| First

53 5 0
                                    


Happy Reading <3

ㅡㅡㅡㅡ

(14.00)

"Loh, kok bareng?" Tanya Haera menunjuk Jungwoo, Haechan dan Yoona yang tiba di rumahnya bersamaan.

"Lah emang nggak boleh?" Haechan balas bertanya.

"Gue ngomong ke Bang Jungwoo" Haera menunjuk Jungwoo dan Yoona bergantian.

"Kan abangnya, emang nggak boleh?" Kali ini Jaehyun yang membalas.

"Lah iya??" Malah Lucas yang kaget.

"Gue pun baru tau juga Bang Jungwoo temenan sama Bang Jaehyun, mangkanya bareng" ucap Yoona lalu berjalan masuk, duduk disamping Haera.

"Nanti Mark pasti bareng Chaeri" Jaehyun berceletuk sambil meminum susu kotak Haera.

"Bang Mark juga temen abang?" Haera bertanya sarkas. Jaehyun mengangkat kedua alisnya singkat.

"Kami kan dulu seangkatan di sekolah kalian, nanti ada lagi, Taeyong namanya" jelas Jungwoo.

Haera ber-oh saja. Dia tidak tau yang selama ini dimaksud Jaehyun 'temen-temen abang' itu adalah abang teman-temannya sendiri.

"Samlekom"

Semua menoleh.

"Kebiasaan salamnya begitu" ucap Haera. Sementara Jeno di depan pintu sana, menyengir tidak bersalah.

Lalu sosok Chaeri muncul, menyelonong masuk tanpa salam.

"Lagi ngapain nih"

"Anjㅡ" Jaehyun tersedak susu kotak hingga sisa susu ditangannya tumpah.

"Ngagetin aja lo njir" Yoona melotot ke arah Chaeri.

"Ini lagi satu, kebiasaan nggak ngucap salam" Haera mencibir.

"Hehe" Chaeri meringis lalu menggaruk tengkuk.

"Assalamualaikum"

Kali ini sapaan hangat merambat ke seluruh penjuru ruangan.

"Nah gini kan enak dengernya" ucap Haera lalu menjawab salam Mark.

Mendadak gadis itu bingung sendiri. Mau dia taruh dimana enam temannya itu kalau Jaehyun menggunakan ruang tengah bersama teman-temannya?

"Abang nggak mau di kamar aja gitu?" Tanya Haera.

"Enggak, kami mau main PS" Mark yang menjawab. Abangnya itu tengah bersungut karna susunya tumpah tadi.

Haera terdiam. Tidak mungkin membawa teman-temannya ke kamar. Ruangan kesayangannya itu bisa hancur dalam sekejap.

"Yaudah, gabung aja susah" celetuk Jaehyun.

"Gaakan belajar sih ini pasti" tiba-tiba Lucas bersuara.

"Iyakan, yaudah Cas, ayo main gundu" ajak Haechan tanpa beban.

"Main aja sana, jangan harap nanti aku kasih contekan" Yoona mendelik. Haechan nyengir sembari menggaruk belakang telinganya dengan telunjuk.

"Ini Taeyong mana elah" Jungwoo mendecak tidak sabar. Jaehyun ikutan mendecak kala temannya itu memang suka ngaret alias telat datang.

"Oh iya gue lupa bilang, Taeyong katanya telat dateng" Mark tertawa menyebalkan.

ㅡㅡㅡ

Pada akhirnya, 'belajar bersama' hanyalah wacana. Ujung-ujungnya mereka bersepuluh -setelah Taeyong datang- malah asyik bermain jenga dengan heboh. Haera bersyukur karna di rumah sedang tidak ada orang.

"Itu udah disentuh! Ambil itu ambil nggak mau tau!" Chaeri berteriak memukul-mukul bahu Mark.

"Iyaiya diem ah!" Mark merendahkan tubuh dan menahan kepalanya dengan kedua tangan, mencoba berpikir bagaimana mengambil batang jenga yang terlihat sangat beresiko itu.

"Hayolo hayolo"

"Udah jatohin ajaa"

"Senggol nih ya"

"Cepetaan ambill!"

Seruan-seruan seperti bisikan setan itu memecah konsentrasi Mark, membuat pria itu langsung menarik cepat satu batang jenga yang tinggal sendiri ditingkatannya.

Semua mendadak terdiam.

"Whooaaa gila gilaa"

"Kok bisaa anjirr"

Yah, susunan balok jenga itu masih berdiri seperti sebelumnya. Mark ikutan heboh lalu tertawa sendiri melihatnya.

"Lo lagii cepetaann!" Kali ini Chaeri menabok bahu Haechan.

Haechan menaruh dagunya di telapak tangan, menimang-nimang mana balok yang memungkinkan untuk diambil.

Setelah memutuskan balok mana yang dipilihnya, tangan Haechan perlahan mengambil balok itu. Benar-benar perlahan tapi pasti..


HATCHIM!!

Brakk!!

Haechan melotot sambil menaruh telapak tangannya di dada, menatap wajah tak berdosa Jung Jaehyun yang kini tengah mengusap hidung.

Tak hanya Haechan, yang lain juga kaget karna terlalu fokus melihat Haechan menarik balok jenganya. Tapi mereka cepat tersadar keadaan.

"YHAAA JATOH"

"TOD! TOD! TOD!"

"TRUTH OR DARE CEPEETT"

Haechan berteriak frustasi, melayangkan pukulan mautnya ke Jaehyun yang sedang tertawa terbahak, tidak menyangka bersinnya akan membuat Haechan kalah.

"Truth aja deh" Haechan menyerah.

"Gue ajaa!" Lucas mengangkat tangan tidak sabar, dia terlihat sangat bersemangat.

"Yaudah apaan cepett" Haechan tersenyum sabar, senyum pasrah khas Haechan sekali.

Lucas balas tersenyum tengil, "Gue dari dulu penasaran, sebenarnya lo tinggal dimana?"

Hening.

Haechan menghembuskan napas, sudah menduga akan dihadapkan pada pertanyaan seperti ini. Dari dulu dirinya selalu tertutup.

"Nah iya tuh, aku juga nggak tau!" Yoona mengiyakan, merasa aneh karna dialah pacarnya. Haera dan Jeno ikutan mengangguk.

"Dekat sekolah" jawab Haechan singkat. "Ayok lanjut lagii" Haechan berteriak, tapi Lucas masih belum puas atas jawaban itu.

"Dekat sekolah dimananya?" Lucas bertanya lagi.

Baru saja Haechan membuka mulut, sebuah celetukan langsung membuat suaranya tertahan di ujung bibir.

"Tidak perlu mengurusi hidup orang jika hidupmu sendiri tidak terurus"

ㅡㅡㅡㅡ

Belum apa-apa kok, masi ga jelas:"

Belum apa-apa kok, masi ga jelas:"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hehe.

^^

Jangan lupa vote!

ㅡ1204

About Time [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang