Suasana kantin cukup ramai. Namun, manik hitam keabu-abuannya masih terus saja terpaku pada sosok pemuda tampan itu. Menatapnya penuh damba dan cinta. Sudah 2 tahun ia memendam perasaan tabu itu. Wei Wuxian, atau yang kerap dipanggil Wei Ying itu sama sekali tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Lan Wangji barang sedikitpun. Pemuda tampan yang sedari tadi ia pandangi itu.
Berbagai upaya telah ia lakukan untuk menghilangkan perasaan tabu yang telah lama bercokol di hatinya itu. Namun bukannya menghilang, perasaan itu yang ada malah semakin kuat dan kuat. Sampai rasanya Wei Wuxian ingin berteriak pada dunia, memberitahukan bahwa ia sangat-sangat mencintai Lan Wangji.
Namun Wei Wuxian tidak segila itu. Ia sadar. Bahkan teramat sadar. Bahwa sang pujaan hati tidak akan pernah meliriknya. Wei Wuxian dan Lan Wangji hanyalah sebatas teman satu organisasi kesiswaan sekolah. Atau mungkin tidak bisa Wei Wuxian kategorikan "teman". Karena baik ia maupun pemuda tampan minim ekspresi itu, tidak pernah sekalipun berinteraksi selama ini.
Wei Wuxian hanya bisa memandang Lan Wangji dari kejauhan. Bagai pungguk yang merindukan bulan. Itulah perumpamaan yang cocok untuk diri Wei Wuxian.
Wei Wuxian tersentak saat menyadari ada seseorang yang menepuk pundaknya. Ia menoleh, dan mendapati sang sahabat karib, Jiang Cheng tengah menatapnya dengan dahi berkerut sambil membawa makan siang mereka berdua.
"Wei Wuxian, sampai kapan kau akan terus menatap tembok berjalan itu dengan ekspresi menjijikan seperti itu?" Ujar Jiang Cheng dengan ketus.
Wei Wuxian terkekeh, menampilkan senyum manisnya. Ia sudah terbiasa mendengar ucapan Jiang Cheng yang kelewat pedas itu.
"Jangan seperti itu A-Cheng... meski wajah Lan Wangji sedatar tembok dan sedingin es, tapi dia jauh lebih tampan jika dibandingkan dengan wajah galakmu itu, kau tahu!" Jawab Wei Wuxian sambil tertawa.
"Sialan kau Wei Wuxian!"
"Hahahahaha... wajahmu sangat galak A-Cheng! Tidak heran kenapa sampai saat ini kau masih menjomblo!"
"Hei! Itu karena aku tidak tertarik pada hubungan seperti itu! Lebih baik aku tidak usah merasakan jatuh cinta. Dibandingkan seseorang yang tidak berani menyatakan perasaannya padahal sudah dua tahun memendamnya!"
Ucapan Jiang Cheng sukses membuat Wei Wuxian menghentikan tawanya lalu menunduk. Keheningan tercipta diantara mereka.
Jiang Cheng sadar, bahwa perkataannya yang tidak sengaja ia lontarkan tadi pasti menyakiti perasaan sahabatnya.
"Wei Wu-"
"Kau benar Jiang Cheng! Aku memang pengecut." Potong Wei Wuxian sambil mengangkat wajahnya sambil tersenyum.
Tapi yang Jiang Cheng lihat saat ini bukanlah senyum jahil dari sahabatnya itu. Namun senyum sendu yang ia lihat. Ia sangat menyesal telah mengatakan hal itu. Saat Jiang Cheng ingin mengatakan sesuatu, Wei Wuxian langsung menyelanya.
"Maaf Jiang Cheng, aku lupa kalau hari ini aku harus menemui Guru Wang. Aku pergi dulu ya!"
Wei Wuxian dengan segera berlari meninggalkan Jiang Cheng yang masih terdiam di bangku kantin sambil menatap kepergiannya. Menghiraukan makan siang mereka yang belum tersentuh sama sekali.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
MENGEJARMU
FanfictionGambar dari pinterest FF MDZS pertamaku... Semua karakter tetap milik MXTX Hope you like it 😅