24. Hospital

357 41 1
                                    

"Rahasia dan kebohongan adalah salah satu hal terberat manusia yang harus diemban."




Malam yang terang dipenuhi dengan cahaya rembulan juga tak lupa banyaknya bintang yang memenuhi seisi kanvas hitam di mana mereka sekarang memejamkan mata.

Hampir sepertiga malam mulai mereka lewati, di bawah selimut yang sama juga atap yang sama. Saling berhadapan tanpa mereka sadari.

Satu hal yang membuat Yeongi tiba – tiba terbangun di sepertiga malamnya, disaat tangannya tak sengaja memegang tangan Yura cukup lama, dia merasakan hal yang berbeda. Yura gemetar dan suhu tubuhnya lebih panas dari suhu normal.

Melihat keadaan Yura yang sudah sangat menggigil juga mengeluarkan keringat dingin, membuat Yeongi berusaha membangunkan Yura, namun usahanya berakhir sia – sia. Tidak ada respon apa pun dari wanita yang kini ditatapnya.

Baru pertama kali Yeongi melihat wajah Yura sepucat ini, wajah dipenuhi dengan bulir keringat, mata yang terlihat lebih hitam juga bibir merahnya yang memudar tergantikan dengan warna putih pucat. Jujur Yeongi sekarang takut. Takut terjadi hal yang buruk pada istrinya.

Tanpa pikir panjang, Yeongi menyibak selimut yang menutupi tubuh Yura, meletakkan tangan kirinya di perpotongan leher dan tangan kanannya diantara paha dan betis, menggendong Yura untuk dibawa ke rumah sakit.

“Oh hyung!” panggil Taehyung kaget, sontak Yeongi langsung menghentikan langkakhnya, “Noona kenapa?”

“Aku tidak tahu. Tolong ambilkan selimut yang ada di kamar, ikutlah ke rumah sakit. Kutunggu di mobil, cepatlah!” titah Yeongi pada Taehyung.

Meskipun rasa khawatir yang kini Yeongi rasakan, dia tetap membawa mobil dengan keadaan tenang dan aman. Tidak terlalu cepat ataupun lambat.

Taehyung tahu bahwa Yeongi sekarang membawa empat roda mobilnya ke rumah sakit Enkwang, salah satu rumah sakit terbaik di Korea, namun di tengah – tengah perjalanan Taehyung menginterupsi Yeongi, “Hyung, bawa noona ke rumah sakit jipyong saja.” Ucap Taehyung dari jok belakang yang kini tengah memegangi kakaknya.

“Kenapa?”

“Lebih dekat dan juga...” henti Taehyung ragu untuk melanjutkan kalimatnya.

“Dan juga apa? Cepat katakan Tae!” bentak Yeongi.

“Juga noona sudah sering berobat di sana.” Pasrah Taehyung.

“Apa?”


******


“Sebenarnya apa yang sedang terjadi Tae?” tanya Yeongi kepada Taehyung yang kini mereka berdua sudah duduk menunggu Yura di ruang ICU.

Taehyung diam. Hanya menggelengkan kepalanya lirih. Bingung akan berucap seperti apa, posisi Taehyung serba salah sekarang.

Terlihat sangat frustrasi, Yeongi tak tenang. Mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Meminta kepada Tuhan agar semuanya baik – baik saja.

Marah?

Iya. Yeongi marah, dia seperti orang bodoh sekarang. Benar – benar bodoh, “tolong katakan padaku Tae. Jangan membuatku terlihat seperti orang bodoh lebih dari ini.” Ucap Yeongi dengan penuh penekanan dikalimat terakhir.

Hyung, maaf.” Menunduk ke bawah melihat dua kakinya yang tertutup oleh sepatu selop berwarna coklat tua.

Suara Taehyung bergetar, Yeongi tahu, “Jangan menjadi laki – laki cengeng. Bersikaplah seperti laki – laki yang mampu mempertanggung jawabkan kesalahannya. Katakanlah.” Ucap Yeongi tegas.

“Sebenarnya noona memiliki riwayat penyakit meningitis.”

“Apa?” alis Yeongi berkerut, mulutnya sedikit terbuka dan membentuk huruf O. Yeongi bingung.

Noona...”

“Taehyung-ssi?” panggil dokter Han sebelum Taehyung melanjutkan kalimatnya.

“Iya?”

“Tolong ikut aku sebentar.” Ucap dokter Han, namun kala dirinya melihat seorang yang ikut berdiri karena ajakannya kepada Taehyung, dokter Han kembali bertanya, “Maaf? Siapa?” melihat ke arah Yeongi dengan tatapan bertanya.

“Oh, Anyeonghaseyo. Yeongi. Min Yeongi.” Ucap Yeongi mengulurkan tangannya kepada dokter Han.

“Suami noona.” Jelas Taehyung kepada dokter Han setelah melepaskan salaman antara dirinya dan juga Yeongi.

“Aaa, Apa?! Yura sudah menikah?!” sontak dokter Han menutup mulutnya sendiri karena sudah hampir berteriak.

Taehyung hanya mengangguk sebagai bentuk jawaban.

Setelah berjalan hampir dua menit menuju ruang kerja dokter Han, sekarang mereka duduk saling berhadapan yang hanya dipisahkan oleh persegi kayu mahoni dengan ukiran nama Han Myungso di kaca akrilik dengan menggunakan warna emas sebagai warna ukirannya.

“Aku tidak tahu akhir – akhir ini Yura memikirkan apa, tapi yang pasti hasil pemeriksaan mengatakan bahwa keadaan Yura semakin memburuk. Sepertinya Yura juga terlalu memaksakan diri untuk mengingat sesuatu sebelumnya dan hal itu juga bisa menjadi salah satu penyebab turunnya kondisi kesehatan Yura.

“Satu bulan ini intensitas Yura datang ke rumah sakit lebih sering dari pada biasanya.” Lanjutnya.

“Sebentar hyung...” ucapan Taehyung berhenti karena disela oleh Yeongi, “Hyung?” tanyanya.

“Oh iya. Aku lupa. Myungso hyung adalah teman Yura noona saat masa kuliah dulu.”

“Oke. Biar saya jelaskan. Saya teman Yura sejak kuliah. Dan anda adalah suami Yura, tapi bagaimana bisa? Dan kenapa Yura tidak memberitahu saya sama sekali?”

“Takdir, juga itu bukan urusan anda. Kembali kekeadaan Yura.” Ketus Yeongi.

Noona sering ke sini akhir – akhir ini?”

“Iya.”

“Dia tidak memberitahuku sama sekali.”

“Saat kutanya Yura hanya bilang bahwa kau sibuk dengan kuliahmu. Jadi, dia ke sini sendiri.

“Dari tiga pemeriksaan terakhir, aku sudah menyarankan Yura untuk dirawat di rumah sakit, tapi dia tetap kekeh dengan pendiriannya. Sebetulnya masih bisa melakukan rawat jalan, tapi ada efek samping yang mungkin terjadi, dan untungnya tadi Yura langsung dibawa ke rumah sakit, kalau tidak mungkin akan terjadi hal yang lebih buruk dari ini.” Jelas dokter Han kepada Taehyung dan Yeongi, meskipun Yeongi tidak mengerti sama sekali sekarang.

“Tolong jelaskan dari awal, sebenarnya Yura sakit apa?” tanyanya cemas.

“Saya kira anda sudah tahu.”

“Kalau sudah tahu, saya tidak akan bertanya.”

“Yura terkena meningitis. Meningitis adalah peradangan otak dan sumsum tulang belakang yang berpotensi menyebabkan kematian atau cacat dalam hitungan jam.

“Meningitis biasanya disebabkan oleh infeksi virus, tapi juga bakteri atau jamur dan non infeksi yang disebabkan oleh cidera kepala. Dan pada kasus Yura, penyakit ini disebabkan oleh cidera kepala karena kecelakaan yang pernah terjadi pada Yura yang juga menyebabkan Yura kehilangan banyak kenangan semasa dirinya masih anak – anak.

“Bersyukur karena ini bukanlah meningitis yang disebabkan oleh bakteri yang dapat mempercepat kematian atau menimbulkan cacat permanen. Sebenarnya hal ini sangat jarang terjadi pada orang dewasa, tapi ada kemungkinan bisa, dan Yura adalah salah satunya.”

“Kalau memang begitu, kenapa Yura tidak dirawat di rumah sakit sejak awal?” tanya Yeongi kemudian setelah dirinya mendengar penjelasan dari dokter Han.

“Masalah itu saya juga tidak tahu. Tapi, saya dari awal sudah menyarankan Yura untuk dirawat di rumah sakit supaya penyembuhannya bisa lebih cepat dan berprogres, namun Yura sendiri yang memilih untuk rawat jalan. Sebetulnya memang bisa sembuh hanya dengan rawat jalan, tapi membutuhkan waktu lebih lama dan menimbulkan efek samping. Salah satunya kejadian yang baru saja terjadi.”

“Bodoh.” Ucap Yeongi pelan.

The Truth 》MYG (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang