Ini bukan sequel apapunn oge.
Happy reading <3
ㅡㅡㅡ
(13.27)
"Dek"
Haera yang baru masuk rumah menoleh.
"Beli makanan gih, nanti temen-temen abang mau dateng," suruhnya lalu lanjut bermain game diponsel.
Haera mencibir, "Beli lah sendiri, gue mau beli buat temen-temen gue sendiri".
Punggung Jaehyun menegak, "Temen lo? Kesini? Yang mana? Tumben?".
Mata Haera berotasi malas.
"Udah biasa juga kan mereka main kesini, temen-temen abang tuh yang tumben. Biasanya juga kalian ngejomblo di McD".
Plak!
Bantal sofa mendarat mulus dikepala Haera.
"Tau kami ini jomblo, tapi gausah ngatain juga"
Haera balas melempar bantal sofa itu hingga ponsel Jaehyun jatuh dari genggamannya, membuat pria itu refleks mengumpat. Sementara Haera segera naik menuju kamarnya.
"Assalamualaikum temen-temen" sosok bongsor Lucas datang sambil menyampirkan tas di pundak kanannya.
Jaehyun menoleh tidak peduli, "Kayak Ria McD aja lo".
Lucas mendecak, "Tau nggak sih hukum menjawab salam adalah wajib? Bunda nggak ngajarin kamu kayak gini ya" serunya lalu berkacak pinggang.
"Waalaikumsalam" balas Jaehyun tanpa menoleh. Lucas menghela pelan, menirukan bundanya ketika lelah.
"Tapi bang" kali ini Lucas menyatukan kedua alisnya, "Bukannya itu Ria Recheese?" tanyanya.
"McD lebih enak" elak Jaehyun.
"Yeuu bucin kok sama McD" cibir Lucas lalu melempar Jaehyun dengan bantal sofa hingga ponsel pria itu jatuh lagi.
"What the fㅡ" umpatan Jaehyun tertahan diujung bibir kala bundanya lewat dan Lucas sudah berlari ke kamarnya.
ㅡㅡㅡ
(13.38)
"Samlekom"
Chaeri menoleh mendengar sapaan tidak benar itu.
"Ma!" Panggilnya lalu menoleh ke arah dapur, "ada tamu" dia melapor.
"Siapa? Suruh masuk lah" Mama yang sedang sibuk di dapur tidak sempat menoleh walau sedikit.
"Gatau, minta sumbangan kayaknya" enteng Chaeri.
"Kurang ajar" Jeno yang masih berdiri diambang pintu segera masuk dan berlari ke arah gadis menyebalkan itu. Sementara Chaeri segera mengambil langkah seribu.
"Sini lo!" Jeno mengejar Chaeri tanpa ampun, membuat mama mau tak mau menoleh.
"Apa sih dek, Jeno kok jadi orang minta sumbangan" mama menggelengkan kepalanya, lalu lanjut pada kegiatannya.
Chaeri nyengir, Jeno sudah menangkapnya lalu menggelitik lehernya hingga terasa keram.
"Bang Mark mana?" Tanya Jeno lalu melepas Chaeri yang terduduk kelelahan karena tertawa.
"Di kamarnya lah, dimana lagi coba" Chaeri melangkah ke tempat awalnya lalu mengganti channel televisi.
Jeno segera melangkah menaiki tangga menuju kamar Mark. Jeno anak tunggal, si tukang gabut, menyandang gelar sebagai sepupu keluarga ini. Rumahnya tidak jauh dari sini dan selalu sepi. Itu mengapa Jeno lebih suka main bahkan tak jarang menginap disini.
"Ikut kerumah Haera nggak?"
"Kambing eh anjㅡ!" Chaeri segera menutup mulutnya rapat-rapat lalu melotot menatap Jeno.
"Kenapa lo bisa tiba-tiba ada dibawah!?" Teriak Chaeri makin melotot, terkejut setengah mati.
"Ya abis, bang Mark lagi mandi" balas Jeno enteng, "lo kerumah Haera nggak?" Ulang Jeno.
"Apa? Belajar bareng itu? Yaiyalah masa enggak" Chaeri menyilangkan kaki diatas sofa.
"Kata Haera temen-temen bang Jaehyun juga mau dateng" ucap Jeno.
"Ya terus?"
Jeno terdiam, "Katanya temen-temennya ganteng semua".
Chaeri menoleh, "Trus? Mau lo gebet gitu?" Tanya Chaeri sarkas.
Plakk!
Jeno melayangkan pukulannya ke kepala Yaeri.
"Si dodol" umpatnya.
"Ya terus apa?" Chaeri meringis.
Jeno berdeham kecil, "Yaa siapa tau lo mau berpindah hati gitu".
Chaeri melotot, "lo mau ngambil Lucas dari gue!?" Teriaknya refleks.
Jeno memukul kepala gadis itu lagi, "Bisa nggak sih berhenti mikir gue homo?".
"Nggak bisa, kenapa?"
Jeno mendengus, "bodo ah," lalu melangkah kembali menemui Mark yang sepertinya sudah selesai mandi.
ㅡㅡㅡ
(13.23)
"Ihh kok nggak ada makanan?!" Yoona speechless melihat meja makannya yang begitu sepi.
"Beli aja sana, abang mau kerumah temen" Jungwoo menyahut dari dalam kamarnya.
"Mama kemana?" Tanya Yoona.
"Kerumah Tante Byun" Jungwoo membalas pendek.
Yoona memegangi perutnya, "Gue nanti juga mau kerumah Haera sih".
"Nah yaudah, disana paling banyak makanan" balas Jungwoo enteng sekali.
"Tapi gue lapernya sekarang gimana dong?" Yoona duduk di salah satu kursi meja makan dengan pasrah.
"Yaudah, tinggal tahan aja susah" Jungwoo dengan santai duduk di sofa diseberang Yoona.
"Lempar nih" Yoona menggenggam sendok dengan erat, siap melemparnya.
"Lempar aja kalo bisa" Jungwoo sibuk menatap ponsel.
Yoona menggeram lalu dengan brutal melempari Jungwoo dengan sendok dari atas meja makan, "Musnah aja lo, musnah!".
"Woi udah, udah! Sakit anjir!" Jungwoo berlindung dibalik bantal sofa setelah menyelamatkan ponselnya dari hujan sendok.
Yoona mana peduli, tangannya sibuk mencari barang apapun yang sekiranya enak dilempar ke kepala abangnya itu. Beraninya dia menyuruh Yoona menahan lapar.
"Iya iya ampun deh, abang bikinin mie mau?" Pasrah Jungwoo masih was-was kalau saja Yoona akan melempar meja makan kearahnya.
Yoona terdiam lalu memicing, mie sepertinya cukup mengganjal perut.
"Yaudah sana bikin" Yoona beranjak membereskan kembali barang-barang yang dia lempar tadi.
"Mau mieㅡ"
"Mie rebus"
"Pakeㅡ"
"Iya pake telor"
"Ituㅡ"
"Gausah pake sayuran"
Jungwoo bergidik, "Buset dek, galak amat"
"Bodo"
Gantian Yoona duduk di sofa lalu menghidupkan televisi sembari menunggu pesanannya siap.
ㅡㅡㅡㅡ
Bagus gasi kayak gini hadeu
Jangan lupa vote, hehe
ㅡ0604
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time [NCT]
Fanfiction"Berteman nggak perlu satu umur, yang penting satu humor" ----- Pertemanan yang tidak pernah terpikirkan memang terdengar mustahil. Pernah mendengar alumni sekolah berteman baik dengan adik tingkat yang masih sekolah? Mereka bisa dengan takdir yang...