Goodbye To Romance - 05

37 11 0
                                    

05: Cemburu (1)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05: Cemburu (1)

---

Sudah satu minggu mereka lewati semuanya. Sudah saling dekat seperti teman akrab, sudah tidak canggung lagi. Karena mereka sama-sama menerima. Jadinya mereka gampang akrab.

Besok adalah acara kemah. Dan malam ini Yuna tengah membantu ibunya menyiapkan makan malam.

"Yuna, masukkan nasi ke mangkuk," seru ibunya dari dalam dapur.

Yuna segera memasukkan satu centong nasi ke dalam mangkuk satu-persatu dengan telaten. Entah kenapa suasana hatinya tengah baik hari ini, mungkin karena besok akan berkemah dan lusanya liburan musim panas.

Semua keluarganya sudah berkumpul di meja makan kecuali ibunya. Beliau masih sibuk melakukan sesuatu di dalam kamar.

Soobin yang tak sabar menunggu ibunya langsung mengambil lauk dengan sumpit yang ia gunakan. Yuna yang melihat itu langsung memukul keras tangan adiknya.

"Tunggu Ibu, Soobin!" serunya membuat Soobin mengurungkan niatnya.

Sang Ayah yang bernama Choi Siwon hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya. Tak lama ibunya datang dengan membawa kedua kotak hadiah yang dihias sebuah pita.

"Wah! Apa itu?" tanya Yuna penasaran dan tiba-tiba hatinya berdegup kencang. Apakah ibunya membelikan sebuah hadiah kepadanya?

"Ini untuk Soobin, kalau yang warna pink ini untuk Yena," kata Ibunya yang bernama Yoona. Beliau memberikan kotak hadiah itu untuk kedua anaknya yang masih SMP.

Yuna langsung melongo, rasanya ia seperti terjatuh dari atas jurang. Hatinya langsung sakit melihat isi kado itu yang ternyata isinya adalah sebuah kamera keluaran baru. Itu kamera yang Yuna inginkan dari sebelum ia lomba lari.

"Kenapa aku tidak dibelikan?!" pekik Yuna tak terima.

Yoona menatap Yuna bingung, "Memangnya kau minta?" tanya Yoona.

"Iya, ketika aku lomba lari dua minggu kemarin, kalau aku menang, aku mau dibelikan kamera itu!" rasanya Yuna ingin menangis saat itu juga.

"Tapi kau tidak menang," kata Yoona.

"Aku menang juara dua, apakah itu tidak menang?" Yuna tak dapat mempercayai ibunya yang seperti itu.

"Iya jelas. Soobin menang juara satu di olimpiade fisika. Yena menang juara satu di olimpiade Bahasa Korea. Jadi Ibu kasih hadiah kamera. Lagipula mereka juga akan trip satu malam ke Villa," jelas ibunya.

"Aku juga, aku besok juga berkemah dan aku membutuhkan kamera untuk memotret!" pekik Yuna kencang. Terlihat air matanya mengenang dipelupuk matanya.

"Kau bisa potret dengan ponselmu," kata Ayahnya membela Ibunya.

"Ponsel ku disi--"

Yuna hampir saja kelepasan. Kalau ia bilang ponselnya disita mungkin ia akan kena marah ibu dana ayahnya.

Soobin tiba-tiba bersuara, "Ponselnya Kak Yuna disita."

Yuna melotot ke arah anak itu. Yuna mengepalkan kedua tangannya. Tanpa basa-basi ia segera menarik rambut hitam Soobin dengan kencang.

"Yak! Kenapa kau beritahu sialan?!"

Yuna terus menarik rambut Soobin sampai anak itu kesakitan. Ayahnya tak kuasa melihat kebiasaan anaknya yang selalu saja bertengkar dan mencari keributan. Apalagi Yuna, ia sering sekali membuat masalah. Semenjak Yuna masuk SMA, sifatnya berubah menjadi anak pemberontak.

Brak! Minho, sang anak tertua langsung memukul meja makan hingga mangkuk miliknya jatuh.

"Yuna! Tak seharusnya kau seperti itu kepada Soobin!" bentaknya.

Yuna melepaskan tangannya dari rambut Soobin. Ia mengalihkan matanya ke Minho yang tengah menatapnya tajam.

"Kau tahu apa? Anak kesayangan lebih baik diam, kau sengaja ya agar aku kena amuk Ibu dan Ayah lagi?!" Yuna berteriak di depan kakaknya untuk pertama kalinya.

"Kau ini ada masalah apa? Biasanya kau tak seperti ini!" Minho masih mencoba membuat adiknya untuk menjelaskan semua yang telah ia perbuat.

"Kau kenapa Yuna? Hanya karena kamera saja ributnya minta ampun," kini Ibunya yang ikut memojokkannya.

Siwon, sang ayah hanya diam menatap Yuna yang tengah berdiri diam di sana tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Hanya kau bilang? Hanya?!" Yuna berteriak lagi.

Kini semuanya diam tak ada yang mau menjawab perkataan Yuna. Biarkan saja anak itu meracau.

"Selama ini aku melakukan apa yang kalian suruh tanpa protes. Tapi ketika aku minta hal yang kecilpun tidak ada yang pernah memberikan itu. Ibu tahu, saat aku minta dibuatkan sup rumput laut, justru kau membuat makanan kesukaan Kakak, Soobin dan Yena. Saat aku sakit, aku tidak pernah disuruh untuk berobat. Bahkan kalian tidak pernah tahu kalau aku sakit. Selama ini aku melakukan apapun! Ibu dan ayah menginginkan aku menjadi pelari, aku lakukan! Walaupun aku tidak pernah menjadi juara pertama, tapi tolong hargai aku! Karena aku sudah berusaha semampuku!"

Yuna bergegas menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Semua keluarganya terdiam mendengar semua keluhan yang Yuna pendam selama ini.

Yoona, diam menatap sedih Siwon yang sudah menangis. Minho dan Soobin hanya diam sambil menunduk. Sedangkan Yena, tangisnya pecah saat kakaknya berbicara tadi.

---


Keesokan harinya Yuna sudah siap dengan semua peralatan kemahnya. Ia menggendong tas ranselnya. Saat menuruni tangga ia melihat Yena yang tiba-tiba menyodorkan kamera barunya kepadanya.

Yuna terdiam menatap adiknya itu.

"Apa?!"

"Ini, untuk kakak saja," katanya pelan tak berani menatap mata menusuk milik Yuna.

"Tidak perlu, aku sudah tidak butuh!" balasnya membentak.

Yuna segera melanjutkan langkahnya dan melirik Yoona, Siwon, Minho, dan Soobin yang tengah memandang ke arahnya dari meja makan.

"Yuna, kau tidak sarapan dulu?" tanya ibunya namun tak dihiraukan oleh Yuna.

Yuna melesat begitu saja saat ibunya hendak memberikannya bekal untuk nanti dimakan ketika berkemah.

"Ayah, nanti antarkan bekalnya ke sekolah Yuna," ujar Ibunya.

"Tidak, biar aku saja," kata Minho sembari melahap sarapannya.

Kita kembali ke Yuna yang sudah berada di halte bis. Ia tak melihat kelima temannya pagi ini. Mungkin mereka sudah pergi duluan. Yuna tidak peduli, saat ini yang ada dipikirannya adalah Yena.

Yuna tahu betul sifat Yena seperti apa. Adiknya yang paling baik dibanding Soobin. Yena, anak yang lahir tidak sehat. Hanya Yena yang memiliki riwayat sakit. Kadang Yuna suka sedih melihat wajah pucat Yena dan hari ini ia membentak gadis lemah itu.

"Kurasa ia takkan marah kepadaku. Ah tidak peduli, aku 'kan sedang marah!" gumamnya sendiri hingga bis datang.

Yuna hendak masuk namun ia melihat kembali jalanan yang sepi. Tidak ada tanda-tanda kedatangan temannya. Akhirnya ia bergegas masuk dan bispun berjalan menuju sekolahnya.

GOODBYE TO ROMANCE

bersambung

Bogor, 5 April 2020
universeyuju

Goodbye To Romance (Yuju ft. BangChin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang