BT02 : Bohongi Perasaan

1.5K 217 7
                                    

Budayakan vote sebelum baca:)

.
.

Hari ini Jimin berangkat sekolah.

Iyalah berangkat sekolah, hari rabu juga:v

Ransel putih kesayangan sudah dicangklongnya dari rumah sampai tepi jalan raya. Habis itu dia nunggu angkot yang kursi samping sopirnya kosong untuk beberapa menit.

Ku kasih tau, kenapa Jimin cari angkot yang kursi samping sopir kosong? Iya dia itu risih kalau uyel-uyelan di bangku belakang. Apalagi kalau pagi-pagi gini, banyak ibu-ibu yang mau pergi ke pasar.

Jimin nggak papa duduk bangku belakang kalau sebelah-sebelahnya cuma ibu-ibu yang mau pergi belanja. Mereka cuma bawa dompet. Paling yang buat risih cuma parfum yang baunya kayak bunga satu taman dicampur jadi satu dan bukannya jadi wangi malah buat orang bersin ulang kali.

Bener Jimin nggak papa.

Tapi kalau yang di sebelah-sebelahnya ibu-ibu yang mau jualan di pasar. Walah itu yang buat Jimin keberatan.

Mereka pasti bawa barang dagangan sekeranjang-keranjang gede yang ngebanyakin tempat. Dan itu asli bikin kaki nggak bisa bernafas bebas.

"Hadeh lama banget dah angkotnya," Jimin menggerutu sambil sesekali telisik arloji mickey mouse di pergelangan tangan kirinya.

Jarum jamnya sudah menunjuk pukul tujuh kurang seperempat. Yang artinya lima belas menit lagi gerbang sekolah akan di tutup.

Mengetahui itu, Jimin gelagapan sudah. Mondar-mandir dia di trotoar itu. Tidak menghiraukan pengguna jalan raya yang melihat heran dirinya.

Sampai klakson motor yang memasuki pendengaran Jimin, membuat cowok itu hentikan tingkah absurdnya.

"Hoi, kak Jim!" satu panggilan dari seorang cowok yang adalah adik kelas yang Jimin kenal, berhasil terbitkan senyum bahagia Jimin.

Bahkan saking bahagianya, dia jingkrak-jingkrak nggak karuan. Dan tanpa menunggu si adik kelas mengajaknya naik motor untuk berangkat bareng. Jimin udah langsung nangkring di belakang.

"Kyaa! Jungkook! Astaga beruntungnya aku~ cus cus ayo berangkat!"

Yak! Jungkook Zerandra, cowok yang nebengin Jimin itu. Dikenal sebagai adik kelas terfavorit para seniornya. Cowok itu teladan sangat, suka menolong, ikut ekschool karate juga basket bareng Taehyung.

Gimana bisa dia kenal Jimin? Tentu aja karena sering lihat cowok mungil itu hampiri Taehyung tiap kali selesai latihan basket.

Nggak kaget pas tau Jimin belok. Dia sendiri juga belok. Bedanya, Jungkook ini seme. Jimin kan uke:")

Jungkook juga tau Jimin suka sama ketua ekschool basketnya- Taehyung Adipati.

"Kenapa nggak pesen ojol malah nunggu angkot?" Jungkook tanya saat mereka sudah sampai diparkiran sekolah.

Kenapa nggak pas di jalan aja tanyanya? Karena kalau dijalan suaranya bakal kebawa angin. Harus teriak-teriak biar bisa kedengar.

Iya kalau teriak-teriak nggak sampai kedengar pengendara lain. Nggak papa itu. Tapi kalau kedengeran apa ya nggak disaplak mereka:")

"Ponsel ku di colong, nggak bisa pesan ojol. Lagian udah biasa naik angkot," Jimin jawab.

Dari sudut mata sipitnya, sosok Taehyung terlihat berdiri menyandar depan mobilnya. Menunggu seseorang mungkin. Dan asli itu buat Jimin penasaran.

Berjalan sejajar dengan Jungkook lewat jalur alternatif yaitu parkiran mobil agar sampai lebih singkat ke gedung kelasnya juga kelas Jungkook. Artinya Jimin akan lewat depan Taehyung.

✔Bebas Terbatas [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang