2 years later...
Jihoon ❤️
Aku di depan rumahmu
Turunlah
19.45Tanpa sadar, sebuah senyuman terlukis di wajah tampan Guanlin. Pria itu segera menutup buku dan tugas-tugasnya, melompat turun dari kasur, lalu melangkah pergi setelah menyambar jaket abu-abunya yang tergeletak begitu saja di atas sofa.
Ia menghentikan langkahnya saat matanya menangkap setoples lollipop yang terbalut bungkus berwarna merah jambu—rasa stroberi, menghela napas, lalu meraih permen itu dan memasukan satu ke dalam saku jaketnya sebelum melanjutkan langkahnya.
Jihoon pasti membutuhkannya.
Dan dengan itu, Ia melangkah menuruni tangga yang menuju ke ruang keluarga rumahnya seraya bersenandung—Strawberries and Cigarettes dari Troye Sivan. Lagu kesukaan Jihoon akhir-akhir ini, yang justru malah menular ke Guanlin saking seringnya pria itu memutar lagu itu di mobilnya.
"Guanlin? Mau kemana?"
Guanlin menghentikan langkahnya tepat pada anak tangga terakhir, dan mendapati Ayah dan Ibunya yang sedang duduk di sofa, menonton televisi—drama malam kesukaan Ibunya.
Ia berdeham pelan sebelum akhirnya mengulas sebuah senyuman. "Ah, aku baru ingat ada buku referensi untuk tugas yang belum aku beli" jawabnya, berbohong dengan tenang. "Jadi aku mau ke toko buku di dekat stasiun"
Ibunya mengernyitkan dahinya. "Selarut ini?" Tanyanya seraya melirik ke arah jam besar yang terpajang di sudut ruangan. "Nanti pulangnya bagaimana? Memangnya masih ada bis?"
"Memangnya seperlu itu, Guanlin?" Timpal Ayahnya.
"Uh- ya. Tugasnya dikumpulkan besok" jawab Guanlin. Ia mengulas sebuah senyuman ke arah kedua orang tuanya. "Dan aku pergi bersama Jihoon, Bu. Tenanglah"
Dan dengan itu, Ibu Guanlin—Irene menghela napas lega. "Baguslah. Kalau dengan Jihoon Ibu lega" ujarnya dengan senyuman di wajah cantiknya. "Beritahu Jihoon Ibu titip salam ya"
Ayahnya—Suho hanya menggelengkan kepalanya. "Kalian ini, kemana-mana pergi berdua" ujarnya, dengan nada meledek. "Jihoon itu tampan, kau juga tidak jelek. Daripada pergi berdua kemana-mana, mengapa tidak mencari kekasih saja? Ayah yakin banyak wanita yang mau denganmu atau Jihoon"
Guanlin hanya tertawa canggung sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya ke arah pintu depan, dan berteriak "Aku pergi dulu, Ayah, Ibu!" Sebelum akhirnya menutup pintu di belakangnya.
Ia dan Jihoon memang sudah berteman cukup lama—kedua orang tua Guanlin berteman akrab dengan orang tua Jihoon sejak mereka masih sama-sama berkuliah, jadi Guanlin dan Jihoon pun sudah mengenal dan berteman dengan satu sama lain sejak mereka kecil.
Hanya saja, ada satu hal yang sama sekali tidak diduga orang tua mereka.
Fakta bahwa Guanlin dan Jihoon sebenarnya berkencan.
Mereka sama sekali belum berani mengakui ini pada orang tua mereka. Hubungan sesama jenis bukan hal yang umum di negara ini, dan sungguh, baik Guanlin maupun Jihoon tak cukup berani membayangkan betapa kecewa atau marahnya orang tua mereka kalau sampai mereka tahu bahwa pertemanan Guanlin dan Jihoon yang awalnya hanya merupakan pertemanan biasa telah berubah menjadi perasaan terlarang yang dengan lancangnya tumbuh di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberries and Cigarettes
Fanfiction"I love you in spite of deep fears that the world would divide us, was it so hard to understand?" "No, but I'm not you. I can't just dance it off with you through this avalanche without that fear overpowering me" Dua tahun lalu, ketika telah berhasi...