Masih dengan musim semi yang indah, London memang tidak akan pernah sepi oleh warga Negara ataupun pengunjungnya. Siapapun akan tergoda untuk mengunjungi London dan tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk menikmati kota sejuta keindahan itu. Bahkan saat malam sekalipun, London tetaplah gemerlap dan seakan gagah memperlihatkan pesona akan daya tariknya.
Jalanan London yang tak pernah sepi, adalah bukti Negara ini tidak akan mati. London Bridge yang indah saat malam, selalu menjadi lalu lalang para pengendara. Bahkan beberapa orang ada yang menjajakkan kaki di pinggir jembatan indah tersebut sambil melihat sungai Thames yang membentang atau bahkan berdiri menikmati hembusan angin yang sejuk.
Sambil mendengarkan musik, pria tampan itu menyapu jalanan sambil menikmati musik pop yang diputarnya. Sedan hitam keluaran dari BMW itu, melaju dengan kecepatan sedang. Dia benar-benar menikmati suasana malam London. Senyum tercetak di bibir penuhnya kala melihat sesuatu di luar jendelanya. Mobilnya berhenti karena traffic light berwana merah.
Selagi menunggu lampu berganti hijau dan beberapa orang yang menyebrang, Kai membuka ponselnya dan membalas pesan yang baru saja dia terima. Kai berdecak sambil mengetik pesan balasan kepada pengirim pesan.
Krystal berjalan sambil menggandeng tangan Kevin menyebrangi jalan di zebra cross. Kevin hanya bersenandung kecil sambil menganyunkan tangan Krystal saat berjalan. Mereka melebarkan langkah, karena traffic light akan segera berubah warna.
TIN TIN
Kai terkejut dan melihat lampu sudah hijau, dia segera mengganti gigi transmisi dan melajukan mobilnya ke arah tujuan. Dia juga sesekali melihat ke arah pinggir jalan saat melihat seorang anak lak-laki memberikan uang pada pengamen jalanan.
Dengan segera, Kai melajukan mobilnya karena jam sudah menunjukkan pukul delapan malam dan dia bisa dipastikan terlambat. Namun seakan tidak peduli apa resikonya, Kai bahkan masih mempertahankan laju mobilnya ke arah tujuanya. Bisa Kai bayangkan apa yang dia peroleh nanti saat tiba. Mungkin ocehan panjang lebar dari seseorang yang kini sedang menunggunya.
Krystal membuka pintu toko peralatan sekolah yang baru dia pijak bersama Kevin. Dengan semangat, Kevin masuk dan mengedarkan pandangannya pada isi toko yang begitu lengkap. Krystal melihat Kevin yang berjalan ke arah pelayan yang berpakaian seragam kerja. Krystal hanya mengikuti kemana arah anaknya saat ini.
"Selamat malam Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" Sapa ramah sang pelayan.
"Eemmhh ya. Berikan aku satu paket alat lukis dan dua kanvas ukuran mini." Pinta Krystal kepada pelayan tersebut.
Apa yang Krystal beli kali ini, adalah hadiah untuk Kevin. Sebenarnya sudah lewat seminggu dari penerimaan rapor Kevin, namun Krystal baru memiliki cukup uang untuk membeli hadiah permintaan Kevin. Meskipun terlambat, namun Kevin tidak masalah asal Mamanya memenuhi permintaannya.
Krystal memang selalu menuruti apa yang dipinta oleh Kevin. Meskipun harus mengeluarkan uang lebih, Krystal tidak masalah. Karena Kevin, tidak sering meminta sesuatu yang berbau mahal. Mungkin hanya sesekali seperti saat ini. Permintaan Kevin paling lebih adalah piknik dengannya atau jalan-jalan ke taman menghabiskan waktu.
Kevin tahu, bahwa Mamanya susah mencari uang. Dia tahu bagaimana letihnya sang Mama saat pulang kerja apalagi langsung memasak makan malam. Dan akan terlelap ketika Kevin sudah ke alam mimpi. Sungguh mulia memang apa yang seorang ibu lakukan untuk anaknya.
***
Gemerlap lampu yang remang, suara musik dj serta aroma alkohol terasa menusuk hidung yang baru saja tiba. Tempat biasa anak muda dan kalangan atas menghilangkan stress dan penatnya. Sudah tidak asing jika tempat ini menjadi sasaran bagi mereka yang ingin bersorak bahagia, berteriak tanpa beban dan meliuk-liukkan tubuhnya dengan begitu lihai.