18. Cry

365 38 0
                                    

"Jika menangis membuatmu lebih baik, maka lakukanlah."




Sinar mentari yang sudah menampakan dirinya di sela – sela celah gorden, banyak kicauan burung yang tanpa diizinkan masuk ke dalam gedang telinga telah membangunkan satu insan manusia dari tidur lelapnya – Kim Yura.

Melihat jam yang terletak di atas nakas sudah menujukan pukul setengah tujuh, Yura bergegas untuk bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya – Dirinya  sudah lebih membaik dari pada semalam.

Tak Membutuhkan waktu yang lama, hanya lima belas menit untuk mandi dan menggunakan pakaian Yura segera menuju dapur untuk membantu Cha ahjumma menyiapkan sarapan.

“Ohh, sudah selesai memasaknya ya ahjumma?” tanyanya setelah melihat semua makanan sudah tertata rapi di atas meja makan.

“Iya.”

“Maafkan aku ahjumma, aku tidak membantumu pagi ini.” Sesal Yura.

“Tak apa, Yura. Kau memang perlu istirahat, lagi pula aku sudah ada yang membantu. Bagaimana dengan keadaanmu?” tanyanya.

“Aku sudah lebih baik.”

“Yeoni masih di atas, ahjumma?” tanyanya lagi.

“Sepertinya iya.”

“Kalau begitu biar aku yang membangunkannya.”

“Tidak usah, Yura. Setelah ini biar aku saja yang membangunkan Yeoni. Lebih baik duduklah, jangan sampai kelelahan.”

“Tak apa, ahjumma. Aku sudah lebih baik.” Ucap Yura sebelum menaiki tangga untuk menuju kamar Yeoni.

Sesampainya di kamar, Yura tidak melihat keberadaan Yeoni, di kamar mandi pun tidak ada. Yura memutuskan untuk melihat Yeoni di ruangan santai yang berada di sebelah kiri ruang kerja Yeongi.

Gelap, tanpa adanya penerangan apa pun setelah Yura berhasil membuka pintu kayu berwarna putih itu. Lampu dalam keadaan mati dan juga gorden dalam keadaan tertutup rapat.

Tanpa berpikir panjang Yura berjalan untuk membuka gorden agar udara dalam kamar tidak terasa pengap, “Ohh!” kaget Yura setelah dirinya berhasil membuka gorden dan berbalik.

“Yaaa! Ni, kau kenapa?” tanyanya kaget setelah melihat keadaan Yeoni.

Tadinya Yura pikir Yeoni juga tidak ada di sini. Yura juga tidak merasakan adanya kehidupan dalam ruangan ini sebelum dirinya membuka gorden dan memperlihatkan sosok Yeoni yang sekarang terlihat sangat tidak baik. Mata berwarna merah, memiliki kantung mata berwarna hitam, wajah yang sangat kelelahan dan juga Yeoni hanya melamun tanpa menyadari kehadiran Yura.

“Min Yeoni!” Teriak Yura di depan Yeoni dan itu berhasil menyadarkan Yeoni dalam lamunnya.

“Ohh? Eonnie?” tanya Yeoni dengan suara seraknya.

Eonnie sudah sembuh?” tanya Yeoni lagi dengan wajah yang berubah khawatir.

“Iya Ni, aku baik – baik saja. Aku semalam hanya kelelahan.” Ucap Yura.

“Dirimu kenapa?” tanya Yura pada Yeoni yang sudah mendudukkan dirinya tepat di depan Yeoni.

“Sedang ada masalah? Kau terlihat sangat tidak baik sekarang.” Cemas Yura.

Tidak ada jawaban yang Yura dapatkan, Yeoni hanya diam dan memalingkan wajahnya dari Yura.

Yura dapat melihat bahwa sebenarnya Yeoni sedang mencoba menahan tangisnya, itu terbukti bahwa Yeoni diam – diam menghapus air matanya dengan punggung tangannya secara kasar. Yura tidak tahu masalah apa yang sedang dihadapi Yeoni hingga adik iparnya bisa terlihat seperti sekarang. Yura pikir Yeoni adalah sosok yang sangat ceria selama dirinya tinggal di rumah ini, itulah yang Yura ketahui tentang Yeoni, meskipun memang Yeoni sedikit lebih manja.

The Truth 》MYG (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang