ENAM

707 127 20
                                    

"Nah, sudah tampan anak mama," ucap Krystal setelah memakaikan sepatu converse merah, warna kesukaan Kevin.

"Kita jalan kaki?" tanya Kevin dengan raut bahagia yang tidak bisa dipungkiri. Krystal tersenyum membenarkan beani yang melekat pada kepala Kevin.

"Paman Chris yang menjemput kita, sayang. Mungkin sudah datang." Kevin menangguk paham penuh semangat.

Krystal menggandeng tangan Kevin untuk keluar kamar. Untung saja, Kevin sudah siap jadi tidak membuat paman Chris menunggu lebih lama. Krystal merasa tak enak hati jika merepotkan lelaki yang begitu baik pada keluarganya terutama pada Kevin. Jika semua berfikir bahwa paman Chris mencari kesempatan untuk mendekati Krystal, hal itu salah.

Paman Chris sudah menganggap Kevin seperti anaknya sendiri dan Krystal seperti adiknya sendiri. Panggilan paman yang Krystal lontarkan guna untuk mendidik Kevin supa menghormati beliau. Kebaikkan paman Chris pada keluarga Krystal tak terhitung. Bahkan sebelum adanya Kevin, paman Chris sudah dekat dengan keluarga Krystal semenjak Krystal dan bibi Maria pindah. Saat itu Krystal sudah mengandung empat bulan. Paman Chris sempat bertanya suami Krystal, namun Krystal menjawab dengan santai dan tegas.

"Bahkan Maria saja tidak memiliki suami yang mendampinginya saat hamil. Jadi aku mengambil pelajaran dari kehidupan Maria yang tetap mempertahankan calon anaknya."

Semenjak itulah paman Chris tidak lagi bertanya hal tersebut kepada Krystal ataupun bibi Maria. Paman Chris tahu jika ada sesuatu dibalik semuanya, namun dia tidak ingin mengusik kehidupan Krystal. Sebagai orang luar, dia hanya bisa membantu, mendukung dan mendoakan Krystal. Bahkan ketika Kevin lahir kedunia, paman Chris juga ikut membantu menjaga anak tampan itu.

"Sudah lama menunggu, paman?" tanya Kevin sambil tersenyum kepada paman Chris.

"Tidak. Sudah siap?" Kevin terlihat berbinar matanya.

"Sangat siap." Tukas Kevin dengan penuh semangat.

Merekpun keluar rumah yang ditinggali Krystal. Ternyata paman Chris membawa mobil kebesarannya. Mobil yang Kevin suka karena bentuknya yang unik. Bukan hanya bentuknya, namun warna mobil tersebut warna favorit Kevin.

Krystal duduk di depan dengan Kevin dipangkuannya. Sebenarnya Krystal bisa duduk di belakang, namun Kevin ingin dipangku oleh Mamanya. Tidak ingin membantah permintaan sang buah hati, akhirnya Krystal mengabulkan keinginan Kevin.

Sepanjang perjalanan, mereka ditemani oleh musik yang terputar di play list mobil paman Chris. Tak jarang Kevin juga ikut bernyanyi. Terkadang paman Chris juga ikut bernyanyi bersama dengan Kevin. Krystal hanya diam sebagai pendengar yang baik, sebenarnya dia ingin ikut bernyanyi namun tidak percaya diri dengan suaranya. Bahkan Krystal merasa jika suaranya kalah dengan suara indah milik Kevin. Kevin memiliki suara yang begitu indah dan Krystal sangat menyukainya.

"Krys, bagaimana perkembangannya?" tanya paman Chris kepada Krystal sambil terus konsentrasi menyetir. Krystal yang mengerti arah pembicaraan paman Chris, hanya bisa tersenyum getir.

"Aku akan terus berusaha, paman."

"Jangan sungkan jika kamu membutuhkan bantuan. Aku akan selalu membantumu," ucap paman Chris membuat Krystal tersentuh oleh kebaikkan pria itu.

"Selagi aku masih mampu, aku akan berusaha, paman. Terima kasih karena selalu membantu kami." Paman Chris tersenyum sambil sesekali melihat Krystal.

"Aku selalu ada untuk kalian. Jangan lupakan hal itu, Krys." Kepala Krystal mengangguk paham. Paman Chris memang begitu baik bahkan tanpa diminta, beliau sudah mengulurkan tangannya untuk membantu Krystal dan keluarganya.

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang