Berpikir Optimal

31 3 2
                                    

"Berpikir optimal mendorong untuk Anda selalu melakukan yang terbaik dalam kondisi sesulit apapun"


Berpikir optimal mendorong Anda untuk selalu menjadi yang terbaik pada setiap waktu. Berpikir optimal bukan mendorong Anda berkompetensi dengan orang lain. Sebaiknya, Anda di dorong berkompetensi untuk mengalahkan ego Anda sendiri untuk kondisi sulit, Anda terdorong untuk mencari solusi dan keluar sebagai pemimpi yang tidak pantang menyerah. Yang ada hanyalah berfokus untuk melakukan yang terbaik dalam mewujudkan impian. Dengan berpikir optimal, Anda tidak akan mengenal kata menyeraha. Orang yang berpikir optimal akan mengatakan :


" Saya harus keluar dari permasalahan ini; Saya melakukan yang terbaik; Langkah terbaik apa yang harus saya lakukanuntuk kondisi ini ? ; Kapan waktu terbaik untuk melakukannya? "


Berpikir optimal akan menta mental dalam berpikir serta membangun kearifan Anda dalam bertindak. Ketika menghadapi suatu permasalahan, Anda akan bertindak responsive daripada reaktif. Yang dimaksud tindakan responsive adalah menindaklanjuti sesuatu yang terbaik dengan penuh tanggung jawab. Sedangkan bertindak Reaktif adalah menindaklanjuti sesuatu dengan emosi tanpa disertai tanggung jawab. Ada dua cerita terkait hal ini :

Cerita pertama :

Membaca pesan elektronik tegurandari managernya atas kesalahan membuat laporan, Santi merasa sedih, Air matanya meleleh. "Aku memang tidak becus, ini membuat ku malu. Aku memang bodoh" gumamnya. Hari itu juga ia memutuskan bertemu dengan managernya. Teguran itu membuat Santi murung seharian di kantor dan kehilangan semangat kerja. Esoknya, ia enggan masuk kerja dengan alasan sakit"

Cerita kedua :

Membaca pesan elektronik teguran dari managernya atas kesalahan membuat laporan, Santi mengecek kembali laporannya, "Saya harus memperbaiki kesalahan ini" gumamnya dalam hati, lalu menunju keruangan managernya "Saya mohon maaf pak, atas keteledoran saya. Bagaimana jika saya perbaiki laporan ini pak? Santi melihat managernya tersenyum, tanda setuju. Ia merasa dirinya memiliki kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

Apa perbedaan yang paling mencolok antara kedua cerita tersebut ? (Please give your comment )

Cerita pertama menunjukan sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, dan tidak bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahannya, malah cenderung memikirkan kekcewaan daripada mencari jalan keluar untuk menyelesaikannya. Santi menghindar dari manager dan tidak masuk kantor keesokan harinya.

Sementara itu, Cerita kedua menunjukan sikap bertanggung jawab, meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat, lalu berusaha memperbaikinya. Itulah yang dimaksud berpikir secara optimal.

.

.

.

Adakah cerita yang bisa menjadi contoh kita dalam sehari-hari ? (Please give your comment ) Supaya kita disini dapat belajar dari kesalahan kecil, dan apa permasalahan yang belum mendapatkan jalan keluarnya. 

IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang