5.OJOL?

10 1 4
                                    

" besok  Clar jangan kabur lo,"

" hemm," jawab Clara tak perduli.

" lo pulang naik apa? " tanya Abi dengan mengangkat kening.

" supir, ngapa emang?"

" tanya doang, sensi amat lo," sanggah  ketua osis SMA Kartexa itu,sembari meninggalkan Clara pergi, dan bergegas menghampiri motornya.

" najis cowok sok ganteng," gerutu Clara  acuh.

Criingggg....

Saku Clara bergetar keras, di ikuti nada dering dengan nama penelfon Pak Galih.

" hallo pak galih,"

" maaf ni mbak Clara, saya keburu pulang kampung mungkin baru pulang satu minggu, mbak Clara naik ojek aja dulu ya, selama seminggu ini maaf mbak," jawab Pak galih dengan nada menyesal panjang lebar.

" ehmm, oke pak galih nggak papa"

Ternyata kuping Abi sangat peka, ia mendengar pembicaraan antara Clara dengan si pe nelfon itu.

" woi ngapain lo belum balik?" Tanya abi lalu menepuk bahu gadis itu pelan.

Clara melemparkan hp  berlogo apple tak sengaja karena refleks kaget.

" astagahhh, jatuh... apaan si lo ganggu, keget bodoh!!"

" ngapa lo belum balik, dah gelap bego!!" Kali ini abi benar benar darah tinggi bertanya pada gadis keras kepala itu.

"Nunggu supir,"

"Nggak usah nipu gua lo,emang gua tuli," ucap abi curiga, memastikan bahwa apa yang didengarnya beberapa detik lalu itu tidak salah.

" tau apa lo udah deh pergii," usir Clara kasar.

" ya udeh gua pergi, ilang bodo ya,"

" ish, dasar anak dakjal," gumam Clara pelan.

Kini gadis itu kehilangan akal gimana cara pulang ke rumah. Order ojol pun beberapa kali  di cancel. Clara tak henti melihat jam yang membalut tangan kiri nya, yang kini menunjukan pukul 06.00.

" ashhh, sial nih gua,"

Cukup  lama menunggu,Lega terasa setelah ada salah satu supir ojol yang menerima orderan nya. Rasa tegang hilang seketika. Sudah 1 jam Clara sukses menunggu ojol.

" clara anastesi?"  Tanya si ojol.

"  oh iya ... WHATTTT!! hahhh, kok lo si nyet,"  wajah bahagia Clara seketika remuk berkeping.

Betapa kaget nya clara ternyata  si driver adalah abi,musuh bebuyutan nya itu. Clara  melotot dan mematung melihat driver ojol di depannya itu.

" kok lo???" Heran Abi bingung.

" elo, ojol?"

"Ngapa emang, yang penting bukan maling," jawab abi julit.

" mana supir lo, tak kasat mata?" Tanya ketua osis itu dengan nada ngeledek.

"Ehmmm, supir gua pulang kampung," dengan kikuk Clara menjawab pertanyaan abi.

" dari mana lo belajar bohong, gua nilai 9 dari 10, boong lo sukses!!"

Clara terdiam malu dan menunduk. Tak dapat berkata sedikitpun. Memandang wajah Abi pun Clara tak larat. Abi menang telak atas drama penolakan, yang gadis itu lakukan.

" mau naik nggak lo?" Tanya abi.

" ya iyelah udah 5 kali gua di cancel,"

Clara memutuskan untuk menerima orderan, gadis itu benar benar pasrah. Tak ada cara lain lagi untuk menghidupkan drama bohong nya lagi.

sepanjang jalan tak ada sepatah kata pun yang terucap dari bibir keduanya. Keduanya canggung dan terdiam, diiringi suara motor kawasaki ninja 250 R.

Akan tetapi Clara bingung, dan otak nya kini penuh tanya. Jika dilihat dari Motor, abi bukan lah orang yang kurang mampu, tetapi mengapa ia menjadi driver ojol.

" dah sampek, rumah lo kan ni ?" tanya abi seraya melepas helm hitam nya, dan menata poni rambut badai yang terurai lebat.

Clara tak menggubris pertanyaan lelaki itu, ia sibuk  mengotak atik pengait helm yang tak kunjung lepas.

"Ishhh, helm butut di pakai, nggak bisa nih," gerutu Clara sembari mengotak atik pengait helm di lehernya itu.

Tak banyak pikir Abi sergap membukakan, pengait helm yang di kenakan Clara. Mereka kini benar benar saling bertatap muka dan berpandang.

" gini, aja nggak bisa udah ni," ucap abi yang telah menyelesaikan tugasnya untuk membukankan pengait itu.

Respon Clara nihil, ia hanya terdiam sibuk,bengong menatap abi tak bergerak, matanya sejajar dengan mata abi. Maklum refleks seorang jomblo yang belum pernah pacaran. Deket cowok dikit, langsung letoy kayak permen karet.

"Clar, woi"

Lagi lagi, clara hanya terdiam menatap abi dengan mulut yang sedikit mengnganga.

" mbak Clara kok baru pulang," teriak mbok dayu dari balik pintu rumah, diikuti dengan larian kecil untuk menghampiri Clara.

Abi dan Clara serentak mencari sumber suara keras yang mereka dengar.

Kini Clara tersadar dari lamunan nya.

" siapa tu," tanya abi kepo.

" pengasuh gua dah lah lo pergi, gua kasih bintang 1 mapus lo," Clara bergegas meninggalkan abi dan tak perduli laki laki itu.

" udah SMA, masi pakek jasa pengasuh," bingung abi batin dalam.

***
" masih  nge ojek kamu nak?" tanya Rina, mama Abi.

Abi, meletakaan helm nya dan berbaring di sofa santai, melepas penat.

" iya mah"

Rina cukup menghela napas pasrah, mengapa abi keras kepala untuk tetap bekerja.

" nak kamu udah di pegang kartu kredit, mobil juga ada, masih aja pakai motor, kalo kamu kenapa napa gimana? kamu minta apa mama turuti nak, tapi kenapa kamu mau kerja sayang," tanya Rina sembari mengelus pundak anak tanpan nya itu.

" biar abi mandiri mah, dari kecil dah ngerepotin orang tua,"

Rina mendekat ke abi seraya memeluk lekat.

" sudah kodrat orang tua sayang, memang kamu itu tanggung jawab kami nak,"

" iya mah udah mama jangan banyak pikiran abi anter ke kamar yuk" ucap abi halus sembari mengantarkan mama kesayangan nya itu ke kamar utama.

Abi dikenal di keluarganya sebagai anak yang halus dan sayang orang tua nya. Tak pernah sekali pun ia memberontak. Bahkan, anak tunggal dari pasangan Rani Kumaladewi dengan Edward Santoso itu rela bekerja keras, untuk mendapatkan apa yang dia mau, tanpa meminta sepeser uang pun dari orang tua.

B I C L A R A  antara cinta dan kataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang