[4] wanita tua•'

460 100 17
                                    

Kalian pasti tau kan cara
ngehargain penulis?

°•°

Hyunjin, jaemin dan sunwoo pun sampai disebuah jagal mantan eh sapi.

"Permisi pak "sapa hyunjin ramah, penjual tersebut menatap mereka bergantian.

"Mau apa kalian kesini?"
hyunjin yang merasa tidak nyaman tersenyum.

"Kami mau membeli daging sapi pak"kata hyunjin dengan senyuman yang membuat matanya menyipit.

"kalian ikut saya saja" timpal pejagal tersebut, mereka pun berjalan a

Sampailah disebuah kandang sapi
Anak ganteng mainnya dikandang.wq

ada seorang wanita paruh baya yang duduk sambil menyanyikan sebuah lagu.

"Bu"panggil pria itu pada wanita yang menyanyi tadi, dia menoleh dan kaget karena melihat hyunjin, jaemin dan sunwoo yang terlihat seperti bukan warga sini.

"Untuk apa kau membawa mereka?" tanya wanita itu sinis berjalan kearah mereka bertiga.

"Mereka anak kota" balas pejagal tersebut wanita tua tersebut tersenyum.

"Saya tau"
dia mendekat kearah mereka bertiga.

"Saya akan membantu kalian pergi, asal kalian tidak pernah bertemu dengan dia" lanjutnya.

"Dia?" tanya hyunjin bingung.

"Abidin, sepertinya kalian sudah pernah bertemu ya" balas wanita itu, hingga hyunjin menelan ludahnya kasar.

"Ya bagaimanapun saya tidak akan membiarkan dia berbuat seperti itu lagi" wanita itu kemudian dia memegang bahu hyunjin.

"Saya tau kamu bisa diandalkan" lanjutnya penuh penekanan.

"Ya sudah nanti temui saya di belakang villa tempat kalian tinggal, usahakan membawa semua teman kalian, saya rasa abidin merencanakan sesuatu"
wanita itu kemudian pergi diikuti pria pejagal tadi.

"Jin lu percaya orang itu?" tanya sunwoo khawatir.

"gua percaya tapi ga seratus persen" balas hyunjin kemudian pergi diikuti oleh jaemin dan sunwoo.

-•-

Di villa
Pintu terbuka menampakkan hyunjin, sunwoo dan jaemin dengan raut muka sulit diartikan.

"Kok kalian baru balik?" tanya seungmin berjalan kearah mereka.

"gua ga bisa ceritain semua sekarang, tapi sekarang gua minta kalian percaya sama gua, ntar malem kita ke belakang villa, ada orang yang mau bantuin kita keluar dari sini" sela hyunjin dengan wajah serius, mereka semua tertawa mendengarnya.

" lo nih demen ngelucu ternyata" sahut haechan sambil memukul - mukul paha felix yang ada disamping nya.

felix melototi haechan, hingga haechan menghentikan pukulannya.

"Siapa emang?" tanya hwall bingung.

"gatau sih, tapi dia bilang mau bantuin kita pulang" balas hyunjin.

"Adoh jin udahlah jangan ngawur, kita itu disini mau seneng-seneng kok balik" kata haechan berjalan masuk ke dalam kamar.

"Asli haechan gila ya tu anak" sahut han bingung.

"Gua tau lo niat baik sama kita jin, tapi omongan lu bikin kita takut, maaf jin" seungmin kemudian pergi disusul oleh han.

"Apa-apaan si heh kok pada pergi" jeno kebingungan dan memijat pelipisnya.

"Adoh gini ni kalo kita bicara sama orang iq nya dibawah rata-rata pada bloon"
sunwoo yang kesel meminum air entah punya siapa. Kaya elu engga nu

-•-

Malam harinya Hyunjin berjalan ke belakang villa ditemani oleh hwall, mereka berjalan hanya memakai Hoodie dan membawa senter.

"Jin mana tu orang?" tanya hwall, Hyunjin pun menoleh.

"Gatau si hwall" balas hyunjin.

Hampir sepuluh menit mereka menunggu di belakang villa.

"Saya kira kamu tidak datang" kata wanita itu dari dalam kegelapan berjalan kearah mereka.

Hwall melirik Hyunjin bentar, dia memperhatikan wanita tua dan pria disampingnya.

"Kamu penasaran dengan saya?" tanya wanita tua itu.

hwall yang merasa ketahuan sedang memperhatikannya pun tersenyum canggung.

"Aku Lasmini, istri Abidin" ucapannya membuat Hyunjin melongo.

"Tidak usah takut, aku tidak seperti dia" lanjutnya.

"Lalu kenapa anda menyuruh kami datang kesini?" tanya hwall, wanita itu tersenyum.

"Saya cuma mau bilang, kalian pura-pura nikmati liburan disini, kalau ada yang terjadi saya akan bertindak membawa kalian pulang bagaimana pun caranya" balasnya, Hyunjin dan hwall mengangguk dan pamit pergi.

Dijalan menuju villa mereka masih bingung apa yang sebenarnya terjadi didesa ini kenapa orang-orang desa melihat mereka sinis bagai hama.

"Jin" panggil hwall, Hyunjin yang sedang melamun menoleh.

"Gimana kalo kita cari tahu tentang desa ini" usul hwall, Hyunjin terlihat berpikir sebentar lalu mengangguk.

"Bener, mereka ga akan percaya sama kita sebelum ada buktinya" balas hyunjin.

Tumbal

Tumbal ||00line'[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang