07

61 8 2
                                    

Eunra beranjak dari tidurnya saat mendengar ponselnya selalu berdering sedari tadi. "menganggu tidur siangku saja." ujarnya seraya mengangkat telepon tersebut

"noona, bagaimana kabarmu?" ucap seorang di seberang telepon

"kau? Jaemin? ah aku baik baik saja, bagaimana kabarmu? mengapa kau tidak datang saat acara pernikahanku hah? aku marah padamu." balas Eunra dengan mengerucutkan bibirnya saat teringat bahwa sepupunya itu tidak datang saat acara pernikahannya berlngsung

"mianhae noona, saat itu aku belum boleh pulang dari Amerika dan aku baru saja datang tadi pagi. Aku sangat merindukanmu noona apakah kau mau bertemu denganku?"

"aku-"

"TIDAK!" sela Jimin yang sedari tadi mendengarkan percakapan Eunra dengan Jaemin. Eunra menegang dan menatap Jimin yang sedang menatapnya tajam di pintu kamarnya.

"noona apakah itu suamimu?"

"noona?"

"bagaimana? kau mau tidak? ayo bertemu."

Sambungan telepon yang tadi terus berbunyi sekarang mati karena Eunra mematikannya. Ia takut dituduh oleh Jimin jika ia selingkuh darinya.

"Kau kira aku mengijinkanmu keluar? Jika kau keluar nanti kau malah mengadu pada keluargamu bahwa aku tidak memperlakukanmu dengan baik. Itu kan tujuanmu. Sekarang kau harus bersiap dan berdandan yang rapi. Aku menunggumu." Jimin meninggalkan Eunra yang masih mematung dan memikirkan mengapa Jimin mengajaknya pergi

Setelah Eunra selesai membersihkan diri, Eunra keluar dengan menggunakan baju yang setiap hari ia pakai. Baju yang simple dan menurutnya sangat nyaman. Eunra menghampiri Jimin yang duduk di ruang tengah dan sedang memainkan ponselnya. Jimin membulatkan matanya saat melihat Eunra didepannya. "hei, bergantilah baju yang lain. Apakah kau tidak memiliki baju yang sedikit terbuka?" ucap Jimin

"aku tidak-"

"dasar wanita miskin." potong Jimin lalu beranjak dari duduknya dan mengambil sesuatu di kamarnya

Emosi Jimin sudah diujung tanduk dengan perkataan Jimin baru saja. Ia memang wanita miskin tetapi apakah wanita miskin itu tidak bisa dihargai oleh seseorang? Tapi itu bukan masalah bagi Eunra, memang Jimin itu adalah orang yang tidak memiliki hati dan perasaan. Jimin mudah berkata yang menurut orang lain itu menyakiti seseorang. Baginya Jimin tidak boleh diatur siapapun.

"pakai ini." Jimin melempar sebuah dress berwarna merah maroon dari tangga

"jim bukankah ini terlalu terbuka?"

"pakai saja kau harus menurut padaku."

Eunra memasuki kamarnya dan berganti baju dengan dress merah maroon yang telah diberikan Jimin baru saja. Baju dengan atasan tanpa lengan dan paha yang sangat terlihat. "Baju ini sangat tidak nyaman"

Eunra keluar dengan baju itu dan menghampiri Jimin. Jimin sedikit terkejut dengan penampilan Eunra yang terlihat sexy. Cantik, bagi Jimin.

"Tebalkan sedikit riasanmu dan pakai sepatu ini." Jimin memberikan sepatu yang memiliki hak sangat tinggi dan Eunra pun segera memakainya. Sepatu dan dress yang ia pakai membuat dirinya sangat tidak nyaman. Eunra tidak terbiasa dengan pakaian seperti ini karena dia bukan Jalang.

Selama di mobil, Eunra terus memakai riasannya baginya riasan simple akan membuatnya sangat cantik daripada riasan yang menurutnya tebal dan membuat dirinya terlihat tua. Tetapi, Jimin selalu menegur Eunra jika riasan yang ia pakaikurang tebal. Jimin menyuruh Eunra memakai lipstik merah tebal dan itu membuat Eunra merasa dirinya seperti wanita menjijikkan.

Eunra sangat terkejut karena Jimin mengajaknya ke sebuah hotel. Jimin memiliki rumah yang mewah mengapa ia harus mengajak Eunra pergi ke hotel? Eunra merasa sangat khawatir dan takut.

"masuklah. Tunggu didalam aku akan membeli makanan ke supermarket." ucap Jimin lalu tersenyum tipid yang membuat Jimin semakin terlihat tampan.

"tapi jim."

"tidak apa apa. Tunggu aku sebentar." Jimin memainkan rambut Eunra dan meninggalkannya

Eunra merasa sangat curiga dengan tingkah laku Jimin yang menurutnya aneh. Jimin yang awalnya sangat dingin tetapi berubah sangat menggemaskan.

Eunra meletakkan tasnya pada sofa di kamar hotel tersebut dan sangat terejut saat melihat seorang pria yang duduk di kasur dan menyapa Eunra "Selamat datang Bae Eunra." pria itu tersenyum licik

Eunra berjalan mundur dan pria itu berjalan mendekati Eunra. Namun usaha Eunra gagal karena ia terjatuh di sofa dan membuat pria itu semakin nekat untuk menindih Eunra.

Eunra yang masih memakai sepatu berhak tinggi menendang perut pria tersebut. Apa maksud semua ini? Jimin menjualnya?

"Eunra aku Taeyong. Jimin menjualmu. Kau tidak bisa pergi dari sini Eunra." ujar pria yang bernama Taeyong tersebut seperti ia bisa membaca pikiran Eunra dan Taeyong menarik Eunra dan mendorong Eunra di ranjang

Eunra menangis, sungguh dia sangat takut sekarang. Apa yang harus ia lakukan sekarang apakah Eunra harus pasrah?

Eunra mendorong Taeyong dan Eunra berdiri. Eunra melihat ad vas bunga di atas nakas dan ia mengambilnya. "Jangan mendekat!" Eunra menodongkan vas bunga tersebut pada Taeyong

Taeyong hanya memberi respon smirk saja dan mendekat ke arah Eunra lagi dan mengusap bahu mulus Eunra.

Pyar!

Eunra memukul kepala Taeyong dengan vas bunga yang ia pegang hingga pecah. "Akh!" Taeyong memekik kesakitan dan mengusap kepalanya yang terasa sakit. Taeyong tidak berhenti untuk mendekat ke arah Eunra. Eunra mengambil serpihan vas bunga yang telah hancur.

"Sudah kubilang jangan mendekat!" teriak Eunra dan menangis ketakutan

Taeyong menarik tangan Eunra kasar namnun Eunra berhasil melepaskannya.

Eunra melepaskan sepatunya dan melemparkan tepat dikepala Taeyong dan mengenai matanya "sialan kau Eunra!"

Eunra menodongkan sepatunya yang satu lagi pada Taeyong. Dan saat Taeyong berada tepat di depan Eunra, Eunra memukul kepala Taeyong berkali kali dengan sepatunya dan Taeyong pun pingsan.

Eunra berusaha mencari kunci pintu kamar hotel. Dan Eunra berhasi menemukan kunci tersebut. Eunra keluar dari kamar tersebut dengan keadaan tidak beraturan, rambut berantakan, make up luntur, mata yang sembab, dan tidak memakai sepatu.

Eunra terus berlari, ia ingin pulang namun ia tidak tahu harus kemana. Eunra tidak memegang ponsel. Namun kali ini ia telah melihat taxi di sebrang jalan, tanpa babibu Eunra memasuki taxi tersebut dan melaju entah kemana tujuan Eunra saat ini.

Sementara Jimin yang berada di kamar berbeda dengan Ji Hye tersenyum licik "selamat menikmati Bae Eunra."



-To be Continued-

Bad Boy [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang