kesempatan memukul bola sebanyak 3 kali. Jika tetap gagal maka pemain out.

Pelempar melemparkan bola, dan berhasil Alya pukul hingga melambung kembali dengan jarak yang cukup jauh. Sorakan dukungan dari teman kelas nya terdengar cukup riuh di lapangan. Apalagi Diandra yang ada di belakang Alya tadi.

Ia melempar tongkat pemukul nya ke pinggir tempat nya berdiri tadi kemudian berlari hingga home plate. Sorakan kemenangan dari tim nya terdengar.

Intruksi peluit dari Pak Angga terdengar, permainan usai dengan point kelompok Alya tertinggi.

Dua jam pelajaran menguras tenga nya yang semakin lemas. Alya merasa mual, ia mengajak Diandra untuk menemani nya ke toilet sebelum masuk kembali ke dalam kelas. Diandra menunggu di luar toilet.

Tapi sudah lebih dari 20 menit Alya tak kunjung keluar dari dalam kamar mandi. Diandra merasa ada yang aneh, jika hanya muntah atau mungkin membuang air besar tidak akan selama ini.

Ia mengetuk pintu toilet, "Al, udah belom? Ke kelas yuk." hening tidak ada jawaban.

"Gak usah bercanda deh, cepet Al kita masuk kelas." Diandra mengetuk lagi pintu toilet nya, sama sekali tak ada suara. Dengan cepat ia menggerakan knop pintu nya. Dan berhasil, sama sekali tak terkunci.

Saat masuk ia terkejut melihat Alya pingsan dengan posisi bersandar ke tembok dekat toilet.

"Astaga, lo kenapa bisa gini." ia menepuk pipi sahabat nya.

Diandra berlari keluar memanggil orang yang lewat untuk membantu nya membawa Alya ke UKS.

••••

Najwa dan Dera datang membuka tirai ruang UKS, menampakkan sang sahabat yang terbaring dengan wajah pucat. Sementara Diandra mengelap bulir keringat dingin di sisi wajah Alya.

Dera menghampiri sahabat nya yang tengah terbaring, "Kenapa dia bisa sampe pingsan?" tanya nya menatap Diandra.

"Tadi pagi dia baik-baik aja, mulai pucet dari jam Olahraga." jelas Diandra

"Dia makan gak jam istirahat?"

"Alya cuma ngemil buah nanas yang gue bawa tadi."

"Apa?!" teriak Dera dan Najwa.

Dera mengusap wajah nya, "Lo kasih dia buah asem? Astaga Diandra lo bego?!" Diandra tersentak dan mata nya mulai berkaca-kaca.

Najwa menyentuh pundak Diandra, "Lo ikut gue ke luar. Biar Dera yang jaga Alya."

Dera duduk di kursi sebelah ranjang dan menggenggam tangan dingin Alya, "Lo suka banget buat gue panik." gumam nya.

Sementara di luar ruangan Najwa tampak mengelus pundak Diandra yang sedang menangis sesegukan setelah di bentak Dera.

"Udah lo jangan nangis lagi, wajarin aja kalo Dera sampe bentak lo barusan."

"Gu-Gue bukan takut karna di bentak, t-tapi gue ngerasa gak enak udah bikin Asam Lambung Alya naik." ia menyeka air mata nya.

Sementata Najwa mengelus pundak Diandra, ia tadi sudah memberi penjelasan mengapa sahabat nya terbaring di dalam. Wajar saja jika ia tidak tau, Diandra masih terbilang baru dekat dengan Najwa dan Alya.

Setelah meredakan tangisan nya ia menoleh pada Najwa, "Naj, Dera sayang banget ya sama Alya?"

Najwa hanya menangguk, "Yang gue tau selama ini sih gitu. Apalagi mereka berdua kan udah deket dari lama. Bahkan sering banget buat nginep di rumah satu sama lain. Yang gue tau Bunda nya Alya nitipin dia sama Dera. Jadi udah gak aneh."

"Emm, gitu ya." Diandra hanya mengangguk mengerti.

Mereka berdua masuk kembali ke dalam ruang UKS menunggu Alya bangun.

"Sorry gue bentak lo, gue panik tadi." Dera menoleh.

"Eh, iya. Gue juga minta maaf karena gak tau Alya punya magh akut." jawab Diandra.

Dera mengangguk, "Jangan di ulang, dia kalo sakit buat gue senewen. Jaga dia gue keluar beli makanan."

Diandra menatap Dera yang sudah berlalu. 'Gue ngerasa ada hal lain yang buat lo khawatir banget sama Alya.. lebih dari sekedar sahabat ke sahabat nya.' batin nya.

--------------------------------------

Akhirnya aku update sepagi ini.

Selamat menikmati, dan semoga suka dengan part ini.

Ada yang mulai ngeh sama sesuatu disini?

Kalian dapet salam dari Dera.

See you in the next chapter!  ^^

Difficult Choice ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang