╬ hiru ╬

494 43 3
                                    

WARNING! TAEYONG KASAR AREA!

[🌵]


Melihat Taeyong yang sibuk dengan Wonwoo, membuat serigala itu mendapatkan kesempatan. Ia hendak menerkam Wonwoo saat tubuhnya dilempar beberapa meter oleh serigala putih. Temannya yang melihat kedatangan Seil dan antek-anteknya segera melarikan diri dari sana. Tapi mereka semua kalah cepat dengan Seil. Hanya butuh beberapa menit untuk Seil dan yang lainnya untuk menghabisi nyawa mereka bertiga.

Seil berjalan ke arah Wonwoo yang pingsan di pangkuan Taeyong. Ia merengut, menggesekkan moncongnya di perut Wonwoo agar pria itu terganggu dan bangun dari pingsannya.

"Duh, gimana ya bawa kalian? Jihoon masih kuat jalan ga?" Taeyong menggaruk keningnya saat mendapat gelengan kepala dari Jihoon. Taeyong bingung harus bagaimana lagi.

"Minta tolong sama mereka aja bang," ujar Jihoon pelan. Badan Jihoon lemas sekali karena dirinya terlalu banyak menggunakan kekuatannya. Walau begitu, luka Haechan masih ada yang belum tertutup sempurna.

"Minta tolong sama mereka?" Taeyong menunjuk ke arah Seil dan temannya. Jihoon mengangguk lemah. Taeyong melihat Seil yang pergi ke arah sungai diikuti dengan Jay dan Hoshi. Sedangkan Mark tetap berada disana untuk melindungi mate mereka apabila terjadi serangan lagi.

Taeyong hendak berbicara lagi pada Jihoon saat ia melihat Jihoon dengan mata tertutup. Taeyong mengguncang pelan badan Jihoon untuk menyadarkannya. Syukurlah, Jihoon hanya menutup matanya saja agar tubuhnya bisa beristirahat.

Tak lama kemudian, datang tiga pria yang memiliki tubuh yang atletis. Taeyong terpaku saat melihat para pria tampan mendekati serigala di depannya. Yang memiliki kulit tan memberikan tas berwarna hitam ke serigala itu. Setelahnya serigala itu pergi menuju semak-semak yang lebih lebat.

"Kamu gapapa kan? Ada yang luka ga? Sakit?" Taeyong tak menjawab pertanyaan beruntun yang ditanyakan oleh pria didepannya. Jangan salahkan Taeyong, salahkan saja pria yang tadi menanyainya! Suruh siapa dia memiliki lesung pipi di kedua sisi wajahnya, Taeyong kan hanya mengagumi karya Tuhan didepannya.

"Halo, dengan bumi disini," Jaehyun melambaikan tangannya didepan wajah Taeyong yang sangat lucu saat melamun. Jaehyun menahan dirinya untuk tidak mencubit pipi Taeyong yang memerah. Moon goddess baik sekali saat memasangkan dirinya dengan Taeyong yang menawan.

Taeyong mengerjapkan kedua matanya, ia meringis pelas ketika ia sadar bahwa apa yang ia lakukan tadi sungguh memalukan. Tak Taeyong sangka ringisannya tadi dapat didengar oleh Jaehyun yang memiliki pendengaran tajam. Taeyong terkejut saat wajahnya diangkat oleh Jaehyun.

"Mana yang sakit?" Jaehyun menatap kelereng indah Taeyong yang berwarna coklat. Tangan Jaehyun menata anak rambut Taeyong yang sedikit berantakan. Kegiatan mereka terganggu ketika telinga mereka mendengarkan suara dehaman. Taeyong dan Jaehyun menolehkan kepala mereka ke arah sumber suara untuk melihat siapa yang mengganggu kegiatan mereka yang sangat mendebarkan.

Jaehyun yang ingin memprotes siapapun itu yang mengganggunya, mengurungkan niatnya saat melihat Mingyu sudah menggendong Wonwoo. Jaehyun berdiri lalu mengulurkan tangan di depan wajah Taeyong yang langsung diterima oleh Taeyong. Taeyong mengernyitkan dahinya saat melihat Wonwoo dan Haechan digendong oleh orang lain.

"Lo semua mau bawa temen gue kemana?" tanya Taeyong.

"Nganterin kamu sama temenmu ke tenda kalian," jawab Jaehyun.

Nire Patua (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang