Budayakan vote sebelum membaca😊🤗
Happy reading guys..🤗
“nih pake helmnya” Nando menyodorkan sebuah helm dari dalam jok motornya. Rianapun mengambil helm tersebut
“kerumah lagi?” tanya Riana sembari menaiki kendaraan milik Nando
Akhirnya Nando menstarter kendaraanya, mereka berdua hendak pergi kerumah Nando
Sesampainya di rumah
“Assalamualaikum” salam Nando dengan Riana secara bersamaan
“Waalaikumsalam” terdengar suara dari dalam rumah Nando
Ternyata suara tersebut berasal dari suara Bi Riri dan kini beliau talah membukakan pintu untu Riana juga Nando. yaa meskipun Nando adalah anak sang pemilik rumah, tapi ia tetap sopan untuk tidak masuk sembarangan terkecuali tidak ada orang di rumahnya
Nando, Riana dan Bi Riri kini memasuki rumah tersebut
“Mama sama Papa kemana bi?” tanya Nando
“mmm... lagi pada di kantor den” jawab Bi Riri
“terus ka Gio?” tanya Nando kembali dengan raut wajah khawatir
“den Gio ga mau keluar kamar setelah di bentak oleh nyonya dan tuan” Bi Riri berbicara dengan nada sedih
“ apa?” Nando dan Riana sama sama kaget, entahlah ada apa dengan Riana tapi seharusnya pria itu tidak boleh dimarahi, Riana hanya takut Gio depresi, begitu pula dengan kekhawatiran Nando akan kakaknya itu
“kok bisa sih bi?” tanya Nando berharap Bi Riri bercerita padanya“mmm... Bi?Nando? aku boleh ke kamar ka Gio?” Riana bertanya dengan hati hati, ia takut Nando akan cemburu.
Namun sekarang bukan waktunya untuk cemburu, Nando harus berfikir jernih demi kakaknya
Akhrnya Nando mempersilahkan Riana pergi“yaudah ia, tapi hat hati ya ka Gio suka ngamuk kalo diganggu” Riana segera mengangguk faham dan kini wanita itu beranjak pergi kekamar Gio
~~~~
“Ka Gio?” Riana mengetuk pintu kamar Gio dengan sangat hati hati“pelgi, atau Gio tusuk, GIO PENJAHAT SEKALANG!” Gio berteriak dari dalam kamarnya yang masih tertutup
Riana meneguk ludahnya sendiri saat Gio mengatakan tusuk, namun kali ini Riana harus mengalahkan ketakutannya itu
Riana perlahan berjalan dan membuka pintu kamar Gio, alhasil? Ia melihat kamar yang sudah seperti di porak porandakan badai (sangat berantakan).Kini mata Riana tertuju pada sebuah barang yang dipegan oleh Gio
Riana segera berlari menghampiri pria itu“Ka Gio jangan” Riana berusaha menggapai pisau yang ada pada genggaman Gio
“arghhh” pekik seseorang diantara mereka yang merasa kesakitan
“Riana” teriak Gio. Siapa sangka kini Gio terlihat seperti orang dewasa dengan nada bicaranya yang nampak khawatir
“gapapa ka” Riana masih sempat sempatnya tersenyum dengan luka yang ditangannya akibat ulah pisau yang tadi di pegang Gio dan kini pisau itu terlempar jauh dari hadapan mereka berdua
Gio segera mengambil kotak P3K miliknya
“tangannya mana?” pinta Gio bermaksud agar Riana memberikan lengan yang tadi terluka untuk di obati
“ga papa ko ka” Riana masih dengan senyumannya
‘jika hanya dengan aku terluka mampu membuat kakak berubah, aku siap untuk selalu melakukan itu’ batin Riana
KAMU SEDANG MEMBACA
dont Cry Riana
Teen FictionRiana terpaksa menikah dengan seorang pria yang memiliki sifat layaknya anak kecil karena hanya ia yang mampu membuat pria itu tenang meskipun terkadang ia harus menerima sifat suaminya yang tak karuan.