Wei Wuxian merenung. Memikirkan nasibnya ke depan setelah lulus nanti. Wei Wuxian sebenarnya anak yang cerdas. Ia berhasil mempertahankan masuk peringkat 3 besar sejak dulu. Selain itu dia juga sering memenangkan lomba olimpiade dan penelitian. Sebenarnya ia juga telah mendaftar beasiswa ke perguruan tinggi terbaik di kota itu. Namun, tentunya ia juga harus mempersiapkan kemungkinan terburuknya jika nanti tidak diterima melalui beasiswa itu.
Untuk itu, sekarang Wei Wuxian sedang berjalan menuju perpustakaan sekolahnya sambil menenteng bukunya, untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian masuk perguruan tinggi yang akan berlangsung enam bulan lagi.
Pintu perpustakaan dibukanya. Suasanya sepi dan tenang seketika menyambutnya. Wei Wuxian berjalan masuk dan menyapa sang penjaga perpustakaan. Ia lalu mencari tempat yang nyaman menurutnya.
Namun, netra keabuannya menangkap sosok yang familiar sedang duduk di sudut perpustakaan. Sosok itu dengan khusyuk membaca sebuah buku yang tebal. Perlahan kakinya berjalan mendekati sosok itu. Jantungnya berdebar makin kencang seiring dengan langkahnya yang makin mendekati sosok itu. Sosok yang selama ini telah mengambil hatinya. Sosok yang selama ini hanya bisa dilihatnya dari jauh. Lan Wangji.
Langkah kaki Wei Wuxian berhenti di hadapan Lan Wangji. Dia memberanikan diri untuk bertanya,
"Hei, boleh aku duduk di sini?" tanya Wei Wuxian dengan menampilkan senyum manisnya.
Lan Wangji yang terusik dengan suara di dekatnya, seketika langsung menoleh pada Wei Wuxian. Menampilkan wajah datarnya yang tampan.
"Mn," jawab Lan Wangji sambil mengangguk.
"Terimakasih!"
Wei Wuxian sangat bahagia. Ia lantas menduduki kursi yang ada di hadapan Lan Wangji dan mendudukinya. Kini, ia berusaha untuk memfokuskan dirinya pada buku yang sudah dibawanya tadi untuk menetralkan detak jantungnya yang seperti akan meledak itu.
Setidaknya seperti ini saja sudah cukup menurut Wei Wuxian.
***
Setelah pulang sekolah, Wei Wuxian akan menghabiskan waktunya di perpustakaan. Di sana ia akan menemukan Lan Wangji di sudut perpustakaan seperti biasa. Lama kelamaan obrolan kecil tercipta di antara mereka.
"Hei, Lan Wangji! Setelah lulus nanti kau akan ke universitas mana?" Tanya Wei Wuxian mulai membuka percakapan sore itu.
Manik keabuan itu dialihkannya dari buku dihadapannya ke wajah Lan Wangji. Menunggu jawaban pemuda di seberangnya itu sambil menopang dagunya dengan tangan kananya.
"Mungkin di Universitas Gusu. Paman dan kakakku yang menyarankanku ke sana."
"Wah, aku juga akan ke universitas itu! Mungkin nanti saat di sana kita bisa saling membantu ya, Lan Wangji! Atau boleh ku panggil kau Lan Zhan?? Kau tentu juga bisa memanggilku Wei Ying jika kau mau, Lan Zhan!"
"Mn.. kalau begitu Wei Ying, ayo kita berjuang bersama ke sana!" Ujar Lan Wangji tetap dengan wajah datarnya. Namun sedikit kurva tertarik di ujung bibirnya.
Mendengar hal ini, membuat jantung Wei Wuxian seperti akan melompat dari tempatnya.
"Lan Zhan, bagaimana kalau mulai sekarang kita belajar bersama seperti... ini...?" tanya Wei Wuxian dengan agak ragu.
Lan Wangji menaikkan alisnya, bingung dengan yang baru saja diucapkan oleh Wei Wuxian.
"Ma-maksudku ka-karena kita akan pergi ke universitas yang sama, mungkin kita bisa saling membantu dalam belajar ujian masuknya."
"Mn. Baiklah kalau begitu. Bagaimana setiap pulang sekolah kita belajar di sini?"
"Oke. Aku setuju!" Balas Wei Wuxian dengan cengiran manisnya.
Dan begitulah percakapan di sore itu berakhir. Meninggalkan perasaan berbunga-bunga di hati Wei Wuxian yang tak sabar menanti datangnya hari esok.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGEJARMU
FanfictionGambar dari pinterest FF MDZS pertamaku... Semua karakter tetap milik MXTX Hope you like it 😅