“Yeongi..”
“Hmm...”
“Nanti waktu makan siang aku dan Yeoni akan datang ke kantormu ya?” tanya Yura yang kini tepat di belakang Yeongi yang tengah sibuk dengan beberapa berkas yang akan dibawanya ke kantor.
“Yeoni tidak ada jam kuliah?” tanya Yeongi yang kini sudah berbalik badan hingga posisi mereka berdua saling berhadapan.
Yura dengan apiknya langsung memakaikan dasi di kerah Yeongi. Dia masih berfokus pada apa yang sedang dia kerjakan, “Ada, hanya pagi hari.”
“Kenapa?”
“Apanya?”
“Yeoni yang mengajakmu?”
“Aku yang mengajak.” Jawab Yura yang masih sibuk dengan dasi yang dipegang.
“Pagi ini kalian berdua sama – sama sibuk. Yeoni juga sudah berangkat dari pagi dan melewatkan sarapan bersama nanti, sedangkan nanti malam dirimu ada acara yang harus dihadiri kan?”
“Yeoni? Bangun pagi? Yakin?” Jawab Yeongi tak percaya.
Yura hanya mengangguk sebagai bentuk jawaban, “Jangan seperti itu pada adikmu sendiri Yeon.”
“Seperti itu bagaimana?” tanya Yeongi dengan alis sedikit berkerut.
“Aku tahu kau juga sangat perhatian dan peduli kepada Yeoni, tapi menurut Yeoni caramu sedikit menyakiti hatinya Yeon.” Ucap Yura yang kini sudah menyelesaikan memasang dasi.
“Nanti aku juga akan bawakan makan siang untukmu dan juga Yeoni. Nanti cobalah dengarkan apa yang Yeoni rasakan selama ini.” Ucap Yura sambil menatap kedua mata Yeongi.***
“Sudah makan siang?” tanya Ny. Min pada Min Rae.
Jam istirahat sekaligus waktu makan siang yang Min Rae miliki ia gunakan untuk pergi ke kediaman keluarga Min, untuk bertemu Ny. Min tanpa sepengetahuan Yeongi.
Sebelumnya memang dia diperintahkan Yeongi untuk makan siang sendiri karena Yura dan juga Yeoni akan datang, jadi ini kesempatan bagi Min Rae untuk bertemu Ny. Min.
“Belum, tapi bisa kulakukan nanti.” Jawab Min Rae yang kini tengah duduk di samping kanan Ny. Min.
Mereka berdua duduk di teras rumah ditemani oleh dua cangkir teh hangat di tengah suasana yang memang sedikit lebih dingin dari biasanya. Memandang bunga – bunga yang tumbuh dengan sangat apik di halaman rumah. Tak hanya bunga beberapa jenis tanaman buah – buahan juga ada.
“Jadi bagaimana?” tanya Ny. Min langsung pada intinya.
“Dari informasi yang aku dapatkan dua hari yang lalu, sepertinya Yura terkena penyakit radang selaput otak atau biasa disebut meningitis.” Ucap Min Rae pada Ny. Mim sambil menyerahkan amplop berwarna coklat yang berisikan beberapa lembar kertas yang berisi catatan kesehatan Yura.
“Apakah berbahaya?” tanya Ny. Min sambil membuka amplop yang diberikan Min Rae padanya.
“Tergantung dari gejala yang Yura alami selama ini. Sebenarnya informasi yang kudapatkan masih belum terlalu jelas, karena pihak rumah sakit benar – benar tidak ingin memberitahu informasi pasiennya.”
“Di sini tertulis ada beberapa jenis meningitis. Yura termasuk yang mana?”
“Masih belum tahu. Tapi dilihat dari gejala yang Ny. Min ceritakan padaku bisa jadi meningitis yang disebabkan oleh cedera kepala, semoga Ny. Min juga sudah tahu perihal Yura yang mengalami cedera di kepalanya di saat orang tuanya mengalami kecelakaan pada waktu itu.”
“Iya, dari apa yang kudengar dulu, Yura dan juga Taehyung saat itu juga berada di dalam mobil dan untunglah mereka berdua bisa diselamatkan, walaupun orang tua mereka harus pergi meninggalkan mereka yang masih sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.”
“Dan sangat disayangkan di saat hal itu terjadi, aku tidak bisa melakukan apa – apa sebagai teman dari orang tua Yura. Kau tahu sendirikan, aku dan juga ayah Yeongi sedang berada di luar negeri untuk mengunjungi Yeongi yang sedang bersekolah di sana?” sesal Ny. Min memutar kembali ingatan pada waktu beliau diberi kabar tentang kematian kedua sahabat baiknya karena kecelakaan.
Pada saat itu, malam dipenuhi dengan bintang di langit yang gelap, keluarga Yura sedang berada di jalan menuju kediaman mereka setelah pulang dari taman bermain. Bukan tanpa alasan pergi ke tempat yang dipenuhi dengan berbagai bentuk wahana permainan di malam hari, ini sebagai bentuk perayaan kecil seorang Kim Yura yang sudah berhasil mendapatkan peringkat pertama di seluruh sekolah.
Seperti biasa, Taehyung dan Yura akan duduk di kursi belakang dan bercanda gurau entah apa yang sedang mereka bicarakan. Terkadang juga sampai beradu mulut, tapi tetap diakhiri dengan sebuah candaan.
Mereka sama – sama menikmati waktu di dalam mobil, jalanan juga tidak terlalu ramai seperti biasanya. Tapi, semua itu tidak dapat diperkirakan sebagai hal yang baik – baik saja. Masa depan tidak ada yang tahu, bahkan satu detik yang akan datang kita tidak tahu apa yang akan terjadi.
Kejadian naas menimpa mobil yang di kendarai oleh keluarga Yura. Tanpa di duga dengan kecepatan laju sebuah truk yang berlawanan arah dari mobil yang di kendarai ayah Yura tiba – tiba saja tidak bisa dikendalikan, truk yang mulai oleng ke kanan dan kiri. Pada saat itu, ayah Yura juga sempat berusaha untuk menepikan mobilnya, tapi takdir berkata lain. Dengan secepat kilat mobil yang dikendarai oleh keluarga Yura dihantam dengan sangat keras oleh truk, yang mengakibatkan mobil memantul ke belakang hingga membentur sebuah pohon yang berada di pinggir jalan.
Bersyukur atau tidak waktu itu, hanya sopir dan keluarga Yura yang menjadi korban. Untung saja masih ada pohon yang menghentikan hantaman dari truk ke mobil Yura, kalau tidak, mungkin saja korban akan bertambah.
Kondisi di dalam mobil Yura sangat lah kacau, Yura masih sempat sadarkan diri, walaupun mobilnya sudah dalam kondisi terbalik. Yura sadar bahwa dirinya sedang memeluk Taehyung untuk melindunginya dari benturan keras terhadap kursi yang ada di depan mereka. Yura juga sempat melihat kedua orang tuanya yang sudah tidak sadarkan diri dengan beberapa darah mengalir melewati kepala mereka, hingga terdengar suara sirene dari mobil ambulance kesadaran Yura mulai menghilang dan semuanya seketika berubah menjadi gelap gulita.
“Mungkin memang itu yang sudah digariskan oleh Tuhan untuk hidup mereka Ny. Min.”
“Yura juga sempat mengalami hilang ingatan pada waktu setelah kejadian kecelakaan itu terjadi. Hanya beberapa hal saja yang dia ingat, tapi kala itu Yura sangat berjuang untuk mengingat semuanya, walaupun sampai sekarang ada beberapa hal yang Yura lupakan.” Tambah Min Rae setelah dirinya memberikan pengertian terhadap Ny. Min.
“Aaaa.. Pantas saja waktu itu Yura tidak mengenal wajah Yeongi saat masih kecil.”
“Tapi, ada beberapa meningitis yang mengakibatkan pada sebuah kematian. Kuharap Yura masih dalam kondisi yang bisa disembuhkan hanya melalui rawat jalan saja.”
“Apakah separah itu? Dari apa yang kulihat selama di rumah Yura hanya beberapa kali menunjukkan gejala meningitis seperti yang disebutkan di kertas ini.” Ucap Ny. Min sambil mengangkat satu lembar kertas.
“Kita tidak tahu separah apa sebelum dokter yang mendiagnosis keadaan Yura. Bukan bermaksud untuk mengatur, tapi bukankah lebih baik kalau masalah ini langsung ditanyakan kepada Yura?” tanya Min Rae sedikit ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth 》MYG (END)✔
FanfictionKim Yu Ra wartawan realistis, percaya diri dan jujur. Seseorang yatim piatu yang memiliki tanggung jawab dalam keluarganya untuk melunasi hutang hutang yang ditinggalkan kedua orang tuanya. Setelah bertemu dengan CEO MinMin corp hidupnya sangatlah b...