Vote itu gratis!
Happy reading❤
Aara menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Dia masih nggak percaya kalo dia sekarang bener-bener harus ditinggal Jihoon
Fy, temen-temen mereka nggak ikut karena ada urusan masing-masing, lagipula mereka kemaren udah ketemu.
Sekarang Aara sama keluarganya dalam perjalanan ke rumah Jihoon. Sedari tadi Aara nyoba buang rasa sedihnya, tapi nggak bisa. Sesampainya dirumah Jihoon, keluarganya dipersilahkan masuk sama pembantunya Jihoon
"Silahkan duduk, maaf rumahnya kotor" kata eomma sambil menaruh beberapa cangkir teh dan cemilan ke meja
Aara memandangi sekelilingnya, mencari seseorang yang daritadi tidak muncul
"Eomma, Jihoon dimana?" tanya Aara
"Dikamarnya Ra" kata eomma
"Aku keatas ya"
Tanpa persetujuan eomma, Aara langsung nyelonong naik. Sesampainya didepan kamar Jihoon Aara berhenti sejenak, saat hendak mengetuk pintu tiba-tiba tangannya jatuh meluruh
Perasaan itu datang lagi, perasaan takut gimana nanti kao Jihoon bener-bener pergi,apakah dia bisa. Aara menempelkan dahinya ke pintu, menghela untuk sekian kalinya. Perlahan tangan mengepal, lalu ia angkat untuk mengetuk pintu itu.
Tokk..tokk
"Jihoon ini aku, Aara" katanya lirih, terdengar menyedihkan
Selang beberapa detik, seseorang keluar dari balik pintu,menampakkan wajahnya tersenyum teduh. Lalu, lelaki itu memeluknya, Aara samasekali nggak menolak malah membalas pelukan itu lebih erat dan menaruh kepalanya di bahu lebar Jihoon
"Kamu kok lama banget sih, dandan dulu ya biar keliatan cantik didepan ku?" tanya Jihoon masih dengan posisi berpelukan
Aara hanya mengangguk, yang dikatakan Jihoon kenyataan. Dia rela bangun lebih pagi untuk make up agar terlihat lebih cantik didepan Jihoon
"Yukk masuk" ajak Jihoon
Akhirnya mereka berdua masuk ke kamar Jihoon, Aara duduk disisi ranjang Jihoon,memandangi setiap sudut ruangan dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Disinilah seseorang mencuri first kissnya
Jihoon tau suasana hati Aara sekarang sedih, itu sama seperti yang Jihoon rasakan juga. Dia menarik kursi belajarnya yang ada disamping sisi ranjang yang sama kaya Aara, lalu duduk didepannya.
Melihat Aara yang menunduk membuat Jihoon semakin iba, Jihoon menarik dagu Aara pelan Agar Jihoon dapat melihat wajahnya. Aara pun mengangkat kepalanya, menampakkan wajah yang penuh kesedihan, airmata nya menetes membasahi pipi mulusnya, lalu dia menutup wajahnya dengan kedua tangan nya dan menangis, isakannya jelas dapat didengar Jihoon
"Hey,jangan nangis" kata Jihoon menyingkirkan kedua tangan Aara lalu mengusap air mata yang membasahi pipi Aara
Jihoon mengambil kedua tangan Aara tadi,menggenggam dan mengelus punggung tangannya dengan jempol.
"Aku tau kamu sedih, tapi jangan buat aku makin berat ninggalin kamu. Aku yakin, suatu saat nanti kita bakal ketemu lagi. Dan saat itu akan kembali buat kamu. Karena kamu orang satu-satunya yang udah menangin hatiku,gaada yang lain. Aku nggak bakal ngelupain kamu."*kata Jihoon lalu mencium punggung tangan Aara
"Ta-tapi aku nggak bisa Jihoon" isak Aara
Jihoon nggak tau lagi harus gimana lagi, dia membawa Aara kepelukannya,memeluknya erat memberi rasa tenang.
~o0o~
Bandara✈
Aara bener-bener nggak mau hari ini dateng, andaikan waktu bisa di putar kembali, Aara akan memutar waktu ke waktu dimana dia ketemu Jihoon pertama kali biar bisa lebih lama bareng-bareng
'Pesawat keberangkatan korea selatan akan segera berangkat,mohon kepada para penumpang untuk segera masuk'
Suara pemberitahuan sudah terdengar, keluarga park mulai berpamitan kepada keluarga Aara. Aara benci suasana kaya gini.
"Pak Bagas, Aara semua. Kami berangkat ya" kata appa
"Jeng pamit ya"
"Tante,om, ra. Alesha pamit"
"Emm, ra. Aku..aku pami--"
Belum selesai Jihoon berbicara, Aara sudah menabrakkan tubuhnya ke badan Jihoon,memeluknya erat seakan tak mau berpisah
"Jangan pergi...please" isak Aara
Jihoon membalas pelukan Aara,menggelengkan kepalanya "maaf" bisiknya
Aara menangis semakin hebat, dia semakin mengeratkan pelukannya "please.."rintihnya
Jihoon mendongakkan kepala Aara,menghapus jejak airmata yang membasahi pipinya
"Maaf, nggak bisa jadi pacar yang baik buat kamu, nggak bisa buat kamu seneng,malah bikin kamu nangis. Bodoh emang" kata Jihoon tersenyum kecut,dan airmata nya mulai jatuh
"Bukan gitu..."
'Limabelas menit lagi pesawat berangkat,mohon segera masuk!'
"Emm,Jihoon. Kita duluan ya, pak Bagas terimakasih,sekali lagi kami pamit" kata appa lalu pergiEomma,appa dan kak Alesha mulai pergi masuk
Aara meremas ujung bajunya,menahan airmatanya agar tidak keluar lebih deras lagi
"Jaga diri baik-baik tanpa aku, semangat sekolah, jaga kesehatan, pola makan juga,jangan keseringan begadang nonton Drakor. Yaudah aku pamit,iloveyou" kata Jihoon lalu beranjak pergi
Aara mencekal tangan Jihoon sambil menggelengkan kepalanya menahan airmata yang sedikit lagi jatuh,tapi Jihoon malah tersenyum dan melepas tautan tangan mereka. Setelah itu, berjalan menjauh menyusul keluarganya
Tangis Aara seketika pecah, ia tidak bisa menahannya lagi
Papa pun memeluk Aara,menenangkan sang putri
"JIHOON!!" teriak Aara, bener-bener terlihat menyedihkan
Jihoon membalikkan badan nya mendengar teriakan Aara,melambaikan tangannya dengan airmata yang membasahi pipinya
"JIHOON SAYANG AARA!!❤" teriak Jihoon tersenyum lalu menyeka air mata nya
Setelah itu tubuhnya tak terlihat lagi. Iya dia sudah berangkat
"Jihoon!"
//Author baper guys😭,maap bahasa klo terlalu baku. jangan lupa VOTE ya ;), gratis kok. Moga2 dpt feel-nya ya.makasih udah baca❤//
+1 vote please
Salam,anin.laras❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Power Of Destiny | Park Jihoon
Fanfiction[LOW UPDATE] Kenapa sih Hoon, kamu suka sama aku"-gue "Kenapa nanya begituan?"-Jihoon "Gapapa, Kenapa sih kamu yg sempurna ini suka sama aku yg banyak kekurangan nya, secara aku ini kan tolol, buluq,bobr--"omongan gue kepotong gara gara Jihoon naruh...