"Semua takdir yang sudah diberikan Tuhan untukmu pasti memiliki sebuah alasan. Ada kalanya kita tidak menyukai hal yang sudah digariskan, tapi kita harus tetap menjalankannya. Berusaha memulai untuk belajar dan mengerti akan suatu hal adalah salah satu kunci untuk menerima semua hal yang terjadi di sebuah lingkarang kehidupan" - Sofia
"Duduklah." Perintah Yeongi tanpa basa basi dengan suara yang terdengar sangat dominan tegas dan Yura yakin bahwa pembicaraan yang akan mereka lakukan akan sangat serius. Karena Yura bisa melihat dari segi ucapan Yeongi, arah tatapan mata Yeongi yang melihat dirinya intens dan juga mimik wajah Yeongi yang memperlihatkan keseriusan.
Mereka duduk bersebelahan tapi tidak berhadapan, masih bisa bertatapan satu sama lain seperti saling serong. Mereka dipisahkan oleh meja kecil yang di atasnya ada ponsel Yeongi, sebotol air putih dan satu pot bunga hias kecil berwarna putih. Kau tau seperti bunga bunga plastik tapi terlihat nyata.
Jujur tidak tau kenapa, saat ini Yura merasa canggung. Bisa dibilang ini adalah percakapan berdua yang dilakukan Yeongi dengan Yura secara serius. Pertama kali setelah Yura memutuskan untuk menerima perjodohan ini.
"Aku tau pernikahan ini didasari atas perjodohan. Dan aku juga sudah berjanji di depan Tuhan untuk selalu menjaga, berada di sampingmu dalam keadaan susah ataupun senang dan juga berjanji untuk selalu mencintaimu. Aku bukanlah tipikal orang yang mudah untuk mengingkari sebuah janji. Dan juga bukan tipikal orang yang mudah untuk menerima orang yang bahkan belum aku kenal sama sekali seperti dirimu." Yeongi mengucapkan itu sambil meletakkan ipadnya di meja, dan kembali menatap Yura.
"Iya, aku tau itu. Aku juga sadar diri siapa diriku, dan posisiku yang sangat jauh dibandingkan dengan anda, seperti langit dan bumi." Balas Yura kepada Yeongi yang memalingkan wajahnya ke arah lain.
Yura benar benar muak atas ucapan Yeongi. Dia tau, mungkin dia tidak pantas untuk mendampingi seorang Min Yeongi dalam hidupnya. Tapi tolong setidaknya bisa lebih sedikit menghargai posisi Yura sekarang.
"... Dan maaf karena aku menerima perjodohan ini, aku tidak bisa menolaknya. Dan kenapa dulu anda tidak menolak perjodohan ini apabila anda tidak menyukainya? Toh itu juga keputusan yang anda buat sendiri." Balas Yura yang kembali menatap Yeongi.
Yura hanya menanyakan hal yang menurutnya logis. Lagipula memang benar apa yang Yura ucapkan. Tidak mungkin seorang Min Yeongi mau menerima perjodohan ini tanpa adanya alasan.
"Hah. Kau pikir segampang itu?." Intonasi Yeongi yang berubah meremehkan dan terdengar sedikit ada kekehan di sana.
"Seandainya aku bisa menolak perjodohan ini aku akan menolaknya. Tapi cara berpikirmu cukup mengesankan. Di luar sana pasti akan banyak wanita yang ingin berada di posisimu sekarang. Mencoba manarik perhatianku dan juga mengambil hatiku. Tapi dilihat dari nada bicaramu kau sangat benci denganku." Telisik Yeongi setelah dia memperhatikan sikap dan cara berbicara Yura.
"Kalau anda sudah tau kenapa bertanya?!." Jawab Yura yang masih memalingkan wajahnya.
Saat ini yang dirasakan Yura hanyalah ketidakpantasan dirinya di rumah ini. Ditambah dengan apa yang diucapkan Yeongi. Merasa sedih?, iya. Tapi sekarang tidak ada yang bisa dilakukan kecuali menjalankan semua ini dengan lapang dada. Yura hanya bisa menerima apapun sikap dan perilaku yang yeongi lakukan pada dirinya.
"Aku tidak tau kau akan sangat mudah untuk terpancing emosi. Bukan seperti seorang Kim Yura saat berada di Jeju."
Yura sekarang hanya bisa diam, tidak mau membalas ucapan Yeongi yang bisa membuat hati Yura terbakar oleh api. Biarlah, terserah apa kata Yeongi."... Aku juga tidak bisa menolak perjodohan ini karena suatu alasan. Dan mungkin ini sudah menjadi takdir dari kita?. Yah apapun itu, pasti Tuhan memiliki alasan kenapa hal ini bisa terjadi." Jelas Yeongi kepada Yura yang sudah sejak kapan Yeongi melihat ke arah langit. Tidak menatap Yura lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth 》MYG (END)✔
FanfictionKim Yu Ra wartawan realistis, percaya diri dan jujur. Seseorang yatim piatu yang memiliki tanggung jawab dalam keluarganya untuk melunasi hutang hutang yang ditinggalkan kedua orang tuanya. Setelah bertemu dengan CEO MinMin corp hidupnya sangatlah b...