15. Departement Store Pt. 1

391 45 0
                                    

"Awalnya semua hal yang kau rencanakan adalah sebuah banyangan belaka, belum tentu juga rencana dan banyangan indahmu menjadi nyata, kecuali akhir dari semua rencanamu memang sesuai dengan ekspetasimu." - Sofia



Tempat dimana banyak orang berada di sana saat ingin memenuhi kebutuhan sehari – hari. Tidak hanya itu, hanya sekedar ingin berjalan – jalan juga ada. Sekedar mampir di foodcourt juga ada.

Departement store.

Betul sekali. Sekarang Yeongi dan Yura sedang berada di sana untuk pergi ke tempat yang hanya khusus menjual kebutuhan ekonomi. Seperti beras, susu, sabun dan juga sayur mayur dan sejenisnya.

Setelah mereka selesai berbicara di ruang kerja Yeongi. Yeongi mengajak Yura untuk pergi ke tempat yang dipenuhi banyak orang ini. Katanya Yeongi ingin membeli beberapa barang. Dan alasan lain, katanya dia hari ini akan berangkat ke kantor setelah jam makan siang. Jadi masih ada waktu untuk berbelanja.

Dan Yura pun sekalian meminta Yeongi untuk menemaninya membeli kebutuhan sehari – hari yang ada di rumah. Karena memang bahan yang ada di dapur hanya tinggal sedikit. Dan Yura juga sudah meminta list yang perlu di beli kepada Cha ahjumma.

Yeongi tidak masalah akan hal itu. Dia malah senang, akhirnya mereka berdua bisa jalan – jalan berdua lagi, setelah seminggu yang lalu.

Begitupun dengan Yura, satu impian Yura yang dari dulu ingin dia lakukan setelah minikah akhirnya tercapai.

“Senang sekali rasanya.” Lirih Yura terhadap dirinya sendiri sambil mendorong troli belanjaan yang masih kosong, karena memang mereka baru saja masuk.

Mereka memutuskan untuk pergi membeli kebutuhan dapur sebelum membeli barang yang lain, jadi Yura sangat tidak sabar.

Yeongi mendengar suara Yura. Jelas mendengar karena cara Yura berbicara seperti sedang mengajak Yeongi berbincang – bincang.

Yeongi menoleh ke arah Yura. Dia tidak menyangka akan melihat Yura sesenang ini. Yura tertawa kecil sendiri sambil melihat – lihat bahan yang mereka lewati.

“Jangan tertawa sendiri, kau tidak melihat orang lain yang melihat kita dengan tatapan aneh. Aku tidak mau mereka berpikir aku membawa orang gila berbelanja.” Ketus Yeongi kepada Yura.
Yeongi tahu sekarang Yura benar – benar senang. Sebenarnya Yeongi juga ingin tertawa melihat Yura seperti sekarang – lucu sekali.

“Ohh? Benarkah?” tanya Yura kepada Yeongi yang mulai menormalkan mimik wajahnya.

Mereka berhenti dan saling menatap.
“Iya. Lihatlah sekelilingmu.” Titah Yeongi.
Yura menuruti perintah Yeongi dan kembali melihat ke arah Yeongi.

Yang keluar dari mulut Yura adalah suara tawanya. “Hahahaha. Cukup lucu juga.”

“Aku tidak peduli. Urusan orang berbeda. Terserah mereka mau menganggapku seperti apa. Aku hanya senang karena dirimu mau menemaniku berbelanja.” Sambil menunjukkan seyum manisnya kepada Yeongi. Dan Yeongi hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“Iya. Terserah apa katamu Ra.”

“Ra?” tanya Yura bingung, ini adalah kali pertama Yeongi memanggil dirinya dengan sebutan itu.

“Iya. Memangnya kenapa? Aku suka memanggilmu dengan sebutan itu. Tidak masalahkan?"

“Tidak. Aku juga suka.” Yura terseyum lagi.

“Ini. Dorong trolinya. Aku akan memilih bahan – bahan yang perlu dibeli. Oke?" Yura meminta tolong Yeongi sambil menyerahkan trolinya kepada Yeongi dan satu tangannya diangkat untuk membentuk kata seperti oke.

The Truth 》MYG (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang