ʻ effort | k. shinsuke

2.7K 346 125
                                    

"Kalau dari deket, Kita-san makin terlihat ganteng."

Sederet kalimat tersebut membuat Kita Shinsuke menoleh. Dengan tetap berwajah datar, ia menatap bingung sosok gadis di sebelahnya. Kegiatan Shinsuke menjelaskan materi Fisika pada [Surname] [Name]  jadi terinterupsi.

[Name] senyum-senyum. Bisa memandangi senior yang dia kagumi dari jarak sedekat ini membuat kupu-kupu di perutnya berterbangan.

"Kita-san gak berniat cari pacar gitu? Padahal Kita-san sangat populer, lho."

Kening di dahi Shinsuke menampakkan guratan halus. Dia heran sang adik kelas mendadak melontarkan kalimat-kalimat yang membuatnya tak habis pikir.

"Kayaknya segini dulu belajarnya ya, [Surname]. Kamu kelihatan sudah lelah dan gak fokus. Bicaramu sampai ngelantur," kata pemuda itu seraya membereskan peralatan tulisnya. Dia melirik jendela perpustakaan, matahari di balik awan sudah terlihat akan bersembunyi kembali ke peraduan.

Gadis tersebut mendesah kecewa. Tapi hari sudah makin sore, otaknya sudah tidak sanggup lagi meresapi materi bimbingan yang dilakukan bersama sang senior. Awalnya dia tercerahkan dan antusias, demi persiapan ujian. Tidak bertahan lama. Hampir satu jam setelahnya, [Name] sudah jenuh dan memilih beralih memperhatikan sosok Shinsuke lamat-lamat.

"Mau pulang bersama, [Surname]?" Shinsuke beranjak dari tempatnya duduk. [Name] mengangguk semangat.

Beberapa saat selanjutnya, mereka berdua sudah berjalan di koridor meninggalkan ruang perpustakaan.

"Kita-san kok tidak menjawab pertanyaanku tadi?"

"Yang mana?"

"Pacar."

"Kenapa kamu tanya begitu?" Shinsuke masih tak habis pikir. Ia lalu terpekur. Pandangan tidak teralihkan dari koridor di depannya. Shinsuke lantas menghela napas pelan.

Sebenernya [Name] mungkin sudah bisa memperkirakan jawaban sang senior. Kentara sekali kapten tim voli laki-laki seperti dia bukan tipe yang begitu. Namun tetap saja, [Name] ingin mendengar jawabannya langsung.

Motif gadis itu cuma iseng, sih. Tapi siapa tahu berhadiah. Di dunia ini masih ada yang namanya harapan, 'kan?

Soalnya aku minat jadi pacar Kita-san kalau mau, hihi, batin [Name]. Senyum tipis tergurat di bibir ketika membayangkan hal tersebut.

Sudah lama sekali semenjak gadis itu mengagumi sosok Shinsuke. Jauh sebelum mereka berdua saling kenal. Bahkan sebelum [Name] memutuskan untuk bergabung jadi manajer di klub bola voli pria SMA Inarizaki tahun ini, dia hanya bisa mengagumi dalam diam tanpa mengetahui banyak tentang Kita Shinsuke.

"Bagiku lebih banyak yang harus diprioritaskan daripada merajut kisah asmara di sekolah." Shinsuke berujar lugas. [Name] tertohok, padahal jawaban seperti itu sudah terkira di otaknya. Tetap saja kalau didengar langsung jadi kagum plus ada nyelekit-nyelekitnya gitu.

Shinsuke lanjut berujar dengan mengalihkan topik, tak mau membahas lebih jauh perihal hal tersebut. "Oh ya, lusa ingatkan si Kembar sama Suna. Biar gak kabur lagi kayak tadi."

Gadis itu dalam hati bersyukur, sebab ketiga temannya yang kabur tidak  ikut bimbingan Fisika, jadi bisa memberinya momen berdua saja dengan Shinsuke. Bahkan pulang bareng! Asli, sepulang dari sekolah nanti, [Name] pasti histeris sendiri di kamar mengingat momen yang baru ia alami hari ini.

"[Surname]?"

Shinsuke menoleh, mendapati adik kelasnya itu melamun. Sang gadis mengejap.

a while ❥ haikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang