3. OSIS or BASKET PART 2

22 1 0
                                    

Hari berganti, banyak orang mengharapkan kebaikan di hari itu.

Cukup ramai kondisi kantin selasa pagi ini, Clara dan Rafa bergegas berlari mengisis perut kosong mereka.

"Clar kemarin waktu lo ke ruang osis lihat Abi nggak??" tanya Rafa sembari melahap soto kantin.

" ehmm dia ketua osis kan??"

" Ih dia ganteng tau Clarrr, idaman deh, oh ya denger denger dia juga pinter," sahut Rafa

" muke lo pinter!!!!  Sama dora aja masih pinter dora kalik," decak Clara seraya menyembur juice mangga susu.

" Klo pinter, Osis ketata dan berjalan lancar dong !!, eh ini malah ngrepotin orang, "

Tak sadar dari belakang Nadine menguping pembicaraan mereka , wakil ketua osis itu mendengar jelas.Tanpa pikir panjang nadine menghampiri meja no 4 lebih tepatnya meja Clara dan Rafa sembari menggebrak keras, dengan tatapan tajam.

" Maksud lo apa ngomonggg gitu!!!"

Clara terheran dan kaget. Tak mau kalah Clara membalas.

" gak ada maksud si gua"

Nadine terus melotot ke arah Clara dengan menekuk kedua tangan nya di depan dada.

" Asal lo tau ya kita anak osis tu nggak ada yang gak terkenal kami semua bisa di bilang famous person, hormatin dong hargain dikit kalo bisa,sejujurnya gua keberatan banget nerima lo di osis, ya tapi gimana lagi Kalo bukan karena Pak Santo gua kagak bisa nolak,"

" klo lo nolak, gua pun santuy, dan asal lo tau sombong lo ketinggian ngalahin monas, inget di atas langit masi ada satelit!!!!"  jawab Clara dengan mengangkat kepala, bangga.

Nadine cukup dengan menghela napas dan segera pergi meninggalkan  kantin,karna tak ingin terus terusan berdebat dengan Clara si keras kepala.

" haha kenapa dia pergi?? Takut dia??" heran Rafa.

" mana gua tau, nggak mau urus famous person"

" takut kalik sama gua yang cantiknya nggak ketulung," alibi Clara.

" ishhh sok cantik luuu," jawab Rafa sembari mendorong bahu Clara pelan.

Clinggggg..

" untuk anak Basket di harap kan jam sepulang sekolah untuk berlatih di lapangan basket SMA Kartexa"

Notifikasi grup basket yang tertera di HP berlogo apple, milik Clara

****

Clara saat itu benar benar serius untuk latihan basket, walau keringattt dan lelah yang terus menggandrungi nya iya tak pernah berhenti berlatih.

" Clara, besok 4 bulan yang akan datang ada pertandingan basket nasional, kamu harus ikut ya saya lihat kamu punya pashion," tutur pelatih basket Clara.

" oke coach siappp 86,"

Coach Edwin mendekat kepada Clara
" inget Clara kamu harus benar benar fokus basket, banyak masa depan kamu di basket,"

Seketika,Clara menelan ludah sambil tersenyum tipis atas ucapan yang dikatakan pelatih basket nya itu. Clara teringat,bayang bayang pak santo yang memohon tolong pada nya, agar membantu Osis.

Kini gadis itu, benar benar di uji dengan cobaan yang cukup membingungkan apakah ia harus memilih basket atau membantu Pak santo di Osis.

" Clar kok diem?" Tanya coach Edwin

" ehmmm nggak papa Coach,"

" kamu keberatan? Untuk fokus basket,"

" eng...nggak kok coach," jawab Clara terbata.

" oke Clara bagus kalau begitu"

ucap pelatih basket Sma Kartexa itu seraya pergi meninggalkan Clara.

" Tapi Coach saya akan banyak acara juga di bulan ini, kalau sekali dua kali gak berangkat nggak papa kan coach?" Tanya Clara berani.

Coach Edwin tercengang bingung dan kembali bertatapan pada gadis itu.

" lah ada apa Clara? Kamu harus serius lo,"

" nggak ada apa apa kok coach, aman... kok, cuma jaga jaga aja," balas Clara dengan tangan gemetar tak beraturan.


***
" Mbak Clara gak pulang sama Pak Galih??" Ucap Mbok dayu sesampinya Clara di rumah.

Pak Galih adalah supir pribadi Clara.

" nggak mbok tadi Clara lagi jalan jalan santai aja habis latiahan basket , sengaja gak telfon pak Galih,"

" mbak Clara kalau mau tidur baju tidur nya udah Mbok siapin," lugas Mbok dayu halus

" makasih mbok, nanti Clara pakek kok,"

Betapa enak nya hidup Clara bak seorang putri Raja, apa apa yang dia butuhakan selalu terpenuhi. Sayang sekali dia tak mendapatkan kasih sayang orang tua yang cukup.

" mbak Clara kok gak Telfon saya?" Tanya pak galih seraya menghampiri gadis itu.

" nggak kok pak, tadi Clara lagi pengen jalan sendiri aja,"

" owh yaudah,lain kali chat saya kalau mbak clara mau pergi sendiri,"

Clara cukup mengangguk pelan menjawab perkataan pak Galih.

Malam itu Clara benar benar gundah, lagi lagi ia tak dapat tidur tenang. Telinganya  Seakan menggema perkataan pelatih basketnya yang diikuti oleh perkataan pak santo.

" ishhh, ribet amat si hidup gua," batin Clara geram.

" ihhh basket apa osiissss,"

" gue kok geram sendiri si,"

" ahhh, bodo"

Lelah dengan banyak bergunjing Clara pun tertidur pulas sendiri tanpa di sadari.

B I C L A R A  antara cinta dan kataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang