Happy Reading <3
.
----
"Whoa.."
Entah sudah berapa kali Lee Taeyong berkata demikian. Tiap kali dia melangkah di kamar barunya ini, selalu ada saja yang membuat mulutnya refleks berkata 'whoa', 'gila' atau bahkan-
"Anjiirr!" Taeyong takjub bukan main saat mengangkat logam super tipis yang menyala saat dihadapkan ke wajahnya.
"Hp gue ini? Seriusan?" Taeyong menyentuh ponsel tipis itu dengan hati-hati bagai menyentuh bayi yang baru lahir.
"Gila.. boleh dibawa pulang nggak ya" Taeyong bergumam sendiri.
"Dibawa pulang kemana?" Suara berat seseorang hampir membuat Taeyong menjatuhkan ponsel pintar ditangannya.
"Lo ngapa dah kayak orang katrok gitu?" Didepan sana, berdiri sosok tinggi Kim Jungwoo yang bersandar di daun pintu.
"Eh ngga tuh" Taeyong berusaha bersikap biasa padahal tangannya bergetar setengah mati mengingat Kim Jungwoo yang ini jelas bukan teman satu McD-nya, Taeyong bahkan tidak tau disini ada McD atau tidak.
Kim Jungwoo menaikkan satu alisnya lalu berbalik badan, menganggap rumah Taeyong seperti rumahnya sendiri.
"Lo mau bolos sekolah lagi?" Tanya Jungwoo setengah berteriak.
"Eh?" Taeyong kelabakan sendiri. Berarti dirinya masih SMA?.
"Engga lah, gue lagi rajin" Taeyong menjawab asal. Jika salah bicara lagi ya sudahlah, Taeyong pasrah.
"Kadar gula menurun, apa anda belum sarapan, Tuan?"
Kali ini ponsel tipis itu benar-benar jatuh dari tangan Taeyong. Barusan dirinya mendengar apa? Tuan? Jam tangannya berbicara padanya dan memanggilnya tuan?.
Taeyong menatap jam di tangannya dengan mulut terbuka. Antara takjub dan takut.
"Anda kurang aktif pagi ini, Tuan. Apa anda sakit?"
Taeyong masih terdiam, tidak percaya barusan jam tangannya mengajaknya mengobrol.
"Tuan? Tolong berbicaralah jika anda masih hidup."
"Anjirr.. i-iyaiya gue masih hidup" suara bergetar Taeyong terdengar kentara sekali.
"Suara dikenali, informasi diterima, anda melewatkan 10 kali push up pada pukul 06.00 dan anda akan terlambat sekolah, Tuan. Jika ada yang aku lewatkan tolong tanyakan saja."
Lee Taeyong masih termangu menatap jam tangannya. Satu pertanyaan seketika terlintas di pikirannya.
"T-tanggal berapa sekarang?"
"5 April 2085, Tuan."
---
"Haera"
"Haera bangun"
"Aku hitung ya, Ra"
"Sampe tiga kamu nggak bangun aku tinggal, Ra"
"HAERA BANGUN!"
Haera terkesiap dan refleks membuka mata lalu terduduk.
"Bangun!" suara itu kembali menyentak Haera, membuat pandangan Haera berganti menjadi sosok Jeno yang tengah menatapnya murka.
Tunggu... Ini dimana?
"Jen?" Haera bertanya dengan hati-hati, karna demi apapun pria ini hanya wajahnya saja yang mirip Jeno, pakaiannya jelas bukan Jeno sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time [NCT]
Fanfiction"Berteman nggak perlu satu umur, yang penting satu humor" ----- Pertemanan yang tidak pernah terpikirkan memang terdengar mustahil. Pernah mendengar alumni sekolah berteman baik dengan adik tingkat yang masih sekolah? Mereka bisa dengan takdir yang...