TUJUH

1.2K 153 16
                                    

Derap langkah tegas Kai menggema di lantai marmer perusahaan terkemuka di London. Dia tidak peduli akan tatapan kagum, heran dan penasaran oleh karyawan perusahaan tersebut. Dalam benaknya adalah segera sampai ruangan yang dia tuju. Saat lift terbuka, Kai langsung masuk dan memencet tombol lantai tujuannya. Hanya beberapa saat dia sampai.

Lift terbuka dan memperlihatkan security yang menjaga lantai. Kai hanya tersenyum simpul menanggapi sapaan dari security tersebut. Segera dia melangkah ke arah ruangan yang dia tuju. Sekertaris yang berada di luar hanya menatap heran Kai namun Kai tidak peduli lalu membuka pintu yang bertuliskan wakil direktur dan masuk ke dalamnya.

"Aku sudah menemukannya," ucap Kai kepada seseorang yang duduk di balik meja.

"Siapa?"

"Our princess."

Tubuh lelaki yang ada di balik meja yang tak lain adalah Sehun, menegang dan matanya melebar menatap Kai yang malah menyeringai. Sehun meletakkan bulpoin di atas meja dan memberi isyarat pada kembarannya tersebut untuk duduk.

"Teh atau coklat?" tawar Sehun berusaha mencairkan suasana.

"Pestisida!" jawab Kai asal karena merasa kesal sang kakak memperlambatnya.

"Oke!" Sehun menekan telepon yang di dekatnya untuk menghubungi sekertarisnya. "Buatkan segelas coklat hangat!" Perintah Sehun cepat dan langsung mematikan telepon. Dia memandang adiknya itu dengan seksama.

Kai sendiri bingung harus memulai darimana. Dia tidak tahu harus menjelaskan seperti apa. Hembusan nafas gusar membuat Sehun menatap Kai penuh tanya. Sehun penasaran akan apa yang disampaikan oleh Kai. Rasanya dia juga ingin bertemu seseorang yang mereka sebut princess yang tak lain adalah Krystal.

"Lukisan di kantorku, pemandangan kota London. Masih ingat?" Sehun mengangguk menjawab pertanyaan Kai karena tahu lukisannya. Kai menghentikan ucapannya saat OB membawakan segelas coklat untuk dirinya. "Yang melukis adalah Kevin, anak Krystal."

"APA?!!"

Hanya tanggapan senyum miring yang diberikan Kai pada saudara kembarnya itu. Lain halnya dengan Sehun yang menatap Kai tak percaya. Berita mengejutkan sekaligus membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Selama tujuh tahun mereka, lebih tepatnya Kai berusaha keras mencari Krystal, justru berita mengejutkan ini yang didapatkan. Bukan hal itu yang Sehun inginkan, namun bukan berarti dia tidak suka jika Krystal sudah memiliki anak. Namun yang membuat Sehun bertanya-tanya adalah alasan kepergian Krystal yang secara tiba-tiba selama ini.

"Kamu sudah bertemu suami Krystal?" tanya Sehun sambil melonggarkan tali dasinya yang terasa mencekik. Kai tersenyum miring menatap Sehun dengan tajam membuat Sehun mengernyitkan dahi.

"Kamu bertanya suami Krystal? Seharusnya aku yang bertanya, APA YANG KAMU LAKUKAN MALAM ITU BRENGSEK!!" teriak Kai sambil menggebrak meja.

Sehun terkejut bukan main, dia tidak menyangka respon yang diberikan Kai atas pertanyaannya. Sehun juga tidak tahu apa yang dimaksud oleh Kai. Sejenak dia berfikir kejadian malam itu, sampai akhirnya Sehun mengingat malam sebelum Krystal menghilang begitu lama. Malam dimana mereka semua menghabiskan pergantian tahun dengan pesta terutama minum sampai mabuk.

Tanpa memperdulikan ekspresi Sehun yang terkejut, Kai beranjak dari duduknya meninggalkan ruangan Sehun . Dia tidak ingin menghajar saudara kembarnya itu. Sehun tidak sadar jika Kai sudah beranjak sampai suara pintu yang terbanting dengan kencang. Hembusan nafas lelah terdengar dari Sehun sambil menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya dan memijat pelipisnya yang pening.

"Apa lagi ini?"

***

"Apa aku mengganggu?" tanya Sehun saat membuka pintu ruangan serba putih tersebut. Seseorang yang ada di dalam ruangan itu mendongakkan kepalanya dan menatap Sehun sejenak.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang