🐕💥🐤

26 0 0
                                    

Membaca pesan Jinhyuk, Byungchan menggerutu kesal.

Bagaimana kalau cowok itu sungguhan mendahuluinya?

Habis sudah uang jajan Byungchan seminggu kedepan untuk membelikan Jinhyuk dan Wooseok tiket menonton frozen. Mana dia menjanjikan VIP pula.

"Choi Byungchan bego..." lirih pemuda tinggi itu sedih, "lo tuh emang begonya nggak ketaker, Chan..."

Seungwoo yang diam-diam memandangi pemuda itu jadi tersenyum kecil. Tapi ia lebih memilih menunggu Byungchan menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan.

"Huft..." Byungchan menunduk sendu. "Uang gue..."

Byungchan bertekad untuk melupakan masalah itu dan menikmati hari ini bersama Seungwoo.

Ya, setidaknya dia berhak bahagia juga meskipun sebentar lagi ia akan jatuh miskin.

Lagian kenapa sih Han Seungwoo itu lama banget nembak dia?

Byungchan jadi menatap Seungwoo dengan kesal. Tapi tidak jadi, karena ternyata malah dirinya yang sedang ditatapi dengan intens oleh Seungwoo.

"K-Kenapa ngeliatin aku kaya gitu?" Byungchan gugup, rasanya ingin teriak karena jantungnya berasa jatuh ke perut.

Seungwoo terkekeh, lalu mengacak-acak surai lembut Byungchan.

"Kamu tuh lagi mikirin apa sih dari tadi?"

Mampus.

Rambutnya yang diacak-acak, hatinya yang ambyar.

"Ha? Apa? Oh, enggak- itu aku lagi mikirin itu... ituloh... kenapa ya aku bego banget main basket, padahal kata orang yang badannya tinggi itu cenderung jago main basket???"

Mendengar ucapan Byungchan yang berantakan, Seungwoo jadi tertawa semakin keras.

"Aduh, Chan Chan..." pipi Byungchan menjadi kemerahan saat Seungwoo mencubitnya pelan. "Nggak cape ya kamu gemes terus?"

Astaga.

Bisa nggak sih Byungchan berubah jadi mbak mbak yang jaga timezone aja? Kayaknya ngehadepin pelanggan lebih gampang daripada ngehadepin Han Seungwoo yang suka sembarangan bikin anak orang kepanasan kaya gini???

"Kak, kayaknya kita harus main itu deh!" Byungchan menunjuk sebuah mesin pengambil boneka yang ada diujung ruangan. "Aku lagi pengen boneka nih!"

biar bisa gue remes remes kalau lagi ambyar sama kelakuan kak seungwoo, lanjutnya dalam hati.

Seungwoo setuju.

Keduanya berakhir bermain games yang bisa dibilang imposible itu. Seungwoo mencoba tiga kali, dan ketiganya gagal.

"Kayaknya bakal susah deh, Chan." Ujar Seungwoo setelah percobaan terakhirnya. "Kita coba yang lain aja ya? Kalau yang ini, mungkin kamu bisa coba lain kali sama pacarmu haha."

Haha.

Ha.

Maksudnya apa coba?

Byungchan yang jelas-jelas tak mengerti tak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.

"Maksud kakak gimana?"

"Hm?" Seungwoo menoleh, kini saling menatap dengan yang lebih muda. "Gimana apanya?"

"Sama pacarku, itu maksudnya gimana?"

Kini Seungwoo yang mengeryit tak mengerti.

"Kakak ada salah ngomong?"

Byungchan merasa tersinggung. Ia bingung setengah mati apakah Seungwoo sedang bermaksud serius atau menggodanya?

Secara, Byungchan sudah yakin bahwa yang akan menjadi pacarnya adalah Han Seungwoo. Dia. Orang yang berada disamping Byungchan saat ini.




"Kak... aku maunya kakak yang jadi pacarku."



DAMN.

Byungchan ingin mengutuk mulutnya sendiri yang bertindak sebelum disaring.

Tapi mau bagaimana lagi? Dia terlanjur terbawa perasaan?

"Hah?"

Yeu, malah jadi tukang keong.

Byungchan menarik nafasnya, dan kembali memberanikan dirinya menatap Seungwoo. Kali ini saling berhadapan, saling bertatapan.

"Aku mau kakak yang jadi pacarku. Emangnya kurang jelas ya kak?"




"Chan..."





"Kenapa? Selama ini kita deket kan, kak? Kakak selalu perhatian sama aku, kakak selalu perlakuin aku beda sama yang lain, kakak..... suka aku, kan?"








"Chan, kakak sudah punya pacar."









JDER. Anggap ini suara petir. Karena suara ini benar-benar ada didalam benak seorang Choi Byungchan.








"Maaf kalau kakak bikin kamu salah paham tapi... kakak udah punya orang lain, Chan."









Dan Byungchan tidak pernah membayangkan akhir yang lebih mengejutkan daripada ini.

The Dealers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang