Jimin pernah berkhayal jika dia mungkin saja bisa mendapatkan lampu ajaib seperti Aladdin, sehingga dia bisa meminta beberapa permintaan. Tapi khayalan itu sepertinya benar-benar terjadi saat suatu hari temannya menitipkan sebuah lampu antik. Bahkan dia menemukan sesuatu yang mengejutkan di dalam lampunya.
.
.
.
Jimin rasa, hidupnya tak pernah sesulit ini sebelumnya. Dia merasa jika dirinya sangat sial akhir-akhir ini. Bagaimana tidak, dia hidup urakan dan beberapa hari lalu baru saja dipecat dari pekerjaannya karena ketahuan mencuri rokok dari supermarket tempatnya bekerja. Dia tak berniat mencuri sebenarnya, hanya mengambil satu saja.
Belum lagi hutangnya yang menumpuk di warnet tempat dirinya sering menghabiskan waktu. Dia memang sering bermain game, dia kadang lupa waktu sampai tak tahu berapa biaya yang harus dia keluarkan untuk bermain game. Bahkan kadang dia tertidur di warnet karena keasyikan bermain. Untung saja warnet itu milik temannya—Kim Taehyung. Jadi, Jimin tak perlu terlalu memikirkan kapan harus membayar hutangnya. Lagi pula, dia juga sering menjaga warnet milik temannya itu. Jadi bisa dibilang dia juga bekerja di sana kan?
Ya hidup seorang Park Jimin memang sederhana, bahkan cenderung berantakan. Bahkan dia hanya mampu menyewa flat satu petak untuk dia tinggali sendirian. Orang tuanya pun berada di kampung halamannya, jadi tak ada siapa-siapa.
Tapi semiskin apa pun dirinya, seberantakan apa pun dirinya, dia harus bersyukur karena masih ada yang mau padanya. Miskin begitu juga dia masih punya pacar, namanya Yoobin. Gadis kaya, anak seorang professor dari Seoul university.
Tidak tahu diri memang, dia tak punya apa-apa, tapi kekasihnya kaya raya. Mungkin karena ketampanannya Yoobin bisa menyukainya. Atau mungkin gadis itu bodoh saja karena mau padanya.
Tapi hubungan mereka pun tentu tak direstui—tentu saja, orang tua mana yang mau menikahkan anaknya pada pria seperti Park Jimin? Tapi demi cinta, apa pun Jimin lakukan. Meskipun tak direstui, dia harus memperjuangkan cintanya. Lihat saja, Jimin bahkan masih berani datang ke rumah gadis itu. Sambil bersenandung, dia berdiri menunggu pintu terbuka setelah memencet belnya. Sampai beberapa lama kemudian, Jimin menemukan kekasihnya di sana.
"Jimin?!"
"Hay baby." Pria itu tersenyum. Dan saat baru saja Jimin akan mencium dan memeluk Yoobin, gadis itu lebih dulu menjauh. "Kenapa sih?"
"Kenapa kau ada di sini!!" Gadis itu setengah berbisik karena melihat Jimin di sana. Dia terkejut karena hubungan mereka memang sembunyi-sembunyi.
"Kenapa?"
"Park Jimin, ada ayahku."
"Memangnya kenapa?" Dasar memang pria itu nekat, si bodoh itu bahkan bertanya saat sudah jelas jika hubungan mereka tak diperbolehkan.
"Kau masih tanya kenapa? Pulang lah, nanti kita ketahuan." Yoobin pun mengusirnya karena takut ketahuan.
"Tidak mau, aku merindukan--,"
"Nanti saja, jangan sekarang."
"Sebentar saja aku janji."
"Tidak mau! Aku--,"
"Yoobin, siapa di luar?"
Deg
Hal itu pun membuat Yoobin membeku. Itu ayahnya. Oh tidak, ayahnya tak boleh tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US
Fiksi PenggemarIt's just about us. Collection of 1/2/3 shoot stories casted Jimin & Seulgi ©herlinnnn