ʻ dusk | h. shoyo

1.9K 260 2
                                    

Seorang gadis menyipitkan mata usai terbangun dari tidur istirahatnya, kala merasakan sinar hangat mentari sore yang melesak masuk ke jendela ruang kesehatan tempatnya berada kini.

[Surname] [Name] memosisikan tubuhnya untuk duduk, pening yang membuat kepala gadis itu terasa berat semenjak siang tadi, kini sudah menjadi agak mendingan. Memang keputusan untuk berbaring di ruang kesehatan adalah tepat, bagi [Name].

Gadis itu tiba-tiba mengejap saat irisnya menatap jam dinding. Ini sudah terlalu sore untuk masih berada di sekolah.

Hal pertama yang [Name] dapati di ruang kelas pada jam sesore ini, bukan hanya tasnya seorang diri saja, melainkan juga sesosok pemuda dengan rambut berwarna senada langit oranye.

Pemuda itu nampak serius memperhatikan catatan di bukunya, dengan guratan wajah yang terlihat frustrasi pula.

"Shoyo?"

Pemuda bernama Hinata Shoyo menoleh. Netranya membulat akan kehadiran sosok gadis yang masih bergeming di depan pintu kelas.

"Ah! [Name]-chan! Kau kembali!" sambut Hinata dengan senyuman cerah. [Name] melangkahkan kaki untuk menghampiri mejanya, yang saat ini sedang diduduki Hinata.

Gadis itu membuka suara untuk bertanya, "Apa yang kau lakukan di sini, Shoyo?"

"Kau tidak ada di kelas semenjak jam pelajaran setelah istirahat siang selesai. Tidak ada yang tahu kau ada dimana," jelas Hinata. Ia mulai menutup bukunya, lalu sambil memasukkan buku serta pulpen ke dalam tas miliknya, ia melanjutkan, "dan teleponmu juga tidak aktif. Kau tidak juga kembali hingga jam sekolah berakhir, karena itu aku memutuskan untuk menjaga tasmu hingga kau kembali."

[Name] tersentak. Ia merasa terharu juga bersalah secara bersamaan. Mengingat tadi dirinya melenggang ke ruang kesehatan begitu saja tanpa berpamitan pada siapapun, hingga melewatkan beberapa jam pelajaran yang telah berlangsung.

Apakah dirinya bisa dibilang membolos? Ya, tetapi saat itu yang gadis tersebut pikirkan hanyalah sesegera mungkin meredakan rasa peningnya dengan berbaring.

Yang tidak ia sangka adalah kepedulian teman oranyenya ini, hingga mau repot-repot menjaga tasnya hingga larut sore hari.

"Maaf dan juga terima kasih, Shoyo," ujar [Name] dengan menyunggingkan senyum lemah.

Hinata mengangguk. "Memang [Name]-chan habis darimana?"

"Ruang kesehatan."

"Eh, kau sakit? Ah, bibirmu pucat! Apa perlu kuteleponkan orang tuamu untuk menjemput?"

"Tidak, tidak perlu." Gadis itu menggelengkan kepala, "Hanya pening sedikit dan agak tidak enak badan. Sekarang sudah mendingan kok, karena tadi udah kelamaan tidur juga, hehe," terang [Name], berusaha untuk membuat pemuda di hadapannya tidak khawatir berlebihan.

Gadis itu mengambil tasnya yang ada di atas meja, "Terima kasih banyak ya, aku mau pulang. Ini sudah sangat sore."

"Sama-sama, [Name]-chan. Mau ke gerbang bareng?"

[Name] merasakan kakinya gontai untuk melangkah. Kenyataan bahwa meski kepalanya sudah tidak merasa berat, namun tidak dengan tubuhnya. Tubuh gadis itu masih terlalu lemas untuk digerakkan.

Ia mendengus, merutuki diri sendiri. Apa perlu ia memesan taksi untuk pulang?

Kring

"[Name]-chan!"

Sorakan dari arah belakang membuatnya merotasikan kepala.

Hinata Shoyo dengan sepeda dan semringah yang cerah, pemuda itu mengayuh cepat, menghampiri [Name] yang terdiam di jalanan.

"Shoyo?"

"Hei, kau masih tidak enak badan, 'kan? Jalanmu lemas begitu."

Gadis itu tidak bisa membantah. Sebagai jawaban, ia hanya bisa tersenyum.

"[Name]-chan, ayo naik. Aku antar kamu pulang!"

Hinata Shoyo, mungkin tanpa pemuda itu sadari, semangat, sifat, dan semua tingkahnya jauh lebih bersinar dari mentari di cakrawala. Senyumnya lebih hangat dari sorotan senja yang senada dengan warna rambutnya.

Dan dalam diam, untuk ke sekian kali, [Name] mengulas senyum di belakang bangku boncengan sepeda sang pemuda, dengan pipi yang bersemu merah. Oh, sepertinya gadis itu akan kembali meriang karena demam begitu sampai di rumah.

'Shoyo, kau memang selalu berlaku baik ke semua orang. Tapi kalau kau memperlakukan seorang gadis begini terus, jangan salahkan mereka yang pada akhirnya akan luluh.'

apasi pagi2 ngebaper wkwk

[07/04/2020]

a while ❥ haikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang